Extra Part!

16.6K 760 35
                                    

{Happy Reading}

Haii, disini aku mau kasih extra part, lebih tepatnya spesial part. Whay? Aku rasa kalian belum puas sama ending nya, tapi di chapter 60 itu bener bener ending yha.

Di chapter ini aku buat spesial tentang Nasya dan gus Afnan tentunya tidak dengan Afsya,aku berusaha buat bikin chapter baper, tapi jujur aku sama sekali gak bisa buat part baper because aku juga gak terlalu suka gus Afnan bucin wkwk.

Semoga suka sama spesial part ini, jangan lupa kasih vote dan komen sebanyak banyaknya hehe.

Dengan perhalan matanya mengerjap menyesuaikan silauan cahaya yang menerobos masuk ke dalam indra penglihatnya, sempurna.

Bola mata coklat itu kini terbuka dengan sempurna, mendongak ke arah bawah dan tersenyum mendapati seorang wanita yang masih tertidur pulas tanpa sehelai benang yang menutupi tubuhnya.

Mengingat hal itu membuat gus Afnan tersenyum salting, dipeluknya tubuh istri yang masih tertidur pulas di dada bidangnya.

Sial!

Tak payah dijelaskan, gus Afnan candu dengan wajah damai istrinya, candu dengan--arkhh! Sungguh jika dijelaskan dirinya tidak akan pernah rela.

"Khumaira"

Suara berat itu membuat siapa saja yang mendengarnya menggigit jarinya kuat kuat, sayangnya disini hanya ada dua insan yang terbaring dengan gulungan selimut ditubuh keduanya.

Diliriknya jam yang masih pukul dua pagi, ia mengusap usap lembut rambut hitam yang menutupi wajah damai istrinya.

"Sayang"

Terdengar lenguhan yang berasal dari wanita yang masih berada didekapannya, ia membuka perlahan matanya dan melihat objek yang pertama ia lihat.

Pipinya memanas melihat gus Afnan yang tersenyum nakal padanya, sungguh dirinya menyesal telah membuka matanya, tolong siapapun bantu aku!

Gus Afnan masih mempertahankan senyumannya, tidak ada niat dalam hatinya untuk beranjak dari kasur, masih menahan matanya agar tidak berkedip menatap wajah Nasya.

"g-gus"

Nasya mencoba menjauhkan dirinya dari gus Afnan, ia merasakan sesuatu dibawah sana yang bergerak, sungguh pikirannya traveling jika merasakan sentuhan itu .

"Gus Afnan.. "rengeknya ketika gus Afnan dengan jailnya mengusap punggung polos itu.

"Dalem sayang"

Nasya menggigit dalam dalam bawah bibirnya, sungguh suara gus Afnan menggoda imannya, ia mencoba melepaskan rengkuhan gus Afnan.

Gus Afnan menekan dagu Nasya agar istrinya itu tidak menggigit bibirnya "Jangan di gigit"

Suara gua Afnan bagai bisikan syahdu yang bisa membuat siapa saja yang mendengarnya ingin terus mendengarnya, Nasya kembali memejamkan matanya menghindari tatapan gus Afnan.

"Hey, kenapa tutup mata dulu hm? "bisik gus Afnan tepat ditelinga Nasya.

Nasya kembali membuka matanya,ia menatap manik coklat gus Afnan "Ngantuk"

Gus Afnan terkekeh "Bohong, aku tau kamu gak bisa tidur lagi, jika begitu ayo kita lanjutkan "

"Ayo lanjutkan? "ulang Nasya

"Jangan pura pura tidak mengetahui nya sayang,aku tau kamu pun sama sama menginginkan nya bukan? "

Nasya menggeleng pelan "Nakal! Mending kita sholat, pahalanya lebih gede"

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang