Chapter 34 • Melemah

436 47 15
                                    

Jangan lupa ya kasih 🔴 VOTEEEE 🔴 hehe ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu sebelum baca. Nggak bakal rugi kok! ☺️☺️

⭐️💬

Untuk menambah suasana coba dengarin lagu ya biar makin mantep 🥰🥰 🎧🎧

Maaf kalau masih banyak TYPO nya. Diusahakan kedepannya akan jauh lbh baik! 🙏🏻🙏🏻

Selamat membaca 🧸 :}

now playing:
Runtuh (Feby Putri feat Fiersa Besari)

•••

Apa pun yang terjadi, pasti akan selalu berakhir. Dan jika sesuatu yang baik harus berakhir, percayalah bahwa yang lebih baik lagi akan dimulai.
- Senja Lestari

Sesak, pusing, dan gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesak, pusing, dan gelisah.

     Itulah tiga kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Senja beberapa belakangan ini. Benar-benar kacau. Apalagi setelah ia tidak menginjakkan kakinya di sini selama berhari-hari, jadi, tentu Senja merasa sedikit asing.

     Kepala dan tubuhnya sangat berat. Senja benar-benar tidak ada semangat untuk pergi kuliah untuk pertama kalinya. Padahal, sedari tadi Senja sudah menyemangati dirinya sendiri untuk tetap semangat setelah kepergian neneknya.

     Tapi, seberapa pun Senja berusaha, rasa sesak itu terus mendatanginya. Senja bahkan tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menghibur dirinya sendiri saat ini. Semuanya terasa begitu suram dan abu-abu bagi Senja.

     Apalagi setelah mendapat mata yang dari neneknya ini, Senja merasa menjadi cucu paling jahat sedunia. Setiap malam bayang-bayang Larasti selalu mendatanginya. Karena kalau saja Senja lebih perhatian pada Larasti, pasti semua ini tidak akan terjadi.

      Menghembuskan napasnya perlahan, Senja mulai melangkahkan kakinya memasuki gedung kampusnya. Senyuman pahit terlukis di wajahnya. Padahal, dulu Senja selalu membayangkan saat-saat di mana akhirnya ia akan mendapat penglihatannya kembali.

     Akan tetapi, sekarang Senja tidak merasakan emosi sedikitpun. Walaupun tidak bisa dipungkiri betapa rindunya Senja melihat pemandangan yang ada di sekitarnya ini. Langit yang bewarna biru cerah. Matahari yang bersinar penuh terang. Awan-awan putih yang ikut menghiasi langit-langit.

     Semua hal itu adalah keinginan Senja selama ini. Tapi, mengapa setelah melihat semua ini, Senja tidak bisa merasakan kebahagiaan sedikit pun? Bahkan tidak ada secercah rasa lega dalam dirinya. Rasanya, kembalinya indra penglihatannya ini hanya membuat Senja semakin menderita.

     Hal paling parah adalah situasi yang ia terima saat ini. Tanpa melihatpun, Senja bisa merasakan banyak pasang mata kini terarah padanya. Dan Senja tahu alasan di balik pandangan heran yang kini terarah padanya itu. Tentu tidak lain karena dirinya yang sejak dulu buta itu kini bisa berjalan tanpa tongkat.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang