Chapter 56

10.2K 698 84
                                    

{Happy Reading}

Tau gak sih pas di chapter lagi sedih sedihnya? Nah dari situ sy mau bikin end sad, tapi banyak yang komen pengen happy end,udah dong yha sy lanjutin chapternya,niatnya mau smpe 50 chapter aja,tapi demi kalian sy wujudin happy end [Kalo gak khilaf] .

Arga dan Abraham menatap menggoda Nasya dan gus Afnan, kedua lelaki itu tak pernah mengalihkan padangannya sedari tadi.

Nasya yang jengah ditatap seperti itu akhirnya pergi meninggalkan ruangan gus Afnan,ia akan duduk diluar bersama kyai Khazem, Adiba,dan Aisya.

Sedangkan gus Afnan menghela napas pelan "Jangan tatap saya seperti itu ayah, Arga"

Arga terkekeh "Ck! Aesthetic banget ya jatuhnya"

"Mana pake pandang pandangan, kalo ayah dan Arga tidak masuk pasti tidak akan bangun"imbuh Abraham

Memang, saat Nasya terjatuh di atas tubuh gus Afnan ia tak langsung berdiri, ditatapnya dalam dalam manik coklat gus Afnan.

Momen itu harus hancur akibat kedatangan Abraham dan Arga, Arga dengan sigap membantu mereka untuk bangun dari jatuhnya.

"Kaki masih sakit? "tanya Arga

Gus Afnan mengangguk "Kaki saya sangat kaku, mungkin setelah saya pulang dari sini saya akan melakukan terapi"

"Afnan"panggil Abraham

"Iya? "

Abraham berdiri dari duduknya, ia mendekat ke arah gus Afnan. Ditepuknya pelan bahu gus Afnan "Hubungan kamu dan Nasya sudah membaik, ayah tolong jangan kecewakan putri ayah lagi, jika sampai terjadi saya tidak akan segan segan untuk menjauhkan kalian berdua "

Gus Afnan menunduk "Maaf yah, Afnan janji tidak akan mengecewakan Nasya"

"Jangan berjanji, manusia bisa saja khilaf, ayah hanya ingin kamu membuktikan ucapanmu"

"Benar kata ayah saya, jika kamu lagi dan lagi sakitin adik saya! Saya sendiri yang akan memisahkan kalian!"sahut Arga

Arga ikut berdiri dan mendekat ke arah gus Afnan "Tolong jangan sakitin adik saya lagi! "tekan Arga

"Maaf"

Hanya kata 'maaf' yang mampu gus Afnan ucapkan saat ini, ia merasa dirinya sangat berdosa karena selalu menyakiti hati istrinya.
Gus Afnan merapalkan do'a ampunan didalam hatinya, ia sellau meminta ampun kepada Allah untuk perbuatannya.

"Dimana Nasya? "

"Ada diluar, kalo bergitu saya dan ayah akan keluar nanti saya suruh Nasya yang menjaga kamu,assalamualaikum"

"wa'alaikumussalam"

Setelah kepergian Arga dan Abraham, gus Afnan memilih memejamkan matanya, kakinya terasa cukup sakit karena terbentur lantai saat ia jatuh, ia memijat pelipisnya pelan.

"Mau sya pijitin? "

Gus Afnan membuka matanya, ia tersenyum ketika melihat Nasya yang kini berada dihapadannya tanpa membawa Afsya.

"Sini, sya pijetin kakinya,kaki atau pelipis? "

"Tidak usah,sini duduk"ucap.gus Afnan seraya menepuk sisi brankar.

Nasya mengangguk, ia duduk ditepi brankar, tangannya bergerak untuk memjitak satu persatu kaki gus Afnan.

Gus Afnan menggentikan aktivitas Nasya yang tengah memjitanya, ia mengambil tangan Nasya untuk ia genggam.

Nasya menaikan alisnya sebelah bertanda bertanya ada apa.

"Maaf"

Dahinya mengernyit bingung "Maaf? Buat apa? "

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang