Situasi sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Sungguh, semuanya benar-benar kacau. Kamera terus merekam Alexander, terus menyorotinya bahkan ketika ia masih berdiri kaku sambil memegangi luka memar akibat pukulan dari perempuan missterius itu.
Banyak pertanyaan terlontar dari para wartawan agar Alexander segera melakukan klarifikasi, menuntut Alexander untuk membuka suara atas apa yang telah terjadi.
Sungguh, situasinya sudah benar-benar kacau. Jepretan kamera semakin menyilaukan dan mereka semakin maju untuk mengerubungi Alexander hingga membuat Alexander mundur ke arah belakang.
"Bubar, bubar, BUBAR!" Teriakan membahana, Frans yang ada di sudut sana segera membelah kerumunan dengan dibantu oleh beberapa security, melindungi muka Alexander dan mengawalnya untuk naik ke atas lagi.
Tapi semua wartawan itu semakin bertindak di luar batas, mereka malah semakin berani dan terus mengajukan pertanyaan.
"Sebenarnya siapa perempuan tadi? Ada masalah apa sehingga dia terlihat begitu marah? Apa anda melakukannya lagi? Apa anda sedang menghancurkan sebuah keluarga lagi sama seperti keluarga Arkana?"
Dan pertanyaan itu membuat Alexander terhenyak, tiba-tiba emosinya tersulut hingga matanya terbuka lebar.
Tapi, sebelum Alexander bertindak untuk menghancurkan mulut wartawan itu dan menghancurkan kamera yang ia pegang, Frans langsung pasang badan. Sepertinya sekretarisnya itu cukup mampu membaca pikiran Alexander.
"Cukup, CUKUP!" Teriakan membahana. Frans menarik Alexander untuk masuk ke dalam lift. Membebaskan diri dari para wartawan itu yang bahkan sudah berada di luar kendali.
***
Brak!
Alexander menutup paksa pintu ruangan. Tangannya mengepal penuh amarah karena terbayang-bayang akan sikap perempuan tadi. Sungguh, perempuan itu telah benar-benar membuatnya terkena masalah lagi dengan para wartawan itu.
"Maaf tuan, saya telah lalai menjalankan tugas. Ini semua sepenuhnya salah saya." Ucap Frans bahkan kini ia menunduk memohon pengampunan.
Alexander masih diam saja. Dia terlihat membanting vas bunga yang ada di atas meja hingga tersebar ke atas lantai. Sungguh, emosi Alexander sudah tidak biasa ia tahan lagi.
Sementara Frans menahan napas melihat itu semua. Dirinya tidak bergeming sama sekali ketika vas itu hampir melesat mengenai tubuhnya.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, seorang perempuan yang menggunakan blus berwarna putih tampak panik dan masuk ke dalam ruang Alexander dengan terburu-buru. "Maaf Tuan, ada sesuatu yang harus anda lihat saat ini juga."
Perempuan yang menggunakan name tag bertuliskan Cornellia itu kemudian menyerahkan sebuah artikel ke atas meja Alexander. Kaki tangan Frans itu kini berdiri tepat di samping Frans dan memasang wajah yang sama-sama tegang, takut hal ini akan semakin menyulut amarah dari Alexander.
Dan satu detik saja tablet itu melayang ke udara, hancur berkeping-keping sama hal nya dengan nasib dari vas itu.
Bagaimana bisa? Hanya kurang dari tiga puluh menit semua wartawan sudah merilis artikel ini, berbondong-bondong menuliskan artikel yang kesemuanya menyudutkan Alexander.
Alexander menjadi pembunuh lagi?
Alexander mati kutu diserang perempuan!
Adalah sekian dari ratusan head line yang terpasang di beberapa artikel itu.
"Maaf Tuan, kami akan membereskan semuanya." Ucap Frans tetapi semakin membuat Alexander mengepalkan kedua tangannya.
"Cari perempuan itu sampai dapat! Cari tahu latar belakang, tempat tinggal, orang tua, keluarga, sekolah serta orang-orang terdekatnya! Cari tahu di mana orang tuanya, siapa yang menyuruhnya dan ada hubungan apa dia dengan keluarga Arkana! Aku tidak mau tahu, kalian harus menyerahkan semua hal tentang dirinya malam ini juga!" Dan hanya itu yang keluar dari mulut Alexander. Membuat mereka pada akhirnya menurut dan menundukkan kepala.
"Baik, sir."
"Baik, Tuan."
Hingga akhirnya mereka pergi, membawa tugas dan harus mereka selesaikan dengan sangat baik. Karena kalau tidak, mereka tidak akan pernah tahu bagaimana amarahnya Alexander nanti.
***
Semoga kalian ngikutin terus cerita2ku ya...Vote dan komen ditunggu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFE
RomanceALEXANDER HORRANS, adalah laki-laki yang kejam dan penuh dengan tipu daya. Pebisnis handal tetapi dibenci oleh semua orang. Pertemuannya dengan Joana adalah suatu kebetulan. Perempuan yang membuat dunia gempar akan kedatangannya di sisi Alexander. M...