Chapter 49 • Terbukanya Pintu

301 33 7
                                    

OMAIGATTT MAY UPDATE LG?!?!?!?!?

Jangan lupa ya kasih 🔴 VOTEEEE 🔴 hehe ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu sebelum baca. Nggak bakal rugi kok! ☺️☺️

⭐️💬. Untuk menambah suasana coba dengarin lagu diatas ya biar makin mantep 🥰🥰 🎧🎧.

Maaf kalau masih banyak TYPO nya. Diusahakan kedepannya akan jauh lbh baik! 🙏🏻🙏🏻

•••

Why my heart beats like crazy only for you?
- Noah Diwatama

●●●

Sudah berhari-hari berlalu semenjak kejadian itu. Kini kasus Senja dan Cahyo berhasil menempuh jalur hukum, tentu berkat bantuan kedua sahabatnya. Noah tidak bisa merasa lega selain beberapa hari belakangan ini. Setiap harinya terasa menyenangkan. Noah benar-benar puas dengan semua ini.

Sayangnya, satu hari ini waktunya bersama Senja terpaksa terganggu akibat kegiatan panit mereka kembali. Ya, akhirnya Noah kembali bergabung dalam tim yang berisi orang-orang aneh itu. Menghembuskan napas kesal, Noah tidak bisa berhenti memincing tajam sejak Stella merebut Senja dari sisinya.

Kini perempuan itu sedang dipeluk, diusap, dipeluk kembali, dan menerima semua kehebohan dari Stella yang tiada hentinya. Ya, mulut besar Dave membocorkan berita mengenai penyerangan Cahyo. Untungnya lelaki itu hanya memberitahu perihal tersebut hanya dalam kelompok ini. Jika sampai seisi kampus tahu mengenai kejadian itu, Noah sudah pastikan akan memberi pelajaran untuk Dave.

"Stella, aku baik-baik aja kok. Kemarin Noah udah rawat aku," ucap Senja sedikit kewalahan karena Stella sedari tadi tidak berhenti menangkup wajahnya. Sementara Stella yang aktif melihat kondisi Senja, Vera hanya menggeleng tak menyangka jika ada manusia sebejat itu di dunia ini. Untung saja pacar perempuan itu datang di waktu yang tempat, atau tidak semuanya akan berakhir buruk.

"Tapi, sekarang dia gimana? Udah bisa ditangkap?"

Noah diam mendengar pertanyaan Stella. Perlahan dirinya melirik Senja yang menghadap lawan arah darinya. "Mm, tapi masih ada yang harus diurus lagi." Lelaki itu berdecak kesal. "Ini kapan mulai?! Gue pergi, nih, ya kalau masih pada lelet kayak gini," ucap Noah sontak membuat Stella panik.

Perempuan itu berdecak. "Sabar sih, aelah. Gue sebagai koor harus peduli sama anggotanya! Ya, kan, Ja?" Noah mendelik saat Stella yang malah membawa Senja ke dalam hal ini. Kekesalannya bertambah saat Senja justru menyetujui ucapan perempuan itu.

Mengangguk pelan, Senja menyunggingkan senyum tipis. "Nggak pa-pa, Noah. Kita juga udah lama nggak ngobrol bareng," sergah Senja yang mana membuat Noah memilih mengalah alih-alih melawan. Stella yang melihat Noah langsung menjadi anak kucing di depan Senja mendengus keras. Perempuan itu memilih melengos kesal dan berdiri di ujung meja perbincangan.

"Oke, karena kita semua udah di sini, gue langsung ke inti. Jadi, beberapa minggu yang lalu Bu Rinjani menghubungi gue, dia bilang sebentar lagi panti akan ulang tahun yang ke-3. Dan, dia berharap kita bisa tampil plus pimpin acara itu. Awalnya dia mau bayar kita, tapi gue tolak. Kalian nggak pa-pa, 'kan?" Stella tahu Noah, Alex, dan Dave itu sudah kaya sejak lahir. Vera juga menyetujuinya mengingat perempuan itu memang tidak banyak tingkah, terlebih Senja. Pasti perempuan itu akan menerimanya dengan senang hati.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang