Chapter 41 • Dilanda Rasa Takut

450 49 18
                                    

Halloooooooo!!!!!! 🤩🤩🤩🤩
Beruang Galak dan Kungkang udah update.

btw udah lama jg ya gk denger ucpaan itu dr mereka
:(( jadi sedih 😭😭😭

oh ya makasih udah mau baca. Jangan lupa kasih VOTE ⭐️⭐️ biar bikin saya makin semangat 💓🎉

Enjoy yorobun! 🥰🥰

•••

Cinta itu tidak akan pernah bisa berdiri sendiri jika hanya seorang yang mencintai. Karena cinta sama seperti sebuah perjalanan. Jika kita menempuh perjalanan tanpa tujuan, maka kita bisa berpaling kapan saja.
- Alexandro Darlon

- Alexandro Darlon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perih.

Bau.

Sesak.

Itulah yang dirasakan oleh perempuan itu sekarang.

Perempuan yang seakan mempunyai 9 nyawa itu dengan berani melangkahkan kakinya menuju kantin. Bahkan pandangannya sekarang saja sangat tidak jelas. Matanya sangat perih. Entah ini reaksi yang normal atau tidak, ia sama sekali tidak tahu. Lift tidak bisa digunakan, jadi Senja terpaksa harus menggunakan tangga. Keadaan kakinya berhasil memperlambat Senja.

Sudah beberapa kali ia meneriaki nama Arkan, namun tidak ada suara yang menjawab. Tentu itu membuat Senja gusar setengah mati. Ia tidak bisa pulang dengan tangan kosong. Senja harus menemukan Arkan. Bagaimanapun caranya.

"Arkan! Ini Mba! Arkan di mana?!" teriak Senja entah sudah keberapa kalinya. Walaupun pandangannya kabur, namun Senja sudah cukup ahli berjalan dengan tongkat ini.

Beberapa menit berlalu sejak Senja memasuki pintu itu. Namun, hingga sekarang Senja tidak kunjung menemukan keberadaan anak itu. Pikiran tidak enak mulai menghantui benaknya. Tidak mungkin jika Arkan sudah pergi, bukan? Tidak! Jangan sampai hal itu terjadi.

"Arkan! Kamu di mana? Jawab Mba!"

Senja terus mencari walaupun hingga detik ini tidak kunjung menemukan keberadaan anak itu. Bahkan ia tidak tahu jika ia akan selamat atau tidak. Bersamaan dengan jalannya waktu, kepalanya kembali sakit. Mungkin karena ia terlalu banyak menghirup asap.

Saat sedang mencari, matanya menemukan sesuatu yang aneh. Senja langsung menghentikan langkahnya. Matanya langsung membulat saat melihat seorang anak sedang meringkuk di salah satu bawah meja. Seperti mendapatkan emas, sebuah perasaan bahagia memenuhi Senja.

Api semakin membesar, bagaikan sebuah amarah yang membeludak. Senja langsung melepaskan tongkatnya, meraih tubuh kecil yang gemetar itu masuk ke dalam pelukannya. "Nggak pa-pa. Mba di sini. Jangan takut," ucap Senja mencoba menenangkan.

"Mba! A-Arkan takut banget."

Senja mengangguk, memeluk erat tubuh kecil itu. "Iya, Mba tahu. Maafin Mba karena lama."

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang