Part 47

8.6K 190 10
                                    

Tiga bulan berselang dan semua sudah kembali normal. Semua kembali pada aktivitasnya masing-masing. Dito sudah keluar dari perawatan di rumah sakit, walaupun untuk beberapa waktu dia masih harus melakukan terapi lanjutan. Hubungan antara Rama Nadia dengan Dito juga semakin hangat. Semuanya sudah melepaskan masa lalu. Mereka nampak kompak membesarkan Mikey bersama. Hubungan Nadia dengan kedua orang tuanya juga sudah mencair. Tidak ada lagi rasa marah dan dendam pada hati Nadia ke orang tuanya.

Menepati janjinya, Dito mengadakan acara syukuran di rumahnya sendiri. Rumah yang sempat dia tinggalkan saat dia mengetahui kecurangan dari Renita, mantan istrinya. Sekarang, dia kembali ke rumah itu tentu bersama dengan Rangga dan Vito, kedua anaknya. Acaranya cukup sederhana, hanya doa bersama dan mengundang anak yatim piatu dari panti asuhan. Dito juga mengundang keluarga besar Rama.

Satu hal yang menarik, jika sekarang hubungan Dito dengan kedua orang tuanya. Semuanya terjadi saat sidang perceraian Dito. Dalam sidang itu, Renita mengungkapkan fakta yang cukup mencengangkan jika sebenarnya Erna mendukungnya merebut Dito dari Nadia. Erna sangat menginginkan cucu sehingga saat tahu Renita mengatakan dia hamil dengan Dito, Erna langsung mendukungnya untuk menyingkirkan Nadia. Kekecewaan Dito membuatnya keluar dari rumah kedua orang tuanya. Dia kembali menempati rumah lamanya yang dia tinggalkan saat dia menemukan kecurangan dari Renita.

Selesai acara syukuran itu, mereka tidak langsung pulang. Hari masih belum terlalu larut, jadi mereka masih berkumpul untuk sekedar ngobrol bersama.

"Hm... Ini mumpung ngumpul semuanya di sini, kayaknya kita pengen umumin sesuatu ke semuanya" Tiba-tiba Rama memecah keheningan. Semua yang ada di ruangan itu lantas mengalihkan pandangannya ke Rama yang saat itu duduk berdampingan dengan Nadia. Keduanya malah saling tatap satu sama lain. Sedetik kemudian, Rama kembali mengedarkan pandanganya ke semua dan dia berkata

"Hehehe.. Habis ini Mikey bakalan ketambahan adek lagi" Beberapa saat tidak ada respon dari semua yang hadir di situ hingga tiba-tiba saja Mikey berteriak dengan heboh

"Woooww.. Akhirnya papa berhasil menghamili bunda..." Mikey bersorak seperti anak kecil sambil bertepuk tangan heboh.

PLAK

"Ngapain ayah getok kepala Mikey?" Mikey langsung menoleh ke arah Dito yang tadi langsung menggetok kepala Mikey. Tangannya mengelus kepalanya yang tadi digetok ayahnya.

"Kamu itu yang sopan kalau ngomong" Dito berucap dengan menahan geram. Tentu saja dia malu dengan ulah Mikey.

"Tapi kan..........."

"Gak sopan Mikey!" Dito dengan sedikit keras memperingatkan Mikey. Mendengar nada bicara Dito yang sudah naik membuat Mikey mengkerut juga. Dia hanya memanyunkan bibirnya tanda jika dia sedang kesal. Sementara yang lain hanya tertawa ringan saja melihat ulah Mikey tersebut. Mereka sudah tidak lagi kaget dengan sifat Mikey yang spontan dan cenderung blak-blakan jika berbicara.

Sontak saja perkataan dari Rama tadi langsung disambut dengan ucapan selamat dari semua yang hadir. Ferdi dan Santi yang juga hadir bahkan sempat menitikkan air mata. Di kehamilan Nadia yang pertama, mereka tidak memperdulikannya dan sekarang di kehamilan yang kedua ini mereka berjanji akan ikut memantau kondisi Nadia.

"Selamat nak. Hati-hati ya di kehamilan yang sekarang. Usia kamu kan udah enggak muda lagi." Ferdi dengan mata yang masih berkaca-kaca dan suara serak menahan tangis, langsung menghampiri Nadia dan memberikan selamat dan pelukan hangatnya. Santi mengikuti dari belakang. Setelah Ferdi melerai pelukannya, sekarang Santi yang memeluk erat Nadia. Sama seperti Ferdi, Santi juga tidak kuasa menahan air mata haru yang keluar.

"Iya, pah. Kan ada mas Rama. Dia udah cerewet sejak tahu kalau Nadia positif kemarin." Nadia berucap dan Rama mengelus lengan sampingnya.

Walaupun Nadia bukan lagi istrinya, entah mengapa perasaan Dito juga ikut berbunga. Hatinya ikut senang mendengar jika Nadia kini sedang berbadan dua. Senyum terus saja mengambang di bibir Dito.

"Eh, Ngga, itu ayah ngapain senyum-senyum terus kayak gitu?" Mikey menyikut pelan Rangga. Karena insiden kepalanya yang digetok Dito tadi, Mikey memilih menghindar dan kini Mikey memilih ngobrol dengan Rangga.

"Gak tahu. Lagi seneng kali papa." Rangga menjawab sambil kebingungan. Dia sendiri juga tidak pernah melihat Dito tersenyum seperti sekarang. Apalagi sejak kejadian masa lalunya terbongkar.

"Eh, gimana kalau ayah kita jodohin. Kasihan kan ayah sendirian?" Usulan Mikey langsung membuat Rangga menolehkan kepalanya. Keningnya berkerut mendengar usulan dari Mikey.

"Gak kasihan apa sama ayah sendirian kayak gitu? Gimana? Mau gak?" Mikey melanjutkan omongannya dan membuat Rangga semakin bingung dengan usulan dari Mikey.

"Emang mau dijodohin sama siapa? Ogah ya gue punya ibu tiri yang jahat macem di cinderela gitu. Ntar gue disuruh disiksa, disuruh beres-beres rumah. Gak dikasih makan juga" Giliran Mikey yang mengernyit bingung.

"Kebanyakan nonton kartun deh lu kayaknya. Lha gue yang punya bokap tiri aja gak segitunya. Yaahh.. walaupun kadang ngeselin sih."

"Emang lu udah punya siapa yang mau lu sodorin buat papa?"

"Ada sih, janda kompleks belakang rumah. Ntar deh kapan-kapan kalo lu main ke rumah gue kasih tahu orangnya. Gimana?" Mikey bercerita sambil wajahnya berbinar. Bibirnya juga merekah dengan senyum yang lebar.

Rangga dan Vito saling memandang bingung. Sebenarnya tidak masalah bagi mereka kalau Dito akan menikah lagi. Dengan siapapun juga, mereka tidak masalah asalkan memang ayahnya itu mencintai wanita yang akan menjadi ibu mereka. Tapi, dari cara Mikey menjelaskan siapa yang akan dia kenalkan, Rangga dan Vito langsung mendadak ragu.

"Ehm.. Gimana ya? Ntar lu bilang langsung aja ke papa. Toh yang ngejalanin ntar juga papa" Memilih aman, Rangga membiarkan Dito sebagai pengambil keputusan akhir.

"Hehehe... Ya udah. Jadi mak comblang lagi dah gue. Eh, ntar lu kasih tahu ke gue jadwal-jadwalnya ayah. Seringnya ayah kapan pergi, atau apa yang jadi hobbynya ayah. Pokoknya kasih tahu semuanya ke gue ya!" Mikey berkata dengan wajah yang sangat sumringah.

Mikey cukup percaya diri menjadi mak comblang. Project pertamanya menjodohkan Nadia dengan Rama terbukti sukses dan berhasil. Sekarang tidak ada salahnya untuk mencoba kedua kalinya tetapi untuk Dito, sang ayah. Otak Mikey langsung berputar dengan berbagai macam rencana yang mungkin akan dia lakukan dalam beberapa waktu ke depan.

Hidup memang tidak bisa berjalan mundur. Waktu tidak akan bisa berjalan mundur. Kejadian buruk atau kesalahan di masa lalu hanya bisa disesali di waktu sekarang. Namun, daripada menghabiskan waktu yang diberikan Tuhan, bukankah lebih baik mengikhlaskan segala yang sudah terjadi. Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi, tentu bukan tanpa alasan dan rencana indah di kemudian hari.

TAMAT.


Berbagi Hati (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang