Beberapa menit kemudian suasana menjadi gempar. Semua orang berbondong-bondong menghampiri Joana ketika sedang memukul Alexander. Orang-orang syok setengah mati, suasana langsung riuh hingga tanpa di aba-aba, semua orang mengelilingi Joana dan Alexander di mana mereka berdiri.
Seluruh wartawan tidak mau melewatkan sesuatu hal yang sangat langka ini. Tanpa dikomando, mereka juga langsung memotret dan menangkap gambar Joana yang sedang memukul wajah Alexander.
Sungguh. Situasi sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Semua orang gempar dan saling pandang tidak percaya. Bagaimana bisa ada orang yang dengan beraninya memukul wajah pemilik Arias corps?
Ada apa ini? Kenapa ini? Adalah hal yang mereka tanyakan hingga saling berbisik tidak mengerti.
Siapa perempuan itu?!
Mereka menatap sosok perempuan yang berdiri di depan sana. Yang masih mengepalkan tangan penuh amarah dan menatap tajam wajah Alexander.
Apa dia tidak tahu sosok Alexander? Pebisnis yang hampir menguasai perusahaan di negeri ini. Sosok orang yang menyeramkan, bengis dan tanpa ampun sedikit pun. Hanya dengan satu angkatan tangan saja, dia pasti bisa membuat sosok orang yang ada di depannya itu hancur berantakan.
Perempuan itu pasti akan berakhir mengenaskan! Adalah hal yang dipikirkan oleh semua orang.
Tetapi tidak dengan pikiran para wartawan, dengan berita ini mereka akan semakin bisa memojokkan Alexander. Membuat nama Alexander semakin jatuh dan menghitam.
Lalu, di sana Joana kaget. Ketika semua orang datang mengerumuninya ia benar-benar syok. Seluruh kamera yang datang memotretnya mampu membuat matanya sakit hingga ia harus menunduk oleh sorot kamera itu.
Ada apa ini? Kenapa hanya dengan memukul laki-laki bajingan seperti dia, semua orang langsung bereaksi seperti ini?
Sedangkan Alexander masih membeku di sana, menatap Joana dengan tatapan tajam. Dan melihat sorotan mata yang entah kenapa membuat Joana merasa terhina lagi seperti itu, tanpa disadari Joana berteriak keras.
"Dasar laki-laki bajingan!"
Lalu, suasana semakin riuh ketika semua orang mendengar Joana mengatakan hal itu dengan lantangnya. Mereka saling membungkam mulutnya sendiri sementara para wartawan tidak berhenti merekam satu detik saja.
Yang paling panik di sini adalah Frans. Buru-buru ia ingin segera menghentikan semua ini, tetapi ternyata, waktu berjalan dengan sangat cepat. Frans tidak kuasa mencegah semua hal yang sudah terjadi, hingga akhirnya Frans melihat perempuan itu mundur satu langkah dan pergi melarikan diri.
"T-tuan Alexander?" Bahkan Frans di sana tergagap menatap Alexander yang masih membeku di sana. Sorot matanya masih tajam menatap perempuan yang bernama Joana itu ketika pergi meninggalkannya. Sungguh, ia masih tidak percaya dengan apa yang tadi perempuan itu lakukan...! Karena dia, satu-satunya perempuan yang mampu mempermalukannya bahkan di depan umum. Membuat harga dirinya jatuh hingga tanpa berbekas sedikit pun.
Frans semakin ketakutan pada dirinya sendiri karena dia telah gagal melindungi atasannya sendiri. Dan setelah ini, nyawanya akan benar-benar terancam. Dia akan mempertanggung jawabkan pekerjaannya yang tidak becus menjaga nama baik Alexander.
***
Joana terengah-engah, sembunyi dari balik mobil yang terparkir di depan perusahaan itu untuk menghindari kejaran dari orang-orang yang membawa kamera itu.
Joana duduk sambil menstabilkan napasnya. Ia menoleh ke arah belakang dan syukur lah orang-orang itu tidak mengetahui di mana tempat ia bersembunyi.
Sebenarnya siapa mereka? Kenapa tiba-tiba ada banyak begitu banyak orang yang memotretnya seperti tadi? Kenapa hanya menampar sosok Alexander membuat seluruh isi gedung itu gempar? Sebenarnya siapa dia sebenarnya?
"Astaga, aku sangat bodoh." Di sini, Joana terduduk sambil menjitak kepalanh berulang kali. Bagaimana bisa ia bertindak gegabah seperti itu? Apa dia lupa kalau tugasnya datang ke sini untuk menyelamatkan Leah dan juga Bastian? Kenapa dia bisa sampai lupa diri dan malah menamparnya?
Nasib Leah ada di tangannya tetapi Joana mengacaukannya. Membuat Joana harus mengutuk dirinya berulang kali dan kebingungan harus bagaimana ia sekarang.
Datang ke sana adalah sesuatu yang tidak mungkin. Alexander sudah pasti tidak akan menerimanya lagi setelah apa yang ia lakukan terhadapnya. Sungguh, tadi Joana sangat merasa emosi, bagaimana ia bisa mengatakan untuk bisa tidur dengan dirinya.
Apa dia pikir aku wanita murahan?
Hingga akhirnya Joana hanya bisa meremas kepalanh frustrasi. Ia tidak tahu harus bagaimana ia sekarang. Bagaimana nasib Leah dan juga bagaimana nasib Bastian karena dia malah membuat situasi ini semakin runyam.
"Ya Tuhan, tolong aku." Bahkan saat ini Joana menangis. Jujur ia benar-benar takut. Masih terbayang jelas tatapan mengerikan dari Alexander itu.
"Leah maafkan aku," ucapnya pada diri sendiri.
Joana kemudian berdiri, ia masih tidak tahu harus melakukan apa untuk menyelamatkan Leah lagi. Dia harus kembali ke gedung itu untuk meminta maaf dan memohon lagi, atau kah di harus mempertahankan harga dirinya dan nasib Leah hancur berantakan.
Joana semakin ketakutan, tetapi pria itu mengerikan. Bisa-bisanya dia mengatakan ingin tidur dengannya?
Sungguh. Sampai saat ini Joana masih belum mengerti, masih belum tahu siapa sosok Alexander hingga ia berani menampar keras wajah itu. Belum tahu bahwa setelah ini, akan ada malapetaka yang akan benar-benar mengacaukan hidupnya.
***
Besok gantian Having His Baby ya updatenya. Satu hari satu bab dan digilir nggak kurang kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFE
RomanceALEXANDER HORRANS, adalah laki-laki yang kejam dan penuh dengan tipu daya. Pebisnis handal tetapi dibenci oleh semua orang. Pertemuannya dengan Joana adalah suatu kebetulan. Perempuan yang membuat dunia gempar akan kedatangannya di sisi Alexander. M...