Chapter 63 • Jangan Pergi

192 22 11
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA!

Jangan lupa dengar lagu di atas!

now playing :

•••

Kau yang meminta singgah, tapi kau juga yang memintaku pergi.
- Noah Diwatama

●●●

Senja tidak bisa mendengarkan apa-apa selain dengingan yang mengambil alih seluruh dirinya. Napasnya memburu, tatapannya kosong ke depan. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi? Perutnya begitu sakit seolah ribuan tangan menarik paksa semua organnya keluar.

Senja memejamkan matanya erat, berusaha menyingkirkan serangan panik yang melanda dirinya. Tenang. Kuncinya adalah tenang. Menarik dan menghembuskan napasnya beberapa kali, Senja kembali membuka matanya.

Pandangannya buram, entah karena air mata atau karena efek kelelahan. Stella sibuk tertawa bahagia. Dan Senja ... Senja yang berhasil dibekukan melihat bagaimana air perlahan demi perlahan terus meninggi dan mengisi kolam itu.

Ia harus menghentikan semua ini.

"Kamu akan menyesal karena tidak membunuh aku terlebih dulu, La," desis Senja dengan mata yang sudah memincing tajam. Stella yang melihat perubahan besar di manik itu mendengus tak percaya dibuatnya. Pasalnya, selama tiga hari belakangan ini manik Senja kosong dan tak bernyawa. Tapi kini, kemarahan memenuhi perempuan itu.

Bagus. Ini yang Stella inginkan.

"Ya, buat gue menyesal."

Senja menggertakan giginya dalam sana. Air mata kembali jatuh saat dirinya melihat air sudah mencapai setengah tubuh Noah. Tunggu aku, Noah. Tunggu aku.

Sentakan terakhir berhasil Senja berikan pada tali itu. Kini akhirnya tali pada tangannya sudah terlepas, menyisakan tali yang mengikat tubuhnya. Walau begitu, Senja bisa dengan mudah melepaskan tali pada tubuhnya, tapi tidak dengan kakinya. Kini ia harus mencari cara untuk melepaskan tali pada kakinya itu.

Karena tali yang masih mengikat tangannya, Stella dan anak buahnya tampak belum begitu menyadari tindakannya sekarang. Kini karena beberapa tali sudah mulai longgar, Senja dengan cepat menggerakan kakinya, mencoba menambah kelonggaran.

Walau begitu, dirinya bersaing dengan waktu. Kini air itu mulai mencapai dada Noah. Membuat Senja berhasil buyar. Seluruh tubuhnya langsung bergetar ketakutan. "Stella, aku mohon hentikan airnya!"

"Ssh, kita hampir di puncak pertunjukan, nih. Jangan ganggu, dong!" Stella melangkah maju, mencoba mendekat agar dapat lebih menikmati. Hal itu memberikan Senja sebuah keuntungan besar. Kini dirinya di belakang sendirian. Stella dan hanya satu anak buahnya itu sibuk menatap Noah, sedangkan yang lainnya mengatur air.

Dengan cepat Senja memindahkan tangannya ke depan, meskipun masih merada dalam lingkaran tali. Kemudian, dengan pelan namun penuh cekatan Senja memotong tali di kakinya tersebut. Bersamaan dengan itu, air mulai beranjak menutupi leher Noah. Senja semakin gila dibuatnya.

"Woa! Lihat, dia diam aja! Cih, sok kuat apa gimana? Bentar lagi gue jamin bakal kejang-kejang."

Tidak akan Senja biarkan hal itu terjadi.

Tali lipatan pertama sudah berhasil Senja putuskan. Kini beranjak pada lipatan kedua. Air kian meninggi hingga menutupi dagu Noah.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang