Suasana kampus kembali gempar, sepertinya mereka masih belum terbiasa akan status Joana sebagai istri dari Alexander sekarang. Mereka masih memandang ke arah Joana dengan tatapan aneh, saling berbisik bahkan mereka tidak segan-segan membicarakan Joana ketika Joana berjalan ke arah ruang kuliahnya.
"Huft." Joana menghela napasnya berat.
"Hai Jo. Anak-anak pasti menganggumu."
Leah datang dan meletakkan tasnya ke samping Joana.
"Ah, tidak apa-apa."
"Lagi pula, kenapa baru tadi malam kau menikah tapi sekarang sudah kuliah. Apa malam pertamamu berakhir buruk?" Tanya Leah tanpa sungkan sedikit pun."
"Eh? Emm ..."
Leah melenguh. "Ya wajar juga sih, kau pasti kesulitan berada di antara kelas atas seperti mereka, kau terbiasa hidup sederhana sedari kecil dan tiba-tiba berkumpul di kalangan mewah, apa keluarga Alexander menerimamu? Aku dengar-dengar, banyak orang kaya yang bahkan tidak sudi menerima menantu miskin. Ya ampun, aku merasa kasihan padamu." Leah memanyunkan mulutnya merasa prihatin.
Buru-buru Joana menggeleng.
"Ah, tidak. Mama mertuaku baik sekali. Bahkan adik-adik iparku sangat asik. Mereka beda dengan kebanyakan orang." Begitu jawab Joana. Sungguh. Apa yang dikatakan oleh Leah tidak ada satu pun yang betul, keluarga Alexander sungguh mau menerima dirinya.
"Benar kah?" Leah tertegun. "Wajah, selamat, Jo. Kau sangat beruntung." Nada bicaranya tidak tampak seperti orang yang memberi selamat, tapi malah terdengar seperti orang yang kecewa.
"Aku lihat di drama-drama seperti itu. Mertua kalangan atas pasti akan sangat kecewa jika mempunyai menantu miskin. Berbeda sekali jika mereka mendapatkan menantu kaya yang sepadan, emm seperti contohnya aku ..."
Joana mengernyit. "Mama mertuaku baik kok ..."
"Well, ya ... kau cukup beruntung." Ada desahan napas yang cukup berat.
Lalu, terdengar bunyi gemuruh mahasiswa mahasiswi masuk ke dalam ruang, sebentar lagi adalah jam di mana mereka akan melaksanakan ujian. Di depan sana, ada dosen yang juga sudah masuk."Pst, Leah. Apa kau sudah belajar?"
"Tentu saja. Aku sudah belajar semalaman suntuk hanya demi ini. Kau tahu, aku tidak suka disaingi."
Joana tersenyum kecut. "Aku bahkan belum belajar sama sekali."
Tapi Leah hanya terkekeh.
"Ha ha ha, tidak perlu belajar sampai sebegitunya, kau akan selalu berada di bawahku."
Joana tersenyum kecut. Dari dulu sampai sekarang, sifatnya memang tidak berubah. Leah sangat benci jika disaingi olehnya.
***
Lalu ujian pun dimulai. Joana tampak tertegun dengan semua pertanyaan-pertanyaan ini. Untung saja, walau dia tidak belajar, ia selalu serius jika dosen itu menerangkan tentang mata kuliah anatomi.
Pilihan ganda ini ternyata tidak rumit. Ada seratus soal dan sudah sangat Joana kuasai semuanya. Joana hanya tinggal memainkan kursor, mengklik option yang ada dan langsung klik simpan.
Ya, di era modern seperti ini sudah tidak ada lagi kertas, tidak ada pena dan semuanya serba canggih hanya dengan sebuah laptop yang ada di depannya. Bahkan, setelah mereka selesai ujian, mereka dapat langsung melihat skor mereka lewat screen lcd yang ada di depan.
Joana tersenyum, ia sudah berhasil menjawab semuanya. Ia benar-benar yakin akan mendapat nilai sempurna hari ini. Tiga puluh menit masih tersisa, ia tidak sengaja melirik ke arah samping kanannya yang tampak kesulitan dengan soal yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFE
RomanceALEXANDER HORRANS, adalah laki-laki yang kejam dan penuh dengan tipu daya. Pebisnis handal tetapi dibenci oleh semua orang. Pertemuannya dengan Joana adalah suatu kebetulan. Perempuan yang membuat dunia gempar akan kedatangannya di sisi Alexander. M...