Chapter 72 • Gelap Kelabu

171 12 6
                                    

hellow!

KASIH VOTE DULU AYK!

now playing:
And I'm Here - Kim Hyung Hee

Wajib DENGERIN DI SPOTiFY SEKARANGGGGGG

😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡

•••
Meski dunia berusaha memisahkan kita, aku akan tetap berada di sisimu, Noah.
- Senja Lestari

●●●

Sunlight is pouring in mercilessly.

(Mentari masuk tak berperasaan)

Seolah tidak peduli dengan kekosongan di dada yang merayap setiap detik. Rasa hampa datang seolah lelaki itu bersahabat dengannya. Tidak pernah sekali pun absen dalam mengisi ruang kosong dalam hatinya. Terkadang, tangisan tengah malam terdengar, seperti serigala kesepian yang melolong di bawah gerhana bulan. Begitu pilu dan menyakitkan.

Noah menyipitkan matanya begitu menemukan sinar matahari tampak begitu bangga dari kaca jendelanya. Seketika, perasaannya dibuat semakin buruk. Si brengsek, batinnya. Ia tahu ini ulah kedua sahabatnya. Padahal, terakhir kali ia sadar, Noah tidak ada di rumahnya. Terlebih di kasurnya.

Merasakan kepalanya yang pening hebat, Noah memutuskan untuk kembali membaringkan tubuhnya. Dirinya mual akibat semua alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya kemarin malam. Namun ia enggan untuk menghilangkan rasa tidak nyaman itu. Tatapannya bertemu dengan atap kamar. Kedua matanya perih, dengan penyebab yang Noah enggan ia beri tahu. Dengan tak berdaya, lelaki itu memeluk dirinya sendiri sembari meringkuk dalam di atas kasurnya yang besar.

Hampa.

Mengapa begitu hampa?

Noah memejamkan matanya erat sampai kernyitan tampak di dahi lelaki itu. Sebelum akhirnya sebuah hembusan napas panjang keluar dari bibirnya, dengan pelan ia mengubah posisinya menjadi tegak kembali. Ditatapnya sinar matahari yang menyelinap melalui gordeng yang terkibas. Menampakkan debu-debu halus yang berterbangan di kamar ini.

Noah menelan ludahnya kasar, menghasilkan rasa kering sekaligus sakit di kerokongannya. Tatapan kosongnya bertemu dengan barang asing yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Dengan mata yang tak bernyawa lagi, Noah meraih paper bag itu. Apa Alex yang menaruhnya di sini? Atau justru Dave?

Memutuskan untuk tidak peduli pada siapa yang menaruhnya, Noah memilih untuk memulai harinya dengan membuka paper bag yang sudah tidak indah itu lagi. Bahkan bungkusannya saja sudah lecak.

Jarinya mulai bergerak, membuka pita emas yang menjadi penghubung antara dirinya dengan isi dari paper bag tersebut. Aneh rasanya jika paper bag ini diberikan oleh kedua sahabatnya itu. Terlalu indah dan rapi, berbeda jauh dengan kepribadian dua manusia tolol itu.

Begitu pita tersebut terlepas, mata Noah disambut oleh sebuah kotak dengan secarcik kertas tebal di dalamnya. Surat? Noah menghembuskan napas pelan. Dengan pelan ia mengambil surat tersebut.

Noah bersumpah akan memulai harinya dengan sewajarnya. Sialnya, hanya dua kata yang mengawali isi dari surat itu saja sudah berhasil membuat matanya perih dan berair dalam sekejap.

Untuk kekasihku, Noah Diwatama.

Noah langsung mengadah, merasakan tangannya yang memegang kertas itu mulai bergetar hebat. Tidak. Noah mohon jangan. Ditariknya napas dalam-dalam sebelum lelaki itu kembali menjatuhkan pandangannya. Sudah dua minggu semenjak ia terakhir pergi ke rumah sakit.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang