Chapter 56 • Air Mata Melantun

249 27 5
                                    

Jangan lupa ya kasih 🔴 VOTEEEE 🔴 hehe ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu sebelum baca.

Nggak bakal rugi kok! ☺️☺️

Now Playlist 🎼🎼 :
Hate Me - Eurielle

⭐️💬

BOLEH diputar ya untuk menyesuaikan salah satu adegan di bawah!

Maaf kalau masih banyak TYPO nya. Diusahakan kedepannya akan jauh lbh baik! 🙏🏻🙏🏻.

•••

Bukan hanya kamu, hidup aku berubah menjadi indah sejak kamu datang.
- Senja Lestari

●●●

"Noah ... maksud—maksud kamu apa?"

Suara serak Senja memecahkan keheningan yang sempat melanda selama lima detik itu. Kepalanya benar-benar dibuat pening dengan semua hal yang tidak masuk akal ini.

Noah pasti bercanda.

Semua ini pasti hanyalah candaan.

Tatapan Noah jatuh ke bawah, seperti menghindarinya. Membuat sebuah duri kembali menusuk hatinya. Di manakah senyum itu? Mengapa hanyalah kekecewaan yang tampak di wajah penuh letih itu?

Di mana senyum favoritnya?

"Apa kamu tahu?" Suara lelaki itu parau. Membuktikan jika tangisan Noah belum berhenti. "Ka—kamu tahu tentang ini? Tolong jawab kamu nggak tahu, Sayang," desis Noah dengan nada memohon yang menyelimuti kalimat itu.

Noah kemudian mendongak, memperlihatkan mata lelaki itu yang sudah merah dengan air mata yang masih mengalir. Kedua alisnya bergelantungan dengan begitu menyedihkan. Sepasang manik yang biasa menceritakan keindahan kini sirna, hanya meminta penjelasan dari segala-yang Senja harap-ilusi membingungkan yang terjadi saat ini.

Perhatian Senja terpaku pada wajah Noah yang sudah basah karena air mata. Perlahan, tangannya terulur dan menyeka air mata itu dengan lembut. Noah tidak menyentaknya, begitu juga menerimanya. Lelaki itu hanya diam dengan pundak yang masih terguncang.

"Jangan—jangan nangis, aku mohon," bisik Senja mengkhianati dirinya. Nyatanya, saat ini, tangisan Senja tidak kalah deras dari Noah.

"Kalau begitu jawab. Jawab dan bantu aku keluar dari semua teka-teki ini, Ja."

Andai Senja tahu jawabannya. Andai Senja bisa menjawab pertanyaan Noah dengan jawaban yang lelaki itu inginkan. Sayangnya, bagaikan baru keluar dari kegelapannya, Senja sama sekali tidak tahu apa-apa. Dan andaikan-andaikan perkataan Noah betul, Senja tidak tahu harus bagaimana lagi.

Ia akan hancur sehancur-hancurnya.

Senja tidak akan bisa memaafkan dirinya.

Bahkan, andai perkataan Noah benar, artinya nenek dan ayahnya turut terlibat dalam hal ini. Artinya, nenek dan ayahnya juga menjadi pelaku yang sangat keji dari semua ini. Senja ... Senja tidak mau hal itu terjadi. Senja tidak sanggup melihat Ditya dan Larasti yang semakin menderita karenanya.

"Aku ...." Senja kehilangan suaranya.

"Kamu tinggal jawab kalau kamu nggak terlibat. Kamu tinggal bilang kalau Senja nggak tahu. Kamu tinggal bilang kalau seseorang menjebak kamu, Ja," tukas Noah dengan nada yang mulai meninggi. "Kenapa kamu diam aja?!" Bentakan Noah diiringi oleh suara petir yang mulai terdengar.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang