23. Kondangan (✓)

121 19 1
                                    

"Lyo, ayo cepet sini. Kita sungkeman dulu sama Mas Bul."

"Kak Taeyong apa-apaan sih..." Ujar gue pelan di depan kak Taeyong yang udah rapih pake tuxedo.

Mau ngelamar gue nih?! Rela kak, ayo kita kawin secepatnya.

Ini sebenarnya ada apaan dah? Katanya besok kondangan, tapi malah hari ini. Ah sial, gue lagi ngerjain tugas-tugas gue pas mereka ngetuk-ngentuk kamar bang aheng kenceng— yang kebetulan gue lagi pake laptop di kamar Abang laknat.

"Cepet! Harus didandani, kebetulan Mas bulan punya keahlian merias wajah pake makeup." Kata kak Taeyong lagi.

"Ya kagak mungkin didandani pake arang. Gimana sih, udah sarjana tapi pikirannya pendek." Kata Lucas ikutan.

"Lantas? Anda mengkritik saya?"

"Ngasih tau, yaampun songong amat."

"Ga ada sopan-sopannya, tch." Ujar kak Taeyong mode sinis.

Lucas ikut-ikutan pake gayanya kak Taeyong. "Tchh, watashi sopan. Malah melebihi kriteria sopan."

Kak Jungwoo yang kebetulan ada di sini dan ngedenger percakapan kak Taeyong dan Lucas langsung mendelik dan dari mukanya udah keliatan banget pengen nabok si Lucas pake talenan dapur.

"Mimpi cuk, kemaren Lo hampir nabok kepala gue pake batu cobek gegara makan ceker jeletot. Sadar, gue lebih tua dari Lo. Mana ada sopannya!" Kata kak Jungwoo keras.

"Emang kita kenal?"

"Lo kemaren main PS sama gue!" Teriak kak Jungwoo lagi.

"Oh..lupa bang, maap."

Udahlah, mending pasrah aja Lo pada kalo ngeladenin si Lucas. Bukan apa-apa, hanya manusia dongo dan memiliki mental kesabaran yang tinggi yang bisa ngobrol santuy bareng Lucas.

"Jadi gimana nih? Jadi didandani atau tidak? Latihan dulu latihan, besok kita kondangan." Kata Kak Taeil alias Mas Bul yang memaksa gue buat didandani sama dia.

"Tapi..Mas bulan.."

"Be brave and don't cry." Ujar kak Johnny tiba-tiba.

"Apa dah si Simatupang ini, ikut-ikutan." Saut kak Ten.

"Kau pun Simatupang. Lupa kau?"

Tiba-tiba pintu kamar bang aheng terbuka memperlihatkan wajah fresh-nya yang habis mandi. Bahkan aroma sabun rasa kemenyan pun tercium di indra penciuman kita.

"Loh..ngapain Lo pada ngumpul di depan kamar gue? Li, Lo diapain?" Tanya Abang langsung.

"Ehh.. berduaan di kamar? Bang Hendery, Lo waras?" Tanya Haechan yang bikin semua orang nethink.

"Ini kamar gue, pindah sana pindah." Kata Abang galak.

"Mau di kamar Lyo? Boleh—"

"Gue ketekin mulut Lo!"

"Iya bang, ampun."

Tiba-tiba aja kak Doyoung yang entah dari mana nyautin. Wah keajaiban dunia seorang Doyoung Hidayat muncul ke permukaan.

"Chan, Lo lebih baik balik dah. Ganggu tau ga."

"Lah bang Doyoung juga ngapain di rumah si Lyo? Naksir?"

"Jadinya mau atau nggak nih, Lyo? Latihan dulu ayo—" Mas bulan kembali memaksa ditambah dukungan oleh kak Ten yang heboh.

"Kenapa harus gue? Kan ada wajah lain."

"Karena muka Lo yang paling mirip sama kambing."

"Kupret sia Haechan!"

Si bedul, gue disamain sama habitat kambing.

Komplek Hijau [rev]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang