Chapter 37 • Trauma Masa Lalu

434 43 10
                                    

SOREEEE!!!!

Jangan lupa ya kasih 🔴 VOTEEEE 🔴 hehe ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dulu sebelum baca. Nggak bakal rugi kok! ☺️☺️

⭐️💬
Untuk menambah suasana coba dengarin lagu ya biar makin mantep 🥰🥰 🎧🎧

Maaf kalau masih banyak TYPO nya. Diusahakan kedepannya akan jauh lbh baik! 🙏🏻🙏🏻

•••

Kadang manusia rela menyangkal semua kebenaran hanya demi menbahagiakan dirinya.
- Noah Diwatama

"Maksud lo apa, hah?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud lo apa, hah?!"

      Melihat kemarahan dari salah satu sahabatnya itu, Noah berdecih. "Dia udah nggak buta! Tapi Senja di sana hanya karena alasan yang bahkan nggak masuk akal, buat apa lagi kalau bukan cari perhatian?"

      Tepat saat itu, sebuah tinjuan keras mengenai wajah milik Noah. Tubuhnya dibuat terhuyung akibat pukulan tak terduga itu. Noah terbeku dengan kedua mata yang melotot, tidak menyangka bahwa ia telah ditonjok. "Fuck!"

      Dave mengeratkan kepala tangannya dengan napasnya yang memburu. Sedangkan Alex, lelaki itu hanya bisa menghembuskan napasnya pelan. Ini sudah di luar kendalinya. Ia sama sekali tidak ingin terlibat oleh masalah percinta kedua manusia ini. Yang satu brengsek, yang satu lagi ... hah.

      "Lo sampah!" amuk Dave tidak bisa ditahan lagi. Lelaki itu bahkan sampai melayangkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Noah. Kedua matanya berkilat tajam, menandakan bahwa ia sangat marah saat ini. Urat di lehernya mulai bernampakan.

      "Lo nggak tau, kan, apa yang dia alamin belakangan ini?! Kenapa dia nggak masuk sampai berminggu-minggu? Lo nggak tau, kan, Brengsek?!" cerca Dave sambil kembali maju dan hendak menonjok lelaki itu lagi. Kemarahannya sudah meluap bagai gunung meletus.

     Alex langsung menahan tubuh Dave saat lelaki itu hendak melakukan penyerangan untuk kedua kalinya. Sementara itu, ia langsung melirik Noah yang masih saja mempertahankan poker face milik lelaki itu. Hal itu membuat Alex lelah.

     Kapan sih lo lepasin topeng pengecut lo itu?

     Karena Alex tahu bahwa sampai detik ini sahabat bodohnya itu masih sangat menyukai perempuan itu. Ia ulangi, sangat menyukai perempuan itu. Terbukti dari ketakutannya saat Noah melihat Senja di atas tadi. Mata Noah menggambarkan semuanya, secara tak sadar.

     Noah mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah segar. Kemudian mengumpat pelan saat rasa sakit mulai menyerang pipi kanannya. Memberikan tatapan membunuh, Noah membalas, "Gue nggak perlu tau tentang dia lagi. Paling dia sibuk operasi—"

𝐌𝐞 𝐀𝐅𝐓𝐄𝐑 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang