BAB 8 - SISI LAIN FRANS

6.3K 351 10
                                    

Dan di sini lah Joana berada. Menjadi korban penculikan yang sudah direncanakan Frans semalaman suntuk. Frans sudah memegang rencana dan semuanya harus berjalan dengan lancar. Mau tidak mau, suka tidak suka, perempuan yang bernama Joana itu harus menuruti semua rencana yang sudah ia susun rapi bersama dengan Cornellia.

Sementara Joana mulai ketakutan. Di sebuah ruangan putih yang sangat lengang dia sendirian ketika orang-orang berseragam hitam itu menguncinya di ruangan ini.

"Hey! Tolong! Siapa pun buka pintunya!" Joana berteriak dengan sangat keras.

Joana sebenarnya yakin kalau ada orang di luar sana, tetapi tidak ada satu orang pun yang masuk dan membukakan kunci untuk Joana.

"Ya Tuhan di mana ini?" Joana mengibaskan pandangan ke sekitar. Tidak ada satu barang pun di sini dan murni sebuah ruangan yang lengang. Tidak ada jendela atau apa pun itu yang menjadikan tempat ini tampak temaram.

Hingga pada akhirnya dia duduk di pojokan, meraih tas ransel dan memeluknya erat.

Bodoh! Ini lah kebodohan dari dirinya sendiri. Memikirkan dua pukulan telak yang mendarat di muka Alexander, di tambah foto dirinya yang menjadi head line di media masa semakin membuat Joana merasa ngeri. Lalu, nasib Leah...? Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Tante Mayang, kalau Joana malah semakin menghancurkan masa depannya.

"Sepertinya aku akan mati..." Betapa bodohnya Joana ketika ia tidak mengetahui siapa Alexander itu. Selalu tidak perduli dengan apa-apa yang ada di sekitarnya.

Awalnya satu jam, dua jam hingga hampir tiga jam Joana menunggu, harap-harap cemas menatap ke arah pintu itu yang tidak segera dibuka. Hingga pada akhirnya ia berdiri lagi, menggedor-gedor pintu untuk segera dibukakan.

"Tolong siapa pun. Buka pintunya!"

Sepertinya Joana mulai pasrah, ia sudah terlalu lama di sini dan sepertinya tidak akan ada tanda-tanda pintu itu dibuka. Membuat Joana sedikit merasa ngeri memikirkan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi padanya.

Apa mungkin dia akan mengurungku sampai aku mati?

***

"Jangan konyol, Frans."

Tapi Frans di sana menggeleng. "Saya sudah menculik perempuan itu, Tuan."

Alexander mendengus. "Aku bahkan belum menyetujui apa yang kau pikirkan. Ini pertama kalinya kau melakukan sesuatu tanpa menunggu persetujuanku."

"Maaf, Tuan. Tapi situasinya sangat mendesak."

Lagi-lagi Alexander mendengus kesal. "Aku kecewa padamu, orang secerdas dirimu bisa-bisanya mempunyai ide konyol seperti itu."

"Tapi hanya ini satu-satunya cara agar anda terbebas dari tuduhan media. Kita bisa menggunakan perempuan itu untuk menarik perhatian mereka."

Alexander menggeleng, dengan tegas menolak permintaan yang menurutnya sangat bodoh itu. Sungguh, ia tidak habis pikir bisa-bisanya Frans memikirkan sesuatu hal yang sangat membuatnya tampak seperti orang idiot.

"Singkirkan saja perempuan itu."

Tapi Frans menolak. "Tuan, nama Arias grup sedang dipertaruhkan. Media akan semakin memojokkan anda jika mereka tahu kalau anda berusaha menyingkirkan perempuan itu."

"..."

"Bahkan semalaman anda tidak tidur, tidak pulang ke rumah dan mengurung diri di meja kerja anda. Saya sangat yakin anda berusaha mencari cara untuk keluar dari masalah ini. Anda membangun Arias grup tidak dengan sekejap mata dan apa Tuan ingin perusahaan ini hancur begitu saja?"

Alexander mengernyit. Memicingkan mata sebentar dan bermain-main dengan pulpen yang sedari tadi ada di genggamannya. Memencet pulpen itu dan memencet lagi, terus menerus seperti tampak berpikir.

Frans kemudian menoleh ke arah Cornellia yang ada di sana. Hanya dengan anggukan kepala Cornellia seperti tahu akan tugasnya. "Cornellia yang akan menjelaskan semua rencana ini dan saya harap anda akan mempertimbangkannya."

Dan lagi-lagi, Alexander malah menyandarkan kepalanya, bermain-main dengan pulpennya dan hanya menatap sekilas Cornellia yang bahkan sekarang ada di hadapannya.

Cornellia menjelaskan sementara Alexander masih tidak perduli. Wajahnya masih tampak tak acuh ketika Cornellia menjelaskan rencana yang sudah Frans susun secara gamblang dan terperinci. Menyedekapkan tangannya ketika menyadari bahwa sepertinya Frans sudah gila.

Bisa-bisanya Frans mengatakan bahwa Alexander harus menikah dengan perempuan itu.

"Frans, kau konyol sekali..." Alexander sudah tidak tahan dengan rencana bodoh itu. Kini ia berdiri, karena mendengarkan rencana paling tidak waras ini sungguh sangat membuatnya jengah.

"Tapi, sir. Kita harus membolak balikkan semua fakta. Kita juga harus berani mempermainkan media."

Tapi lagi-lagi Alexander menggelengkan kepalanya keras. "Hentikan, Frans! Kau membuatku gila! Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menyetujui rencana bodohmu itu!" Mata Alexander menyala, menandakan bahwa betapa marah dan kesalnya dia di hadapan Frans.

"Maaf, Tuan. Tapi ini demi Arias grup." Frans kemudian memberikan tablet miliknya, memperlihatkan tangkapan layar dari sebuah artikel yang mulai pagi ini beredar hingga semuanya semakin tidak terkendali.

"Sekarang, media mengincar masyarakat. Lihat lah, perusahaan makanan dan minuman milik anda kemarin sudah hampir tidak tertolong. Data penjualan anjlok, beberapa masyarakat diwawancarai sudah tidak sudi lagi membeli produk dari merk dagang perusahaan anda."

Cornellia kemudian memberikan tambahan artikel lainnya. "Tuan, maaf. Dan ini laporan dari hotel milik tuan Alexander. Keuntungan anjlok hampir tiga ratus persen hanya selang satu hari setelah kejadian itu, masyarakat seperti sengaja tidak sudi lagi menginap di resort-resort dan hotel milik Arias grup."

"Itu baru sekian dari beberapa..."

"Ya aku sudah tahu itu." Alexander mendengus kesal. "Apa kalian bodoh? Aku mempunyai bawahan yang sudah mengirimkan data setiap harinya."

"Dan apa anda akan membiarkan ini terus terjadi?"

"Frans. Kita sudah pernah mempunyai masalah yang jauh lebih berat dari itu. Tinggal menunggu hari mereka akan merangkak dan kembali menggunakan Arias grup." Ucap Alexander dengan penuh percaya diri.

Tapi Frans menggeleng. "Tapi Tuan, ini berbeda. Media jauh lebih berbahaya..."

Alexander tetap menggeleng. Sepertinya ia kekeh dengan keputusannya. Sementara Frans semakin putus asa melihat Alexander yang tidak bergeming sama sekali.

Sungguh. Bisa-bisa Arias grup bangkrut dan Frans tidak bisa melihat itu terjadi!

Hingga pada akhirnya Alexander keluar dari ruangan kantornya, menyentuh knop pintu untuk membukanya. Tapi tiba-tiba Frans mengatakan sesuatu kepada Alexander hingga membuat Alexander syok seketika.

"Saya sudah terlanjur mengatakan pada nyonya Belinda kalau perempuan yang bernama Joana itu adalah calon istri anda."

Seketika itu juga Alexander terhenyak. Matanya melotot tajam saat mendengar pengakuan dari Frans.

"Frans. KAU!"

"Dan sepertinya Mama anda sangat senang ketika mendengar berita itu pagi ini."

"BERANI-BERANINYA KAU?!"

"Maaf, Tuan. Saya terpaksa melakukan ini. Saya sudah berjanji kepada anda kalau saya akan melindungi anda dan Arias grup sampai saya mati nanti."

Alexander mengeram. Frans selalu tahu di mana titik kelemahannya!

"Dan sekarang, saya dan Cornellia sudah mengurus semua persiapan pernikahan anda." Mata Frans tidak kalah menyalanya dengan bosnya itu. Semakin membuat Alexander menggelengkan kepala oleh apa yang dilakukan oleh Frans.

Tapi Frans, memang selalu tahu apa yang harus ia lakukan demi melindungi Arias grup.

***

14:19 tinggalin jejak jam berapa kalian baca ini.

Sini ujan deres sama angin. Brrrrrr

ALEXANDER'S REBELLIOUS WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang