Happy reading!
Sorry for typo
17" suzy kau tidak apa - apa?" Tanyanya menatapku dengan tatapan seperti khawatir padaku. Heh.. suzy sadarlah.. dia tidak seperti dalam bayanganmu. Kau salah menilai.. kata suzy memantrai dirinya dalam hati. Tentu saja mencoba untuk tidak goyah.
" ohh.." ucapku menarik tanganku yang di pegang olehnya. Aku berdehem guna menetralkan detak jantungku yang barusan saja menggila. Kenapa rasanya masih sama? Suzy hanya bisa merutuki dirinya sendiri yang begitu bodohnya masih sangat terpengaruh hanya oleh sentuhan kecil yang di berikan myungsoo padanya. Padahal ia melakukan lebih dengan yang lain tapi kenapa sentuhan kecil myungsoo bisa berefek besar padanya? Menyebalkan.
" maaf..." ucapnya padaku kemudian melepaskan genggaman tangannya padaku. Seketika aku merasa hampa.
Aku diam saja hanya berusaha menetralkan deru nafasku.
" suzy..ak---" kata - katanya terhenti saat seseorang mengintrupsi kami berdua. Dia oh sehun sudah berada di antara aku dan myungsoo.
" suzy.. kau kenapa? Sakit? Kenapa wajahmu pucat sekali? " tanyanya padaku sembari memegang kedua bahuku dan memperhatikan wajahku.
" aku tidak apa - apa.. hanya lelah. " ucapku.
" ayo.. pulang, aku antar. " katanya padaku dan aku mengangguk setuju. Tanpa berniat untuk berpamitan dan lainnya suzy memilih pergi begitu saja meninggalkan myungsoo yang menatap kepergiannya dalam diam.
Sehun merangkul pundakku membawaku keluar ke parkiran mobil audinya berada. Sebenarnya aku bisa saja melepaskan rangkulan sehun pada pundakku namun entah mengapa aku membiarkan sehun melakukan hal itu.⁷
Aku memilih diam hanya sesekali menanggapi ocehan sehun. Ia terlalu malas untuk menanggapi lagipula entahlah ia merasa moodnya sedang tidak baik setelah pertemuan dengan myungsoo tadi. Jika sehun tidak datang kira - kira apa yang akan di katakan myungsoo? Sedikit penasaran memang tapi suzy berusaha mengenyahkan pikiran itu membuangnya jauh - jauh.
" suzy.."
" suzy.."
" ohh? Apa? " tanyaku
" kau sedari tadi melamun terus, ada apa? Benar tidak perlu ke dokter? " tanya sehun menatap khawatir ke arahku.
" aku baik - baik saja.. terima kasih tumpangannya. " ucapku saat menyadari mobil audi sehun sudah terparkir di depan pintu rumahku.
" apa? " tanyaku saat tanganku di tahan oleh sehun.
" yang tadi siapa? " tanya sehun menatapku.
" siapa? " tanyaku pura - pura tak tahu memang.
" lelaki tadi siapa? "
" ah dia.. teman kampus, kenapa? " ucapku santai.
" ohh.. tidak ada apa - apa, aku kira dia kekasihmu. "
" hahahahaha.. tidak mungkin..kau tahu aku kan. " kataku tertawa dengan suara sumbang.
" ohh.. ya sudah masuk sana, besok aku jemput ya? " ucap sehun.
" tidak perlu.. aku mau bawa mobil sendiri. " kataku pada sehun. " orang lain akan mengira kita pacaran lagi kalau kau mengantarku setiap hari ke kampus. " kataku.
" bagus kan? Jadi tidak ada yang berani mendekatimu lagi. " ucap sehun membuatku mendengus padanya.
" oh sehun.." kataku kesal dan dia hanya tertawa.
" sudah ah.. aku mau masuk. " kataku meninggalkan sehun yang masih mengatakan akan tetap datang besok pagi menjemputku. Dasar keras kepala.
Suzy menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuknya dan menatap langit - langit kamarnya. Hah.. desahan terdengar keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love
FanfictionUntuk mendeskripsikan seorang bae suzy sepertinya sulit karena semua yang di miliki suzy itu sempurna. Memiliki wajah cantik, tubuh yang indah, tajir melintir dimana hartanya tidak akan pernah habis puluhan turunan, memiliki kekasih yang tampan dan...