"Pipet, ulekan, botol, kertas HVS, tinta printer. Apaan lagi ya, bang?"
"Spidol, tipx, seblak, teh kotak blackcurrant—"
"Lah itu mah maunya Lo." Gue mendengus.
Ceritanya lagi nyatet barang apa aja yang mau beli di toserba bareng Somi hari ini. Akhirnya gue date sama bestie, dia kan dah punya ayang jadinya lupa dunia.
"Lo yang nanya, yaudah Abang jawab." Jawab Abang sok iye sambil nyeruput kopi.
"Apa lagi ya, aduh lupa nih gue."
"Label, stabilo, masker, ah anjay lupa! Kemarin lupa ga nyatet apa aja yang harus gue beli.."
"Tanya si Mark, dong. Kan udah punya ayang— eh, beda jurusan ya."
"Bicit." Umpat gue.
Apa dah.
"Gara-gara Lo gue kena rumor! Jangan ngadi-ngadi ngapa, untung kak Mark bersikap biasa aja."
"Awas aja Lo, bang.Gue aduin ke si Oting." Lanjut gue membahas crush nya Abang.
Aduh itu loh, si Xiaoting, kakel gue waktu SMA, mana cantik bat lagi tuh orang. Pantesan aje Abang naksir dan susah bat mendapatkan cintanya. Emang nasib Lo kek gini bang, jiwa jomblo for our life.
"Ngapain bawa-bawa dia?! Diem ga Lo?! Gue masih belum move on." Teriaknya tertekan.
Punya masa lalu menyedihkan sih ini, gue yakin.
"Agak anjay ya kakak beradik ini." Saut Lucas berjalan dari arah dapur sambil nyedot kuah mie pake sedotan.
"Gue masih punya id-line si Oting." Kata gue menggoda Abang buat balikan.
"Bicit kau bicit, watashi ga mau denger."
Abang acuh dan malah menyibukkan diri nguyel-nguyel si hutong— kucing yang kita temui di selokan seminggu yang lalu.
"Mbak Oting makin cantik loh, bang. Pacarnya kek Luhan EXO."
"Bicit." Katanya lagi ngikutin gaya gue.
"Oting siapa dah?" Tanya Lucas pelanga-pelongo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Hijau [rev]✓
HumorKalau kata gue, Komplek Hijau atau Dusun Hijau didirikan oleh bangsa hijau yang bermigrasi dari planet hijau ke planet bumi yang emang hijau pada dasarnya. Gue pikir tuh semua penduduknya punya pola pikir normal, kek gue lah minimal. Tapi...astaga...