Siang ini setelah insiden memalukan yaitu sempak bapak gue yang nyangkut dan gue abis dimarahin abis-abisan sama emak gue, akhirnya sebagai permintaan maaf gue harus belanja sayuran di warungnya si Kuncoro.Kalo diinget-inget tentang kejadian tadi, Mamak nanya-nanya kenapa kolor bapak bisa jatoh ke bawah, kenapa gue di rumah sama laki-laki dan cuman gue ceweknya sendiri dan banyak sekali pertanyaan yang kagak bisa gue jawab.
Skakmat coy, mamak kalo nanya apapun itu pake otot dan urat. Jangan lupa laser mata emak yang selalu nyala dan siap membelah jiwa gue sampai pada akhirnya gue terkena tekanan batin.
Saat ini gue lagi jalan kaki menuju toko sembako kokoh Kun yang murah pol dan mamak selalu menjadi langganan tapi kagak pernah dikasih bonus.
Sesampainya di toko itu, gue langsung nyari-nyari keberadaan si Kuncoro yang kebetulan lagi kagak ada. Biasanya tuh mahluk selalu duduk sambil makan kuaci di deket kolam ikan mujaer sambil kipasan.
"Kak Kun—" panggil gue terpotong karena kepala kak Kun tiba-tiba nongol ketutupan karung beras.
"Bukan kuntilanak."
"Siapa juga yang mau manggil kuntilanak." Kata gue ketawa.
Sialan ah, humor gue rendah banget.
"Jadi, mau apa?"
"Beli."
"Apa?"
"Tebak dong." Kata gue julid.
"Hatiku? Atau air suci dijamin glowing?"
Muka gue datar tiba-tiba dan langsung mengatakan apa yang bakalan gue beli sekarang.
"Beli garam."
"Itu doang?"
"Ga mau uang? Yaudah aku beli di toko lain." Jawab gue dan sengaja mau puter balik.
"Iya-iya, Kuncoro selalu menerima segala jenis cuan."
"Pasti ngepet juga."
"Ya Tuhan, sangat tidak bermoral." Katanya yang tumbenan bermartabat.
"Cepet dong kokoh Kun, nanti mamak marah."
"Garam doang?"
"Gula, merica, terigu, cuka sama sawi."
Selagi kak Kun nyiapin barang apa aja yang gue beli dan mau dimasukin ke kresek, kak Kun tiba-tiba aja nanya yang bikin gue kagak mau ngejawab.
"Gimana, Li?"
"Apanya?"
"Sama si Mark."
"Kenapa kak Mark?" Tanya gue mencoba buat rileks.
"Eh, pacaran ga?!" Tanyanya teriak dan bikin gerombolan Xiaojun datang.
"Kenapa nanya gitu?"
"Ya karena ini gosip, harus di dengarkan." Jawab kak Kun sambil ngitung belanjaan.
"Wehh ada adeknya Hendery. Halo, aku buaya masa depanmu."
Yaelah, ngapain si tuh mahluk.
"Komodo Lo." Kata gue ngebales perkataan Xiaojun.
"Jurig sia. Padahal gue lagi merayu dan meluluhkan hati Lo."
"Langkahin dulu mayat abangnya."
"Abang Lo belom mati. Nyumpahin Lo? Buset, adek jenis apaan kek gini." Kata Xiaojun lagi melotot kek iguana.
"Ngadu woi ngadu, cepet!" Kak Ten ikut-ikutan mengompori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Hijau [rev]✓
HumorKalau kata gue, Komplek Hijau atau Dusun Hijau didirikan oleh bangsa hijau yang bermigrasi dari planet hijau ke planet bumi yang emang hijau pada dasarnya. Gue pikir tuh semua penduduknya punya pola pikir normal, kek gue lah minimal. Tapi...astaga...