Mikey's First Day in Campus

3.6K 150 1
                                    

Senyum Mikey langsung mengembang. Dia kini berdiri tepat di depan satu gedung berlantai tujuh. Dengan langkah kaki yang mantap, dia memasuki gedung bernuansa modern dan minimalis tersebut. Dia tidak sendiri. Beberapa anak seusianya juga terlihat akan memasuki gedung itu.

Mikey berjalan santai melewati koridor kampusnya. Jam di tangannya masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Hari itu, Mikey ada kelas pagi jam delapan. Sengaja Mikey datang satu jam lebih awal karena dia sama sekali tidak tahu lokasi kelas di kampusnya itu.

"Ini kelas A.217 mana sih? Kalau dari namanya kayaknya ada di lantai dua. Cuman, gedung A itu yang mana? Mana gak ada namanya lagi. Trus gimana gue tahu yang mana gedung A, Gedung B, Gedung C?" Mikey terus saja mendumel sendirian. Dia benar-benar tidak tahu harus menuju kemana. Kepalanya sejak tadi menengok kanan kiri mencari ruang kuliahnya.

"Isshh... Ini nih kalau gak ikut orientasi kampus. Lagian nih si papa lebay banget. Bisa aja kan Mikey ikutan, orang udah keluar juga dari rumah sakit juga. Trus kalau kayak gini harus nanya kemana? Lagian nih kampus segedhe gini masak gak ada satpam buat ditanyain gitu" Mikey masih terus mendumel. Bibirnya mengerucut, persis anak kecil yang sedang kesal.

Langkah kakinya berhenti saat di satu ruang yang bertuliskan "PERPUSTAKAAN". Dia memutuskan untuk masuk dan menanyakan pada petugas perpustakaan. Tidak mungkin kalau perpustakaan itu tidak ada petugasnya sama sekali. Belum sampai Mikey masuk ke ruang itu, matanya menangkap seorang yang sepertinya mahasiswa juga. Dia duduk di salah satu sofa sambil tangannya memainkan gadget. Sesekali pemuda itu seperti ingin berteriak namun langsung dia tahan.

"Hm.. Eh, kak, sorry ganggu. Ehm, mau nanya bentar" Ujar Mikey kikuk. Dia sebenarnya tidak enak karena udah mengganggu pemuda itu. Pemuda itu langsung mendongakkan kepalanya. Dia memicingkan matanya menatap Mikey dengan tatapan tajam.

"Knapa?" Ujar pemuda itu singkat.

"Ehmmm, mau nanya ruang kelas A.217 itu dimana ya kak?" Lagi, pemuda itu melihat Mikey.

"Waktu orientasi kampus minggu lalu, saya gak bisa ikut kak. Lagi sakit. Ini baru boleh aktivitas sama dokternya" Mikey seolah tahu apa yang menjadi pikiran dari lawan bicaranya itu, makanya dia berusaha menjelaskan kepada pemuda di depannya itu.

"Ooh... Lu emang anak jurusan apa?"

"Arsitek, kak"

Tanpa menjawab pemuda itu langsung memberesi barang-barang miliknya. Sedikit agak tergesa hingga tanpa sadar, sikutnya mengenai perut Mikey. Langsung Mikey meringis. Sikut pemuda tadi mengenai tepat di luka bekas operasinya.

"Arrgh... Issshhh..." Mikey sedikit mengerang sambil memegang perutnya. Dia sedikit menunduk untuk meredakan rasa nyeri akibat sikutan tidak sengaja tadi. Mendengar itu, pemuda tadi langsung mengalihkan pandangannya pada Mikey.

Mikey mengangkat sedikit bajunya dan nampaklah ruam kemerahan di bagian bekas operasinya kemarin. Luka bekas operasi itu nampak kemerahan. Mungkin karena sikutan dari pemuda itu Pemuda itu langsung kaget melihat luka di perut Mikey. Jelas terlihat jika luka itu masih baru.

"Eh, sorry. Gue beneran gak tahu. Sakit ya? Gue anter ke medical room gimana? Atau mau gue anterin pulang gimana?" Pemuda tadi langsung membenarkan backpack-nya. Dia lalu merangkul Mikey yang masih nampak kesakitan.

"Eee, gak usah kak. Mungkin saya langsung ke kelas aja. Bentar lagi juga kelasnya dimulai kok"

"Nama gue Nicholas. Panggil Nicho aja. Kita satu angkatan plus satu kelas juga. Gue juga anak arsitek. Mahasiswa baru juga kayak lu. Jadi, gak usah pake kak. Langsung aja panggil Nicho"

"Gue Mikey.." Mikey cukup senang karena tanpa sengaja akhirnya dia bisa bertemu dengan teman satu kelasnya. Mereka berdua lantas berjabat tangan dan komunikasi langsung mencair.

"Gue beneran minta maaf. Gak tahu kalo lu tuh bener-bener habis operasi. Kirain cuman alesan doang sakit biar gak ikut orientasi kampus. Gue anterin lu ke medical room aja ya? Lu keliatan kesakitan gitu" Nicho masih menunjukkan wajah bersalahnya.

"Gak apa-apa. Gue udah bawa obat pain killer kok. Abis minum paling juga gak kenapa-kenapa. Kita kayaknya telat ya? Udah jam delapan lebih. Dosennya udah masuk belum ya?" Mikey sekarang malah khawatir setelah melirik jam tangannya ternyata sudah jam delapan lebih lima belas.

"Udah, kalau itu nyantai aja. Gak bakalan juga dosennya marah kalau lu barengan sama gue. Tenang aja pokoknya" Ucap Nicho santai. Keduanya lalu keluar dari ruang perpustakaan dan berjalan menuju ruang kuliah mereka.

Benar yang dikatakan Nicho. Sesampainya di kelas, dosen sudah menjelaskan materi perkuliahan. Saat tahu Nicho dan Mikey telat, anehnya dosen itu tidak marah atau menyuruh keluar Nicho dan Mikey. Dia malah langsung menyuruh keduanya untuk duduk dan mengikuti kuliah.

Kuliah selesai tepat sebelum jam dua belas siang. Mikey sedikit tergesa meninggalkan ruang kuliah.

"Ngapan lu buru-buru? Mau ke kantin? Makan?" Tanya Nicho penasaran melihat Mikey.

"Gue ada kelas di Fakultas Bisnis. Jam dua belas mulainya sih kelasnya mulai. Mudah-mudahan gak telat"

"WHAT? Lu ambil peminatan ganda?" Tanpa menjawab, Mikey hanya menganggukkan kepalanya.

"Wiih, keren. Salut gue sama anak yang mau ambil peminatan ganda kayak lu. Lu mau kelas bisnis? Gue ngikut! Sekalian gue kenalin lu sama uncle gue. Namanya Ronald, tapi kita sih biasanya manggil Uncle Onal"

Mikey menoleh ke arah Nicho. Rupanya teman barunya ini tampaknya cukup menyenangkan. Dia mudah akrab dengan pribadi yang santai.

"Dosen di kelas bisnis?" Tanya Mikey kemudian. Mereka berdua kini sudah keluar dari gedung Fakultas Teknik dan sedang berjalan ke arah gedung Fakultas Bisnis yang ada di sampingnya.

"Gak. Dia seumuran kok sama kita. Selisih bulan aja dari gue. Cuman dari urutan, gue harusnya manggil dia uncle"

Hari menjelang sore. Mikey sudah menyelesaikan semua kelas di kuliah hari pertamanya. Dia cukup kaget dengan model belajar di kampus yang dituntut mandiri dan serba cepat. Mikey sekarang duduk di bangku lobby utama kampusnya. Dia menunggu jemputan. Awalnya dia berniat memesan taksi, tapi langsung saja Mikey teringat jika Rama sudah berpesan untuk tidak menggunakan taksi atau angkutan umum lainnya.

"Hoooiii... MIKEY.... WOOOII..." Mikey langsung menoleh mencari sumber suara. Ternyata yang berteriak adalah Nicho. Dia tidak sendiri ada tiga orang di dekatnya. Mereka berjalan menuju ke arah Mikey.

"Nih kenalin temen baru kita. Dia nih yang gue ceritain tadi. Mikey, nih kenalin: ini uncle Ronald, lu manggil Onal aja, bakalan ngamuk dia kalau lu manggilnya pake uncle, trus ini Mitha, sama satu ini abang kita semua. Bang Deo. Dia sama kayak lu. Ambil peminatan ganda juga." Nicho mengenalkan semuanya ke Mikey. Satu persatu Mikey bersalaman dengan mereka semuanya.

Mikey bersyukur. Di hari pertamanya belajar di kampus, dia tidak mengalami kesulitan. Bahkan sekarang dia sudah memiliki teman baru. Nampaknya, mereka enak juga diajak berteman. Jauh di dalam hatinya, Mikey tidak henti mengucap syukur untuk semuanya ini. Senyum kembali melengkung di bibir Mikey.


Berbagi Hati (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang