37. Lomba hijau (✓)

96 20 0
                                    

"Anjir anjir anjir."

"Gue ikutan. Anjer anjer anjer."

"Anjor anjor anjor."

"Lo..Lo siapanya Jaemin, Li?!"

Gue mendadak pening seketika saat gue membuka 'kotak biru' yang katanya berharga. Gue ga tau sisi berharganya di mana. Tapi cuy...

Ini apaan maksudnya?!

Mendadak gue kagak mengingat apapun tentang kotak ini dan suatu foto di mana ada kedua bocil— SD deh, sama-sama tengah memegang 2 es krim stroberi dan satunya es krim vanila.

Tunggu.

"Hah?..." Gue katarak dah ini.

Ini siapa woi?!

Anak cowok yang lagi megang es krim vanila itu tersenyum lebar di samping anak cewek itu yang lagi nangis karena es krim stroberinya meleleh.

Ini..ini gue?!

"Lo ga inget, ya?" Tanya Jaemin mendadak dan bikin nafas gue tersengal.

Gue ga menjawab pertanyaan Jaemin dan mengambil foto polaroid itu. Di bawah foto itu ada sebuah album foto, gue melihatnya dan mendadak hati gue mencelos gemetar— ga tau, tapi rasanya kayak gitu.

 Di bawah foto itu ada sebuah album foto, gue melihatnya dan mendadak hati gue mencelos gemetar— ga tau, tapi rasanya kayak gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini, Lo? Bohong ye? Lo cakep banget pas bocil, beda banget sama sekarang yang kayak nyi Blorong." Tanya Lucas.

Gue menggeleng kalut. Gue ga inget apa-apa, kenapa ada bocah laki-laki yang gue kagak kenal sama sekali. Please, gue hilang ingatan kah? Saat mendengar kata 'hilang ingatan' gue bener-bener mendadak trauma.

"Lama banget sih mikirnya. Ini Lo, dan anak laki-laki itu Jaemin. Harus abang jelasin?"

"Eh, ngapa Lo mewek?!"

Mendadak bulir-bulir air mata gue terjun bebas tanpa disuruh. Gue melihat foto di album itu, 2 bocah itu dirawat di RS dengan perban masing-masing di kepala. Bahkan bangsal mereka bersebelahan dan di ujung bangsal itu tertulis nama pasien itu masing-masing.

"Lo, Nana kan?"

"Eh.."

Seketika Jaemin keliatan kaget apa yang baru aja gue katakan. Gue mendadak nangis lagi karena ini beneran gue dan anak laki-laki yang gue cari-cari selama ini.

"Nana, kan?" Tanya gue lagi tetep nangis lebay bombay cimol— untung rakyat hijau sebagian dah balik ke alamnya.

"Sorry.." jawab Jaemin menduduk.

"Butuh waktu guys, biarin mereka berdua. Lagipula Jaemin mau jujur akan sesuatu."

Haechan menyuruh mereka, termasuk Abang dan Lucas buat pergi dari ruang tamu dan mempersilahkan gue dan Jaemin untuk bicara.

"Ini ada apaan dah, brad? Ga paham gue." Tanya Lucas lemot.

"Yeeleh, masalah anak muda itu. Lo sebagai sesepuh ga boleh tau."

Komplek Hijau [rev]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang