Part 12

4.5K 302 4
                                    

Minggu pagi, rumah Rama yang biasanya sepi, pagi itu terjadi sedikit kehebohan. Tiba-tiba saja pagi-pagi sekali Wahyudi dan Laksmi, orang tua Rama, datang berkunjung ke rumah anaknya itu. Wajar saja jika mereka terkejut saat mendapati di rumah anaknya ada seorang wanita dan juga seorang remaja yang duduk bersama dan menikmati sarapan bersama. Belum lagi dengan tampilan baju tidur piyama yang sama. Membuat Laksmi, seketika histeris.

Saat ini di ruang tengah, Rama dan Nadia tengah berhadapan langsung dengan Wahyudi dan Laksmi. Keduanya persis seperti seorang maling yang ketahuan mencuri. Tertunduk malu. Sementara, Mikey dan Silla diminta untuk mengungsi sejenak saat kedua orang tua mereka disidang. Berdua, Mikey dan Silla mengungsi ke teras depan.

"Benar begitu kejadiannya? Tidak lebih?" Laksmi dengan mata yang tajam melihat ke arah Rama dan juga Nadia. Pertanyaan itu langsung terlontar dari Laksmi setelah mati-matian Rama menjelaskan tentang bagaimana Nadia dan Mikey ada di rumahnya. Rama kemudian juga menjelaskan siapa itu Nadia dan Mikey.

"Beneran mah.. Kami gak ada ngelakuin apa-apa. Ini tuh murni karena Silla yang tiba-tiba aja gak bisa lepas dari Nadia, mah.."

"Ram, udahlah.. Kamu sama papa tuh sama-sama laki-laki. Papa tahu bagaimana kalau udah laki sama perempuan sedewasa kalian tinggal serumah" Perkataan Wahyudi seolah memojokkan Rama.

"Astaga pah.. Kemarin malam itu Nadia tidurnya sama Silla, Rama tidurnya sama Mikey. Percaya Rama pa.. Gak ada kejadian apa-apa kemarin malam" Rama sedikit frustasi dengan kedua orang tuanya yang terus memojokkanya.

"Nadia, bener apa yang dikatakan Rama? Kalian gak ngelakuin apa-apa tadi malam?" Laksmi kembali bertanya, tapi kini tertuju ke Nadia.

"Benar kok bu. Yang dibilang mas Rama itu bener. Saya dan anak saya cuman numpang tidur aja kok bu" Nadia berkata dengan sedikit takut.

Laksmi mendesah pelan. Dia lantas menatap Wahyudi. Kedua orang tua itu saling balas tatapan mata.

"Yaaahhh... Kalian kok gak ngapa-ngapain sih?... " Laksmi berkata dengan nada kecewa. Mendengar dan melihat bagaimana respon Laksmi sekarang membuat Rama dan Nadia bingung seketika. Sekarang, giliran Rama dan Nadia yang saling pandang dalam kebingungan.

"Harusnya tuh kalian kan udah ngelakuinnya. Mana di rumah sendiri pula. Gak mungkin digrebek hansip juga kan?" Wahyudi kini bersuara. Nada bicaranya juga sama kecewanya dengan nada bicara Laksmi.

"Ini maksudnya mama sama papa gimana sih?" Rama mengacak rambutnya bingung melihat tingkah ajaib kedua orang tuanya.

"Eh, apa mungkin ya anak kita jadi gak normal, pah? Masak iya, ada wanita cantik kayak gini dianggurin aja?" Bukannya menjawab pertanyaan Rama, Laksmi malah mengajukan pertanyaan aneh ke Wahyudi. Suamianya itu hanya mengedikkan bahunya saja.

"Ma...." Rama mencoba menyela, tapi tampaknya sia-sia saja.

"Udah, kalian nikah aja gimana?" Tembakan pertanyaan Wahyudi membuat wajah Rama langsung merah padam. Tentu dia tidak akan menolak menikahi Nadia. Memang itulah tujuannya selama ini mendekati Nadia, tapi juga tidak dengan cara seperti ini. Bagaiamana perasaan Nadia kepadanya saja dia tidak tahu.

"Nadia, mau ya jadi mantunya mama? Mama sih gak masalah kok status kamu yang... hm... janda.. Beneran gak masalah. Mau ya jadi istrinya Rama? Rama tuh bujangan rasa duda lho.." Laksmi malah sekarang melamar Nadia secara tidak langsung.

"Eh.. Kok.. Hm... " Nadia bingung sendiri mau menjawab bagaimana.

"Udah ma, biarin aja dulu mereka deketan dulu. Kayaknya sih emang anak kita yang lemot. Gak bisa gerak cepet gitu" Wahyudi sekarang yang bicara dan hanya diangguki oleh Laksmi.

"Hm.. Gitu ya pah? Oke, kita pulang aja. Kita biarin aja mereka. Kali aja habis kita pulang, Rama jadi bisa gitu-gituan"

Selesai berkata itu mereka langsung pulang meninggalkan Nadia dan juga Rama yang masih kebingungan. Saat sampai di teras dan melihat Mikey yang bermain lempar bola dengan Silla, Wahyudi lantas menghampiri mereka.

"kakek pulang dulu ya. Eh, gimana kalau kalian berdua ikut aja ke rumah kakek. Nanti kita bisa main di sana sampai puas?"

"Pah... Udah ya... Gak usah mulai lagi" Tampaknya Rama sudah tahu apa yang ada di otak Wahyudi.

"Ya udah kalo gitu, yuk mah pulang aja" Lantas kedua pasutri itu meninggalkan rumah Rama dan menyisakan kecanggungan diantara Rama dan Nadia. Sementara, Mikey malah bersorak dalam hatinya. Tampaknya rencananya akan mulus. Bahkan seperti di jalan tol yang mulus tanpa hambatan. Secara tidak langsung sikap orang tua Rama sudah menunjukkan persetujuan mereka jika memang Rama melanjutkan hubungan dengan Nadia ke arah yang lebih serius.

Sepeninggal kedua orang tua Rama, suasana berubah menjadi sedikit canggung. Rama tampak sangat berhati hati dalam berbicara dan bertindak. Mikey menjadi gemas sendiri melihat Rama yang serba canggung kepada bundanya.

"Hm.. Maaf ya tadi sikap orang tua saya mungkin berlebihan. Hm.. Mohon jangan dimasukkan ke hati ya?" Rama akhirnya memberanikan diri untuk membuka percakapan diantara mereka sekaligus meminta maaf atas sikap mereka yang mungkin membuat Nadia menjadi tidak nyaman.

"Gak apa-apa mas. Wajar kalau orang tua bersikap seperti itu. Saya cukup tahu kok" Mendengar apa dikatakan oleh Anggun membuat Rama menjadi lega.

"Hm.. Ini seandainya ya. Cuman seadainya saja. Hm.. Gini.. Hm.. Gimana kalau saya ingin mewujudkan keinginan orang tua saya tadi? Hm.. Tapi ini Cuma seandainya saja ya?" Rama sedikit nekat dengan mengungkapkan perasaannya, walaupun secara tidak langsung.

Nadia sadar sepenuhnya maksud dan arah ucapan dari Rama. Dia tidak ingin egois. Sekarang, yang jadi prioritas di hidupnya adalah Mikey. Dia tidak bisa memutuskannya sendiri.

"Hm.. Kalau maksudnya mas Rama pengen kita lebih jauh, saya mungkin akan nanya Mikey dulu. Bagaimanapun sekarang, hanya dia yang saya punya."

GLODAK.. BRUGH...

Ternyata Mikey dan Silla mengintip sekaligus menguping omongan kedua orang tua mereka. Saat ini, tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja mereka berdua terjatuh dan menimbulkan suara gaduh. Sontak saja pandangan Rama dan Nadia tertuju pada Mikey dan Silla yang terjatuh di lantai.

"Eh, lanjutin aja ngobrolnya... Maap udah gangguin.. Hehehe... " Mikey langsung salah tingkah saat mendapat tatapan penuh tanya dari Nadia dan Rama.

"Hm... Bunda... Kayaknya Mikey gak masalah deh kalo om dokter ini beneran jadi papa-nya Mikey"

Setelah berkata demikian, Mikey langsung bangkit dari posisi jatuhnya lalu menggendong Silla dan dengan berjalan sedikit cepat ke arah lain di rumah Rama, kembali membiarkan Rama dan Nadia untuk menyelesaikan perbincangan mereka.

Berbagi Hati (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang