Chapter 52 • Menari Di Awan

298 38 8
                                    

OMO UPDATE! YEY

FIRST! VOTEEE DULUUUU JAN MALU-MALU KALIANNN 😠😠😠

Em, em, semoga chaptee ini membahagiakan kalian jehe

enjoy!

now playing :
Howls Moving Caste Piano

•••

When my sky is gray, you're the one who turns it into colorful.
- Noah Diwatama

Ruangan yang dipenuhi aroma kopi, bersama dengan bincangan orang-orang yang terdengar dengan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan yang dipenuhi aroma kopi, bersama dengan bincangan orang-orang yang terdengar dengan pelan. Ruangan yang dingin sehingga membuat pelanggan merasa nyaman terlepas dari langit yang sudah gelap. Serta lagu tenang yang mengalun dan membuat mereka semakin terhanyut oleh kedamaian. Itulah penggambaran yang tepat untuk mendeskripsikan suasana di kafe milik paman Dave. Perabotan yang sederhana namun tampak klasik menambah kesan mahal pada kafe ini.

Senja mengulumkan senyumnya. Beberapa hari lalu ia datang ke kafe ini dengan perilaku setenang, sesopan, dan sebaik mungkin. Bersama Noah yang menemaninya, akhirnya Senja berhasil diterima bukan berdasarkan orang dalam, melainkan karena kemampuannya.

Kata Theo, paman Dave, keterampilannya dalam membuat kopi perlu diacungi jempol meskipun ini pertama kalinya untuk Senja. Senja dipuji memiliki bakat hebat untuk keahlian dapur dan diminta untuk mengembangkan keterampilannya lebih lagi. Ia bahkan lolos wawancara dengan baik. Selain itu, Theo juga memuji kemampuan masaknya dan menunggu Senja menciptakan sebuah menu baru.

Entah kata apa yang bisa menggambarkan betapa bahagianya Senja saat itu. Ia senang sekaligus bangga pada dirinya sendiri karena diterima bukan dengan alasan sebagai teman dari keponakannya. Ya, entah mengapa beberapa hari belakangan ini hari Senja begitu penuh dengan warna-warni kebahagiaan. Terutama setelah sebuah kejadian saat mereka di panti asuhan. Sesuatu yang tidak pernah Senja sangka akan terjadi pada hidupnya.

Setelah sibuk menampilkan berbagai performa untuk anak-anak, kini baik orang dewasa maupun anak-anak sibuk mengistirahatkan diri dari kegiatan yang sangat panjang. Sementara mereka menyantap makan siang yang sudah dilakukan sejak sejam yang lalu, Senja memutuskan untuk berkelana, melihat keadaan sekitar.

Terakhir kali Senja datang ke sini ia tidak bisa melihat apa pun, hanya bisa mendengar. Untungnya kali ini semuanya sudah seperti semula. Ia bisa melihat suasana rumah yang hangat dan damai. Cat tembok yang mulai luntur. Anak-anak yang sibuk bermain dengan satu sama lain tanpa membedakan kekurangan. Semuanya terasa sempurna.

"Kak Senja?"

Langkah Senja terhenti. Suara kecil itu berhasil menangkap perhatiannya. Dengan cepat Senja menoleh, mendapati seorang gadis yang duduk di kursi roda sedang menatapnya. "Mata Kakak udah sembuh?" tanya anak itu lagi, dengan nada yang lebih tinggi.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang