Chapter 51 • Pentas Seni

290 29 5
                                    

Jangan lupa ya kasih 🔴 VOTEEEE 🔴 hehe ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu sebelum baca. Nggak bakal rugi kok! ☺️☺️

⭐️💬

Untuk menambah suasana coba dengarin lagu diatas ya biar makin mantep 🥰🥰 🎧🎧.

Maaf kalau masih banyak TYPO nya. Diusahakan kedepannya akan jauh lbh baik! 🙏🏻🙏🏻

now playing:

•••

Aku akan membuat siapa pun yang mengganggumu menyesal sampai akhir hidupnya.
- Noah Diwatama

Akhirnya, hari di mana mereka akan pergi ke panti asuhan tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, hari di mana mereka akan pergi ke panti asuhan tiba. Setelah melewati saat pertama kalinya Senja bercerita mengenai masa lalunya, rasanya seperti sebuah bongkahan baru berhasil terangkat dari hatinya. Entah mengapa itu membawa sedikit kelegaan dari dada Senja yang terasa sesak setiap harinya.

Mungkin karena Noah.

Karena Senja menceritakan hal ini pada orang yang tepat.

Senja menghembuskan napasnya panjang, memperhatikan keadaan sekitar. Anak-anak sibuk bermain games yang dipimpin oleh Dave, sebagai ketua kelompok tunarungu. Stella sebagai ketua kelompok tunanetra. Selain itu Alex dan Vera mengurusi mereka yang tidak bisa berjalan atau lumpuh pada bagian tubuh tertentu. Kini, hanya Senja dan Noah yang tidak bertugas.

Bukan tidak, melainkan belum. Karena nyatanya Stella dengan rencana piciknya telah membuat Senja dan Noah lah yang me-take over sesi kedua, yaitu penceritaan dongeng. Yang lebih tepatnya lagi dalam sesi ini akan dilakukan secara totalitas. Bahkan mereka sudah menyewa kostum tertentu untuk menampilkan dongeng ini. Biar totalitas, kata Stella saat itu.

Senja menghembuskan napas gusar. Sebentar lagi sesi mereka akan dimulai. Dan Senja takut ia akan melakukan kesalahan besar di depan anak-anak itu. Nyatanya, Senja sudah lama tidak melakukan ini. Bercerita. Ia sudah lupa dengan dongeng pada umumnya. Masa kecilnya diasupi oleh hal-hal pahit sehingga membuat Senja lupa dengan indahnya fairy tale di dunia ini.

Seakan menyadari kegugupannya, Noah mengelus tangannya pelan. Senja menoleh, mendapati Noah kini sedang menatapnya dengan lembut. Tanpa mengeluarkan suara lelaki itu menggerakan mulutnya hingga merangkai kata 'rileks'. Senja mengangguk pelan dan kembali menarik napas dalam-dalam. Aku pasti bisa!

Tak disangka waktu berjalan terlampau cepat. Jantung Senja semakin berdegup cepat saat Stella mulai mengatur anak-anak untuk duduk sesuai barisan. Ekspresi penuh antusias menghiasi wajah mereka semua. Senja menelan ludahnya kasar melihat itu. Sementara tubuhnya yang sudah dibaluti kostum katak bewarna hijau, Senja menoleh pada Noah.

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang