Satu jam lalu, Alexander berada di kantornya tapi ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Padahal, tumpukan berkas di depannya sangat membutuhkan tanda tangan Alexander dengan segera. Berbagai laporan keuangan, laporan pengajuan dan laporan penjualan tiba-tiba terbengkalai hampir sampai seharian ini.
Kepalanya teramat pening, sedari tadi ia hanya bermain-main dengan pulpen yang ada di ditangannya tapi pikirannya pergi menjauh.
Nama Joana tiba-tiba kembali datang, terbayang saat malam di mana Joana hampir terbunuh dan semua yang Joana alami nyatanya masih satu benang merah dengan inisial manusia bernama RA.
Sial. Bahkan sampai sekarang Alexander tidak pernah bisa menemukan orang itu. Bertahun-tahun Alexander mencarinya, tapi wajahnya seperti tidak pernah bisa ditemukan di negara ini.
Lagi-lagi Alexander mengeluh, saat ia melongok ke luar jendela, hari berubah menjadi gerimis. Alexander ingat saat Joana datang ke kantornya dan tersenyum simpul melihat ke arah gerimis di sofa ujung sana. Membuat Alexander kembali terbayang akan wajah itu dan menatap kosong sofa dengan napas yang tertahan.
Joana dan sejuta keunikannya entah kenapa memenuhi kepalanya. Dan ketika Alexander teringat bahwa Joana lebih memilih menjadi pembantu, lagi-lagi Alexander berhasil dibuat tertawa lagi.
Lalu tiba-tiba pintu diketuk. Frans muncul ke dalam ruang Alexander dengan kerutan yang ada di dahinya.
"Anda belum selesai menandatangani dokumen itu, Tuan?"
Alexander dibuat terkejut. Bahkan ia tidak menyadari kehadiran Frans ketika ia menghabiskan dirinya untuk melamun.
"Oh, ya. Aku bisa menyelesaikannya besok pagi."
Lagi-lagi Frans mengerutkan kening. Padahal dokumen itu sangat ia butuhkan hari ini. Tapi, siapa orang yang berani menantang Alexander?
"Baik, Tuan."
Baru saja Frans akan berbalik dan pergi, Alexander kembali memanggilnya.
"Frans."
"Ya, Tuan."
"Apakah kau sudah memastikan kalau di kehidupan Joana sudah kau siapkan pengawal di setiap titiknya?"
Frans mengernyit.Kenapa tiba-tiba Alexander perduli padanya?
"Saya sudah memastikan itu sehingga Tuan tidak perlu untuk mengkhawatirkannya."
"Apa kau gila?! Aku sama sekali tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya tidak ingin merasa bersalah karena dia ikut terseret ke dalam urusanku dengan Ryan Arkana."
Frans mengernyit sedikit ragu. Tapi sedetik kemudian, ia mempunyai ide gila untuk mengetes bosnya itu.
"Hari ini saya akan menjemput nona Joana, Tuan. Saya dengar dia sering dibully oleh teman-temannya karena mereka mulai iri dengan nona Joana yang pada akhirnya menjadi pendamping anda."
"Apa?"
"Ya, teman-temannya melakukan itu semua."
Tapi begitu Frans ingin pergi dari sini, tiba-tiba Alexander mengambil jasnya. Memakainya dan menyalip Frans hingga sampai di depan pintu.
"Anda mau ke mana Tuan?"
"Menjemput calon istriku."
"Kata anda, anda tidak mengkhawatirkannya."
Alexander tertawa. "Aku tidak mengkhawatirkannya. Aku hanya tidak ingin media tahu kalau istriku dibuli. Kau tahu sendiri kalau media sangat mengerikan, kan? Dan aku juga tidak ingin namaku ikut terseret ke dalamnya."
Frans melenguh.
Kenapa ada begitu banyak alasan padahal sudah jelas bagaimana raut mukanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFE
RomanceALEXANDER HORRANS, adalah laki-laki yang kejam dan penuh dengan tipu daya. Pebisnis handal tetapi dibenci oleh semua orang. Pertemuannya dengan Joana adalah suatu kebetulan. Perempuan yang membuat dunia gempar akan kedatangannya di sisi Alexander. M...