Alexander tidak pernah tahu kalau waktu ternyata juga bisa semenyiksa seperti sekarang ini. Hari-hari Alexander terasa sangat berat, bahkan hampir seperti di neraka ketika melihat istrinya sedang berjuang di antara hidup dan mati. Berada di ruang operasi bahkan kini terbaring lemah tidak berdaya di ruang ICU.
Alexander terus menggenggam tangan istrinya. Tiga hari lamanya Joana berada di ruangan ini. Kondisinya sangat lemah, kadang ia terbangun dari tidurnya, kadang ia terlelap lagi. Kadang Joana juga sudah bisa menyebut namanya, tapi Joana lebih sering terpejam walau tangannya masih bisa menggenggam erat tangan Alexander.
"Istirahat lah. Ada aku di sini."
Joana mengangguk pelan. Tapi itu mampu membuat Alexander sedikit tenang. Alexander ingat keadaan Joana beberapa hari yang lalu, yang bahkan ... Alexander tidak ingin untuk mengingatnya lagi.
Alexander menyelipkan anak-anak rambut Joana yang berantakan. Mencium kening itu berulang kali kemudian tetap menunggu Joana berada di sampingnya.
"Kak, kakak makan dulu. Biar aku yang jaga kak Joana."
Namun Alexander menggeleng. Ia masih ingin bersama Joana.
Mendengar jawaban itu, Giselle menarik napas. Percuma saja jika dia memaksa kakaknya. Ia kemudian menoleh ke arah Aretha lalu menggeleng. Aretha pun tahu dan ia hanya bisa mengangguk.
Kedua adik itu kemudian keluar dari ruangan. Meninggalkan Alexander di dalam ruangan dan terus menerus menjaga Joana tanpa jeda sedikit pun.
***
Hari pun berlalu dengan sangat berat. Pelan namun pasti, mereka bisa melalui semuanya meski terasa sangat sulit.
"Aku ingin mandi ..."
"Jangan keras kepala. Kau masih perlu beristirahat."
Kali ini, Joana sudah jauh lebih baik. Ia sudah dipindahkan dari ruangan. Meski wajahnya masih sangat pucat dan lemah, tapi kesadaran Joana sudah kembali normal.
"Tubuhku lengket."
"Aku tahu. Tapi kau masih sakit. Jangan banyak bergerak. Belum ada satu minggu kau menjalani operasi."
"Kau saja sudah sehat dan bisa mandi."
Alexander menghela napas. Tapi, ketika melihat Joana sudah mulai cerewet dan keras kepala seperti itu, Alexander merasa tenang karena paling tidak, sifat asli Joana mulai kembali. Sebagai sebuah tanda bahwa, Joana kini sudah mulai pulih.
"Pergi lah. Aku ingin mandi."
"Baik lah. Kalau kau benar-benar ingin membersihkan tubuhmu, biar aku saja."
"Apa maksudmu?"
"Biar aku yang basuh tubuhmu dengan air."
"Kau gila."
"Aku suamimu. Di mana titik gilanya?"
"Pergi lah."
"Diam lah Jo."
Hingga pada akhirnya Alexander pergi ke luar dan kembali lagi dengan baskom beserta kain lap. Meletakkannya ke atas kursi yang tadi ia gunakan untuk duduk di samping Joana.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
"Memandikanmu."
"Astaga. Dengan membuka bajuku di depanmu! Hah?! Aku tidak mau!"
"Melihatmu yang sudah banyak protes seperti ini, berarti menandakan kalau kau sudah sehat."
"Alexander ...!"
"Diam lah."
Alexander membungkam mulut Joana. Lalu beberapa menit kemudian, ia mengunci pintu ruang perawatan, datang lagi ke arah Joana kemudian membuka kancing baju Joana satu persatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/242667136-288-k962352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFE
RomanceALEXANDER HORRANS, adalah laki-laki yang kejam dan penuh dengan tipu daya. Pebisnis handal tetapi dibenci oleh semua orang. Pertemuannya dengan Joana adalah suatu kebetulan. Perempuan yang membuat dunia gempar akan kedatangannya di sisi Alexander. M...