BAB 26 - SEBUAH MISI

4K 218 21
                                    

Kini, mereka duduk berhadapan di sebuah meja makan dengan restoran ala Jepang. Frans sudah memesan ruang VIP, di mana hanya ada mereka saja di dalam ruang dan di kelilingi sebuah alunan musik romantis.

Brengsek! Joana mengepalkan tangan keras-keras. Setelah tadi Alexander menghinanya, dia masih saja bisa makan dengan santai. Joana berharap Alexander akan meminta maaf, berbasa-basi untuk menjelaskan tentang kesalah pahaman ini, tapi sampai sekarang, Alexander tidak mau mengatakan apa-apa.

Emosi Joana sudah mulai memuncak. Apa seluruh orang kaya di dunia ini sama saja? Mereka terlalu gengsi untuk meminta maaf atas ulah mulut mereka.

"Kau tidak ingin bicara padaku tentang sesuatu hal?"

"Oh, ya. Aku baru ingat. Aku memang ingin berbicara padamu tentang satu hal."

Joana mengernyit. Akhirnya! Dia akan meminta maaf juga! Pikirnya.

"Katakan lah. Aku juga harus pulang untuk belajar karena besok aku masih ada ujian."

Alexander meletakkan sendoknya. Ia memandang ke arah Joana dengan tatapan serius, sedangkan Joana menanti, jika dia ingin meminta maaf karena melukai hatinya, tentu saja Joana akan meninggikan harga diri.

"Sudah kuputuskan nanti malam kita akan membuat bayi!"

"Hah?!" Mulut Joana melebar dengan seketika.

Kurang ajar! Bisa-bisanya dia masih memikirkan akan hal itu!!! Membuat tangan Joana kembali mengepal karena benar-benar ingin memukul kepalanya.

"A-apa?! Waaaah ... kau benar-benar ...!" Joana mulai panas. Ia mengibas-ibaskan tangannya karena tubuhnya sudah mulai mendidih.

Joana kira dia akan minta maaf! Tapi ternyata ... otak mesumnya masih bekerja dengan sangat baik.

"Kau laki-laki mesum yang pernah aku temui di dunia ini!"

"Dan kau harus berhutang budi atas apa yang telah aku lakukan padamu! Ingat, jika bukan karena aku, seluruh keluarga Leah pasti sudah menjadi gelandangan. Dan dirimu, sudah kupastikan masuk ke dalam penjara karena memukul wajahku kala itu."

"Omong kosong." Joana berdecih. "Tapi lihat kan kalau aku masih di sini? Aku cukup pintar untuk mengetahui bahwa aku juga terlalu banyak berguna untukmu. Berkat diriku, nilai sahammu naik, seluruh penjualan meningkat pesat, dan nama baikmu kembali tertata dengan sangat rapi."

Joana menajamkan matanya. Ia menatap ke arah Alexander dengan tatapan berani. Sedangkan Alexander, ia tidak bisa menutupi kekagetannya terhadap Joana.

Joana memang pintar. Ia benar-benar tidak boleh lagi memandang Joana dengan sebelah mata.

"Kau memang lelaki kaya yang mampu melakukan apa pun, tuan Alexander. Tapi jika kau merasa mempunyai salah dengan siapa pun, aku harap kau tetap mau untuk meminta maaf."

"Aku ...? Aku tidak merasa mempunyai salah dengan siapa pun."

"Apa?! Apa kau tidak ingat dengan apa yang kau katakan tadi?!"

"Mengatakan kau jelek dan tidak pantas untuk aku cintai?!" Tiba-tiba Alexander mengatakan akan hal itu kepada Joana.

"..." Mata Joana melebar. Kenapa dia bisa seterus terang seperti ini?

"Kalau begitu, ubah lah dirimu Joana. Apa kau tidak bosan memakai kemeja, celana panjang dan selalu dikucir kuda?" Alexander melenguh panjang tapi kemudian meraih kartu dari dalam saku jasnya. "Ambillah, kau bisa melakukan apa pun dengan ini. Bahkan, jika kau ke luar negeri untuk mengoperasi plastik wajahmu aku akan mengizinkanmu."

Sungguh. Alexander benar-benar tidak mempunyai hati. Amarah Joana benar-benar tidak bisa ia kendalikan lagi.

"Padahal baru tadi malam kau menawariku untuk belajar saling mencintai."

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang