BAB 11 - UPAYA PEMBUNUHAN

6.2K 332 12
                                    

Tapi di dalam ruangan, Frans sempat tertegun akan sikap Alexander. Apa kata Tuannya tadi? Frans baru pertama kali melihat Alexander yang turun tangan sendiri menjemput perempuan itu. Biasanya dia akan duduk manis dan tinggal melihat semuanya beres. Tapi kali ini, dia agak sedikit berbeda.

Alexander turun tangan hanya demi mengejar seorang perempuan? Sedikit membuat Frans mengangkat alisnya menatap kepergian Alexander.

***

Astaga... jam berapa sekarang?!

Joana melirik ke arah jam pada dinding gedung. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih dan Joana masih berada di sini. Joana terus memegangi perutnya, ia ingin makan, tetapi ia tidak mempunyai banyak waktu. Pukul delapan tepat, ia dan kelompoknya sudah mempunyai janji temu dengan profesor. Dan itu berarti, Joana akan terlambat jika dia menyempatkan waktu untuk makan dulu.

Sial!

Joana sedih ketika hari ini adalah hari paling sial di hidupnya. Sambil menahan rasa lapar yang ada di dalam perutnya, ia terus berlari keluar dari gedung untuk pergi ke kampus agar ia tidak tertinggal karena profesor pasti akan marah besar jika ia terlambat nanti.

Kali ini, Joana lebih memilih memesan ojek online untuk mempercepat dirinya sampai ke kampus. Joana hanya sempat membeli roti di pinggir jalan, dan memakan beberapa potong untuk mengganjal isi perutnya.

"Terima kasih, Pak." Begitu ucap Joana ketika ojek itu berhasil membawa Joana berhenti sampai di depan gedung kampusnya. Melirik waktu yang sudah hampir jam delapan malam ketika Joana langsung buru-buru masuk ke dalam gedung kampus.

Gerimis mulai turun, semilir angin malam tidak sengaja mengenai kulit Joana hingga membuat Joana bergidik ngeri. Apa lagi saat Joana masuk melewati lorong serta koridor kampus yang tampak lengang dan juga sepi. Membuat Joana mengusap-usap tangannya sendiri karena mulai merasakan takut.

"Kenapa tidak ada orang...? Biasanya masih ada beberapa orang berada di kampus ini." Tanpa sadar Joana meremas dadanya. Menoleh ke kanan dan ke kiri karena tidak ada satu orang pun berada di sekitar sini. Hingga tiba-tiba sekelebat bayangan muncul dari arah belakang hingga membuat Joana tersentak kaget.

Entah hanya perasaannya saja atau kah memang nyata, tapi tadi Joana benar-benar merasakan ada bayangan hitam muncul dari arah belakang. Sesaat setelah itu, Joana buru-buru langsung berlari, menuju sebuah ruang kuliah tempat di mana ia melakukan janji temu dengan profesor.

Kosong...!

Tapi tempat ini benar-benar kosong. Hanya ada kegelapan di mana-mana ketika Joana masuk ke dalam ruangan padahal waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih. Buru-buru Joana mengeluarkan ponsel yang ada di dalam tasnya. Sebuah kesialan lain dari hari ini adalah, Joana tidak sadar ponselnya mati karena baterai yang sudah habis.

Gerimis telah berubah menjadi hujan. Joana tercekat ketika ia berbalik arah tiba-tiba ia merasakan sebuah bayangan lagi. Membuat jantung Joana bergemuruh hebat ketika Joana memutuskan untuk segera pergi dari tempat ini.

Tapi kengerian lain mulai menyergap Joana kali ini saat bayangan itu mulai mengikutinya. Astaga...! Joana baru sadar bahwa itu bukan lah perasaannya saja, melainkan ia memang sedang diikuti oleh seseorang.

"S-siapa KAU!" Joana memekik keras pada udara yang kosong.

Ia terus berlari berharap bahwa ia bisa segera keluar dari kampus ini. Tetapi, ia malah semakin mendengar derap langkah yang membuat Joana terhenyak kaget.

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang