BAB 24 - BELAJAR MENCINTAI

6.4K 277 9
                                    

"Aaaaaa!!!" Terdengar teriakan panjang. Joana berteriak keras hingga tanpa sadar langsung menendang bagian bawah selangkangan Alexander.

Alexander tercekat, rasa sakit itu berkumpul menjadi satu hingga terasa ngilu yang luar biasa.

"Dasar kurang ajar! Mesum! Bajingan!" Secepat kilat Joana turun dari atas ranjang, ia tidak tahu saat ini Alexander sudah ambruk sambil memegangi selangkangannya. Joana hanya terus berusaha melarikan diri kemudian berlari ke arah pintu.

"Mau ke mana kau?!" Ucap Alexander sambil tertatih, ia masih memegangi selangkangannya karena terasa ngilu.

"Mau ke mana kau bilang?! Tentu saja aku akan kabur! Aku tidak mau berakhir diperkosa seperti itu?!"

"Mana ada suami memperkosa istri?! Kita sudah sah menjadi pasangan jadi aku bebas ingin melakukan apa pun terhadapmu juga."

Joana menggeleng-geleng keras. Ia tidak mau. Ia benar-benar tidak mau! Joana langsung memeluk tubuhnya sendiri karena semakin panik dengan semua keadaan ini.

Ternyata benar apa yang dikatakan oleh teman-temannya selama ini.

"Semua laki-laki binatang buas!"

Joana meneriakkan kata itu lagi, dengan gaun pengantin yang masih melekat ia berusaha berlari lagi. Tujuannya hanya satu. Ia harus keluar dari pintu apartemen agar ia bisa segera kabur.

"Tunggu!"

Alexander tidak kalah cepat, dengan tenaga yang tersisa, ia mengejar Joana sampai ke ruang depan, berlari secepat kilat hingga berhasil meraih bahu itu. Tenaga Joana nyaris tidak ada apa-apanya dalam sekali hentakan, Alexander mampu untuk meruntuhkan Joana lagi hingga jatuh ke atas lantai.

Dan lagi-lagi, Alexander mampu menindih Joana. Mengunci kedua tangannya hingga yang tersisa hanya lah mulutnya. Dan hanya dengan mulutnya, mungkin Joana bisa meminta pertolongan.

"TOOOLLLOO .... Hmmmph!!!!"

Lagi-lagi Alexander membungkam mulut Joana.

"Apa kau benar-benar ingin semua orang datang ke sini?! Tetangga apartemen bisa mendengar suaramu yang sekencang itu!"

Joana menggeleng-geleng keras. Ia berusaha melepaskan bungkaman mulutnya tapi ia tidak bisa.

"Aku akan melepaskanmu asal kau tenang. Mari bicarakan semuanya baik-baik."

Cepat-cepat Joana mengangguk. Posisi mereka masih seperti tadi, Joana terlentang dan Alexander menindihnya. Dua tangan Joana terkunci hingga ia tidak bisa apa-apa.

Pelan-pelan Alexander membuka mulut Joana. Napasnya masih memburu, mungkin ia masih merasa takut jika ia akan melakukan hal buruk lagi kepadanya.

"Tolong jangan perkosa aku," dan itu lah kata-kata yang diucapkan oleh Joana pertama kali, tiba-tiba air matanya deras menetes karena ketakutan setengah mati. Bahkan, Alexander juga melihat tangan Joana yang bergetar saat ia memegangi kedua lengannya.

Tapi tiba-tiba Alexander tertawa. Awalnya hanya sebuah pekikan kecil lama kelamaan Alexander tertawa dengan terbahak-bahak. Ia kemudian melepaskan tangan Joana kemudian berguling ke arah samping hingga ikut terlentang di samping Joana berbaring.

"Kau pikir aku akan benar-benar memperkosamu?"

"Tadi ... kau ...?"

"Aku hanya menggodamu."

Mata Joana melebar.

"Ternyata begini rasanya menggoda anak perawan. Apa kau tidak tahu tadi?! Mukamu benar-benar memucat," ucap Alexander yang masih tidak bisa berhenti untuk tertawa.

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang