Chapter 68 • Meski Begitu, Aku Tetap Cinta Kamu

167 15 0
                                    

one step closer to the end! WIDIHHHHGGGGGG

JANGAN LUPA VOTE DLU ⭐️⭐️⭐️ baca tanpa menekan bintang itu menyakitkan

now playing:
Like I'm Gonna Lose You

•••

Meski kebahagianku hilang setelah kamu tiada, aku akan terus mencintaimu.
- Noah Diwatama

Sudah berhari-hari pikiran Senja terisi oleh satu hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah berhari-hari pikiran Senja terisi oleh satu hal. Satu hal yang tidak bisa ia pecahkan sedari kemarin. Bahkan sampai kini, Senja masih terjebak dalam kegelisahan yang sama. Ia sudah bertanya kepada orang-orang yang mengenal baik lelaki itu, namun tidak ada satu pun dari mereka yang tahu jawaban pastinya.

     Apa kado yang tepat untuk Noah?

     Ya, itu yang menjadi keresahan Senja beberapa hari belakangan ini. Terutama saat lelaki itu terlihat tidak membutuhkan apa pun yang membuat Senja semakin frustrasi. Senja sudah menanyakan pada Dave dan Alex, namun kedua lelaki itu juga tidak menemukan jawabannya.

     'Tuh cecunguk udah punya segalanya. Gue juga bingung, Ja.'

     Kini, Senja tidak ada pilihan lain selain membelikan sebuah benda klise yang sering dijadikan sebagai hadiah ulang tahu pria—berdasarkan pencariannya di internet.

"Ayah yakin itu hadiah yang baik?"

Senja mengalihkan pandangannya pada ayahnya itu. Meskipun badai sempat menerjang mereka, Senja memutuskan untuk merelakan semuanya. Ditya dan Larasti sudah menganggap dirinya sebagai putri asli mereka. Apa susahnya bagi Senja untuk melakukan hal yang sama?

Untuk masalah mereka, sejauh ini berkat bantuan hukum Alex, Larasti dan Ditya tidak perlu ditahan. Bahkan mereka hanya dijadikan saksi sementara dalam kasus Stella. Selain itu, kasus Stella sendiri kini sudah diambil ke jalur yang lebih serius. Perkembangan sudah ada, namun tidak begitu signifikan.

Anggukan pasti dari Ditya membuat Senja kembali menatap ponselnya yang sedang menampilkan harga-harga yang fantastic. "Pria paling suka jam tangan. Apalagi yang mereknya bagus. Beuh, disimpan sampai tua," tukas pria itu sembari tersenyum sombong.

"Kalau Bunda, apa Bunda pernah kasih Ayah jam tangan?" tanya Senja dengan suara pelan, berusaha tidak menyinggung atau apa pun itu. Selama ini Senja sudah berpikir cukup lama. Fakta jika ibu dan kakaknya pergi memang tidak bisa ditutupi. Jadi, Senja memilih menganggap apa yang sudah terjadi tidak perlu mereka jadikan luka yang begitu perih.

Mata pria itu bergerak ke langit selama beberapa detik, seolah sedang mengingat-ingat kembali. "Bunda kamu, mah, nggak romantis. Tapi dia realistis. Walau begitu, Ayah tahu jelas jika Bunda mencintai Ayah begitu dalam. Mungkin, hadiah yang Bunda berikan pada Ayah saat itu parfum. Katanya badan Ayah sering bau ketek."

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang