Chapter 67 • Kita Selamanya

173 13 0
                                    

VO TE DULU HEYY! 😻😻😻😌
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️🌝


•••

You are sweeter than any sugar, more thrilling than wine, more shining than stars in the sky. Because you are my paradise.
- Noah Diwatama

●●●

Pemandangan yang indah, suasana yang nyaman, lagu bermelodi pelan penuh cerita, serta lilin-lilin di sekitar mereka yang menemani kehangatan di sore hari. Bahkan burung-burung di udara juga mengisi sore hari ini.

     Ujung bibir Noah tertarik. Senyum bangga sekaligus senang tampil di wajah tampan lelaki itu. Untuk sekali lagi, Noah merapikan meja makan yang sudah ia siapkan sedari tadi. Meskipun terdapat angin, lilin itu tidak berhasil dimatikan oleh udara yang bertiup. Tidak akan Noah biarkan.

     Noah melihat sekitar, tidak mendapati siapa pun di sana. Sementara Senja yang sedang menuju ke sini, Noah memutuskan untuk merapikan rambutnya untuk terakhir kalinya. Ia bahkan memakai gel rambut dan kemeja hitam untuk hari ini.  Hari ini hari yang penting. Noah tidak mau merusaknya. Ia tidak ingin merusaknya.

     Sebuah suara pintu terbuka berhasil mengalihkan pandangan Noah dari cermin ponselnya. Dengan cepat ia menoleh. Tepat saat kedua matanya mendapati perempuan yang sedari tadi ditunggunya itu tampak, senyum Noah semakin mengembang lebar. Mampu menutupi matanya.

      Noah melangkah maju, mendekati gadis yang sedang menatapnya dengan pandangan lurus. Bibir perempuan itu yang terbuka membuat Noah gemas setengah mati. Ingin Noah rasanya mengarungi perempuan itu sekarang dan membawanya masuk ke dalam rumahnya. Hanya boleh dirinya saja yang melihat senyum cantik itu.

Sembari mengulurkan tangannya, Noah memakukan pandangannya pada manik terang perempuan itu. "This way, My Love," desisnya pelan. Tidak butuh waktu lama bagi Senja menerima ulurannya. Saat tangan kecil dan lembut itu Noah genggam, jantungnya berdegup dengan cepat tanpa ditunda lagi.

Euphoria mengelilingi mereka.

"Noah, ini ... indah banget."

Nada takjub yang dikeluarkan Senja sama rasanya seperti bagaimana Noah menatap perempuan itu sekarang. Rambut panjang cokelat terang milik Senja terbang mengikuti angin bergerak. Membuat aroma khas dari tubuh perempuan itu menghampiri Noah. Rasanya memabukan. Semua ini melebihi nikmatnya anggur merah, melebihi manisnya rokok, melebihi terangnya bintang di langit.

Gadisnya melebihi semua itu.

"Tidak seindah kamu," bisik Noah sembari menyelipkan anak rambut Senja di balik telinga perempuan itu. "Ayo duduk, aku udah masakin sesuatu buat kamu." Noah menarik pelan Senja menuju meja yang sudah menyapa mereka sedari tadi.

Sembari menarik kursi untuk perempuan itu, Noah melepaskan jasnya dan memberikannya pada pundak Senja. "Sebentar lagi bakal semakin dingin."

Senja mendelik mendapati itu. Dengan cepat menahan tangan milik Noah. "Jangan, badan kamu lagi kurang fit. Kamu pakai aja, Noah." Senja memasangkan kembali jas pada tubuh lelaki itu meskipun harus sedikit menjinjit. "Aku bawa jaket sendiri, kok," ucap Senja sembari mengeluarkan jaket dari dalam tasnya.

Senyum tak bersalah Senja membuat Noah lemah. Bagaimana bisa ia melawan perempuan itu di saat Senja sendiri memberikan senyuman yang mampu membuat jantungnya menggila?

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang