Chapter 28

13.6K 839 3
                                    

{Happy Reading}

Gus Afnan dan Nasya sudah kembali ke pasantren dua jam yang lalu, sekarang keduanya berada didalam kamar.

Gus Afnan terus memperhatikan Nasya yang tengah duduk di depan cermin. Istrinya itu tengah membersihkan wajahnya dengan skincare yang ia pernah belikan.

Nasya menatap suaminya dari cermin. Ia mengangkat alisnya sebelah seolah bertanya ada apa?

Gus Afnan mendekat ia peluk leher Nasya dari belakang.

"Kenapa gus? "

Gus Afnan menghela napas lelah, istrinya ini selalu menyebutnya gus! Mungkin ia belum terbiasa.

"Gus lagi,gus lagi"

Nasya menyengir kuda "Maaf ya, aku gak biasa "

"Tidak papa, tidak usah memaksakan juga panggil senyamannya kamu saja"

Nasya mengangguk, ia bediri dari kursi dan menghadap gus Afnan.

Tangannya ia lingkarkan pada pinggang gus Afnan "Tidak mengajar gus? "

"Nanti, agak siangan"

Nasya memeluk suaminya erat, ia memiliki firasat yang tak baik akan terjadi pada rumah tangganya. Dan semoga saja itu hanya firasat angin belaka

"Kenapa hm? "

Nasya mendongak, ia tatap mata coklat gus Afnan "Gus ingat tidak waktu dirumah bunda, aku minta beliin martabak?"

"Iya, terus? "

Nasya menceritakan obrolannya dengan bunda Aisya tentang kehamilan.

Masih ingatkan?lihat chapter 27!

Gus Afnan mendengarkan dengan saksama, sesekali ia tersenyum tipis mendengar ucapan polos istrinya itu.

"Gitu gus, masa bunda ngiranya aku minta martabak ngidam"

"Terus kenapa nada bicara nya sedih? "

"Nasya sedih sampe sekarang Allah belum menitipkan malaikat kecil diperut Nasya.

Gus Afnan melongo mendengar ucapan istrinya, belum menitipkan? Bahkan ia belum melakukan sunah rosull itu!

"Tidak papa kita baru menikah beberapa minggu yang lalu lagian kan kita belum pernah berusaha"

Nasya mendongak, bola matanya melotot, ia ingat sekarang!

Nasya menyengir kuda "Hehe iya ya, Nasya kan belum praktik kitab fathul izar sama gus Afnan"

Gus Afnan tertawa terbahak bahak mendengar ucapan istrinya "Jadi mau kapan nih? "goda gus Afnan

"Malam aja gimana? "ucapan itu terasa tantangan bagi gus Afnan

Nasya tersadar, ia menggeplak mulutnya yang lepas kontrol itu. Ia melihat gus Afnan yang tersenyum smirk.

"Gimana kalo sekarang aja khumaira? "

Nasya meneguk salivanya susah payah, tatapan gus Afnan mematikan.

"Eh gus! Gus kan harus mengajar sana pergi! "

"Lain kali bisa, sekarang kita mencari pahala dulu"

Gus Afnan mendekat

Semakin mendekat...

Mendekat...

Dan.... Hap tubuh tegapnya mengukung Nasya ditembok!

"G-gus? "ucap Nasya panik

Gus Afnan menunjukkan senyum smirknya, dalam hati ia tahan agar tidak tertawa melihat ekspresi panik+takut istrinya.

Wajahnya ia dekatkan pada wajah Nasya, reflek Nasya memejamkan matanya guna menghindari tatapan gus Afnan.

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang