BAB 22 - JANTUNG YANG BERDETAK KERAS

4.7K 245 9
                                    

Malam kembali larut, saat ini Joana sudah menyerah berada di dalam kamarnya sendiri. Setelah kepulangan Leah, Joana masih mengamuk, ia terus memaksa pulang tapi Alexander berhasil menyandera Joana dengan membawa pengawal di depan pintu.

"Dasar kurang ajar!"

Teriakan itu nyatanya masih terdengar, sementara Alexander hanya duduk santai di depan televisi sambil membaca koran.

Alexander hanya mendengus melihat perempuan itu ternyata sudah berani kepadanya. Joana sudah mempunyai kartu AS tentang dirinya, bahwa sebenarnya Joana memang benar adanya, bahwa Alexander memang membutuhkan dirinya di depan media agar nama baiknya tidak tercoreng lagi.

Sial. Joana memang sepintar ini. Pantas saja dia bisa melunjak sampai seperti itu. Alexander kira, Joana adalah gadis penurut, gadis yang mau ditipu begitu saja saat dirinya menyodorkan uang tapi ternyata ia salah. Joana memang sepintar ini, pantas saja dia lulus di ujian kedokteran.

Tapi, ada sesuatu hal yang membuat pikiran Alexander terganggu. Yaitu, sahabatnya bernama Leah, dari segi bicaranya saja Alexander sudah cukup mampu untuk menebak bagaimana kriterianya, membuat Alexander mengernyit kemudian mengambil ponsel di atas meja.

Hanya saja ... kenapa Joana masih berteman dengan perempuan bermuka dua seperti Leah? Sedikit membuat Alexander khawatir hingga menarik napas panjang.

"Frans, bisa kah kau mencari informasi lagi tentang sahabat Joana bernama Leah? Aku ingin kau segera mengirimkannya padaku."

"Baik, tuan. Akan saya laksanakan."

"DASAR LAKI-LAKI CABUL!!!"

Tiba-tiba suara itu terdengar lagi. Membuat Alexander dan Frans yang akan di seberang telefon kaget luar biasa.

"Tuan, apa anda sedang bersama nona Joana?"

"Eh? Ya, maksudku mulai sekarang aku sudah memutuskan kalau Joana akan tinggal di sini bersamaku."

Dari seberang telefon Frans pun kaget akan keputusan yang diambil oleh tuannya itu. "Maksud anda?"

"Kau tahu media sangat pintar belakangan ini. Bagaimana aku bisa membiarkan mereka tahu kalau calon istriku tinggal di rumah susun kumuh? Kau tahu kalau nama baikku bisa tercoreng?"

"Bukan kah media sudah tahu semuanya tuan? Bahkan setelah konferensi pers itu, semua data diri nona Joana sudah tersebar di seluruh artikel."

Mata Alexander membelalak.

Benar kah?

"Ya, tuan. Dan bukan kah jika sampai media tahu kalau anda sudah tinggal bersama dengan nona Joana, akan malah semakin memperumit keadaan? Gosip miring akan semakin tidak terelakkan. Nama baik anda dan juga nona Joana juga akan semakin turun."

Terdengar helaan napas yang cukup berat dari sebrang ketika Frans menjelaskan itu. Membuat Alexander mengerut ketika menyadari kebodohannya. Sebenarnya, apa yang sudah membuat otak Alexander lengser hingga kurang satu ons seperti ini?

"Apa anda sedang mencari alasan lain, tuan? Atau itu hanya akal-akalan anda sendiri saja karena sebetulnya anda memang ingin selalu dekat dengan nona Joana."

Skakmat.

Mata Alexander melebar mendengar perkataan Frans baru saja. Tapi sebelum Alexander berusaha membela diri, Frans sudah menutup telefon itu.

"Kurang ajar! Berani-beraninya!!!"

"Ya! Aku memang berani!!!" Tiba-tiba Joana sudah keluar dari kamar dan menyedekapkan tangannya.

"Aku tidak sedang berbicara denganmu!"

"Aku ingin pulang."

"Tidak aku izinkan."

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang