Gelak tawa dan celotehan riang dari Rama, Nadia, Mikey dan Silla masih terus berlanjut di rumah Wahyudi. Nadia dan Mikey tidak punya pilihan dan alasan untuk menolak kemauan Wahyudi dan Laksmi. Lagipula, tidak ada masalah sebenarnya dengan Nadia dan Mikey karena besok adalah hari minggu, sehingga mereka libur dari aktivitas harian mereka. Tentu saja Rama sangat senang dengan keputusan Nadia dan Mikey. Dia bisa lebih dekat lagi dengan Nadia dan juga Mikey. Silla yang biasanya hanya sendirian saja, sekarang dia bisa bermain dengan puas dengan Mikey. Wahyudi dan Laksmi juga tentu senang. Rumah mereka yang sepi mendadak menjadi ramai dengan adanya Nadia dan Mikey.
Minggu pagi hari, Nadia sudah berada di dapur. Berdua dengan Laksmi mereka sedang mempersiapkan makanan untuk hari ini. Sengaja mereka hanya memasak untuk makan pagi saja. Itupun mereka hanya memasak nasi goreng dan ayam goreng saja. Siang hari, mereka berencana untuk bermain di water park sekaligus makan siang di resto yang sudah dipesan oleh Rama.
"Ini sudah selesai semua ya mah. Nadia taruh di meja makan saja ya mah" Laksmi meminta Nadia untuk memanggilnya dengan mama dan Wahyudi dengan sebutan papa. Laksmi beralasan kalau tidak lama lagi dia juga akan menjadi menantunya.
"Iya, tolong ya dibawa ke sana. Mama mau bangunin papa sama Rama. Mereka tuh kalau minggu gini suka ngebo. Bangunnya siang" Jawab Laksmi ringan dan diikuti anggukan kepala dari Nadia.
"Nadia juga harus bangunin Mikey. Biasanya juga bangun pagi, tapi kok belum bagun juga ya anak itu?"
"Mungkin aja kecapekan. Kemarin kan keliling mall sambil gendongin Silla. Capek pastinya. Ya udah, habis naruh nasi gorengnya, bangunin Mikey ya. Kita sarapan bareng-bareng"
Nadia mengangguk dan segera menyelesaikan apa yang diminta Laksmi. Sejujurnya, hatinya menghangat saat Wahyudi dan Laksmi memintanya memanggil papa dan mama. Seolah saja dia kini kembali memiliki orang tua lagi. Nadia juga kaget karena penerimaan dari Wahyudi dan Laksmi.
Masuk ke kamar tamu yang kemarin malam ditempati Nadia dan Mikey, Nadia dikejutkan dengan Mikey yang menutup hampir sebagian tubuhnya dengan selimut tebal. Posisi tidur Mikey yang cenderung meringkuk juga membuat Nadia sedikit mengerutkan keningnya. Biasanya, jika kondisi badan Mikey tidak sehat, akan berperilaku seperti itu.
"Mikey, bangun bentaran. Belum makan kan? Yuk bangun dulu" Nadia menepuk kaki Mikey pelan. Tidak ada respon dari Mikey. Nadia lebih mendekat bermaksud hendak menepuk pipi Mikey tapi malah merasakan suhu hangat dari tubuh Mikey.
"Lho kok badan kamu hangat gini? Demam ya?" Nadia sedikit panik. Di lalu duduk di samping Mikey.
"Iya bun.. Mungkin masuk angin" Mikey memaksa membuka matanya dan menyandarkan dirinya.
"Bun, bawa minyak kayu putih kan? Kerokin Mikey aja ya bun"
"Yuk bangun dulu, cuci muka sama sikat gigi. Trus habis itu bunda kerokin" Nadia berkata sambil menarik Mikey untuk bangun dari tidurnya. Dia lalu menuntun Mikey sampai di kamar mandi dan membiarkan Mikey untuk mencuci muka dan menyikat giginya.
Selang beberapa waktu, Mikey keluar dari kamar mandi. Dia lantas menghampiri Nadia dan merebahkan dirinya di kasur dengan posisi tengkurap. Nadia lalu membalur punggung Mikey dengan minyak kayu putih lalu kemudian menggesekkan uang koin di pungung Mikey.
TOK.. TOK.. TOK...
CEKLEK...
Pintu kamar terbuka dan nampaklah Rama di ambang pintu. Pandangan Rama langsung tertuju pada Nadia dan Mikey.
"Kalian ngapain? Mikey kanapa kok sampe kerokan kayak gitu?" Rama langsung melangkah masuk. Tujuannya ke kamar adalah untuk mengajak Nadia dan Mikey sarapan bersama.
"Mikey masuk angin mas. Seharian kemarin kan dia ada di AC terus. Emang gak bisa kalau seharian penuh di tempat AC"
"Oalah... Nanti papa bawain aja ya makananya ke sini. Mau makan di kamar aja?" Rama memberikan tawarannya.
"Kalau gak enak badan atau ngerasain masuk angin, jangan kerokan. Cukup dibalurkan aja minyak kayu putihnya. Kalau kerokan, malah berisiko perdarahan dalam. Sekarang minum minum anget trus habis itu sarapan ya. Mau ke bawah sarapan bareng atau di sini aja?" Rama sekali lagi memberikan tawaran ke Mikey, tapi Mikey langsung menggeleng pelan.
"Gak usah pah, Mikey makan aja bareng-bareng" Bergegas Mikey minta Nadia menyelesaikan aktivitas kerokannya. Segera Mikey bangun dan langsung memakai kaosnya kembali.
Ketiganya kini melangkah menuju ruang makan dan bergabung dengan Wahyudi, Laksmi, dan Silla yang sudah duduk dan menunggu mereka.
"Maaf ya udah nungguin. Tadi harus kerokin Mikey dulu. Kayaknya dia masuk angin" Nadia merasa tidak enak karena sudah membuat Wahyudi dan Laksmi menunggu.
"Lho, kamu sakit Mikey? Rama, itu Mikey sakit..." Laksmi langsung panik saat mendengar Mikey tidak enak badan.
"Mikey mungkin cuman kecapekan aja mah. Kemarin kan seharian kita keliling mall. Trus juga kayaknya Mikey gak bisa kalau seharian ada di ruang AC terus" Rama menjelaskan
"Kakak sakit? Ya udah, kita gak usah ke water park. Kita main aja di rumah" Giliran Silla yang berbicara.
Rencana awal dimana sesudah makan mereka akan pergi bermain ke wisata water park tampaknya akan gagal. Mereka memilih untuk di rumah saja, menghabiskan waktu bersama dengan berbincang santai di ruang tengah. Saling bertukar informasi yang mungkin masih belum tahu diantara Nadia dan Rama.
Mikey dan Silla menghabiskan waktunya dengan bermain bersama. Lebih tepatnya Mikey menjadi pendengar setia saat Silla dengan ocehannya memperkenalkan satu per satu boneka barbie yang menjadi koleksinya. Satu hal yang aneh, Mikey adalah tipe anak yang sangat menyukai aktivitas outdoor dan olahraga selayaknya anak lelaki pada umumnya. Biasanya dia tidak akan betah jika hari libur seperti ini hanya berdiam diri di rumah saja.Tapi sekarang, entah mengapa, dia bisa anteng mendengar celotehan-celotehan random dari Silla. Bahkan Mikey tampak menikmati aktivitasnya sekarang. Mungkin karena dia sudah lama hidup berdua saja dengan Nadia, dan sekarang dia bisa merasakan bagaimana mempunyai adik, maka Mikey sangat menikmati waktu ini.
Perasaan Nadia dan Mikey benar-benar menghangat. Seolah sekarang mereka menemukan keluarga yang utuh. Keluarga yang saling mendukung satu dengan lainnya. Nadia sangat bersyukur karena mungkin keputusannya untuk menerima Rama adalah keputusan yang tepat. Setelah sekian lama dia berjuang sendirian, sudah saatnya dia dan Mikey bisa merasakan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Hati (Tamat)
General FictionSaat tidak ada yang mempercayai. Saat semua ditimpakan tanpa bisa bersuara. Saat semuanya nampak sudah usai, Tapi.... Bagaimana jika dia kembali? Bagaimana jika yang sebenarnya terkuak? dan, Bagaimana jika harus berbagi hati? Cover by Canva