tokyo tower

490 111 34
                                    

Happy reading!
Sorry for typo
17

Ini sudah seminggu sejak dimana jungkook datang ke rumahnya dan sejak itu pula suzy tidak pernah datang lagi untuk menjenguknya. Sebenarnya myungsoo sedikit kecewa karena suzy tidak datang mengujunginya tapi ia tidak bisa melakukan apapun apalagi memaksa suzy untuk datang ke rumahnya hanya sekedar melihat keadaannya. Siapa dia? Seketika myungsoo tersadar lagi kalau dia bukanlah orang pertama yang ada di hati wanita itu.

Hari ini myungsoo memutuskan untuk masuk kerja. Sudah hampir dua minggu ia tidak masuk kerja. Sialan kenapa tubuhnya begitu lemah dan juga jungkook memaksanya untuk dirumah saja supaya cepat sembuh begitu katanya. Bos yang aneh, biasanya atasan akan meminta bawahannya sebisa mungkin cepat masuk kerja agar bisa menghasilkan banyak uang bagi sang atasan tapi yang ini berbeda. Katanya agar ia siap tempur. Siap tempur apa maksudnya?

Myungsoo mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja putih. Setelah memarkirkan mobil audinya di basement kantor ia menuju lift bagi direktur yang ada di sebelah kiri. " selamat pagi sajangnim. " ucap jisoo yang sudah ada menunggunya di depan pintu lift. " kenapa kau di sini? " tanya myungsoo saat melihat jisoo yang terlihat sedang menunggunya. Jisoo tersenyum kemudian berkata " saya menunggu sajangnim, anda sudah sehat? " tanya jisoo.

" aku baik - baik saja. " kata myungsoo berdiri di sebelah jisoo yang memencet lantai atas tempat ruangan myungsoo berada.

" saya khawatir, sajangnim bahkan menolak jika saya menjenguk. " kata jisoo. Ya.. beberapa kali jisoo berniat mendatanginya di rumah namun myungsoo menolak.

" karena aku tidak sakit parah." Terang myungsoo. Keduanya berada di dalam lift menuju lantai atas.

" tapi kan tetap saja, saya khawatir. Anda kan tinggal sendiri. " kata jisoo lagi sangat gigih.

" daripada membahas itu, apa jadwalku hari ini? " tanya myungsoo.

" baik. " ucap jisoo dengan berat hati kemudian membacakan sederet panjang jadwal myungsoo seharian ini.

Sejak pagi datang sampai sekarang hampir pukul 6 sore ia masih memiliki pekerjaan. Dari meeting ke meeting yang lain belum lagi mengunjugi proyek di lapangan menjadi agendanya hari ini. Dan sekarang ia harus mempersiapkan makan malam dengan salah satu klien penting. Myungsoo melonggarkan dasinya, wajahnya sudah terlihat kusut karena sungguh ia lelah mungkin juga karena kondisinya yang belum fit benar atau ia terlalu lemah sekarang.

Sesekali myungsoo menatap layar ponselnya yang terus ia lihat tiap lima menit sekali berharap ada pesan masuk dari suzy. Namun yang di tunggu tidak kunjung tiba karena nyatanya tidak ada pesan apapun di ponselnya, bahkan suzy tidak membalas pesannya terahir kali.

Ketukan pintu kantornya terdengar dan myungsoo mempersilahkan masuk. Jisoo terlihat sudah bersiap ikut dengannya untuk menemui klien. " semua sudah siap sajangnim. " kata jisoo yang membawa map di pelukannya. Sekretarisnya ini memang bisa di andalkan dalam hal pekerjaan makanya sejak menjabat sebagai direktur myungsoo tidak pernah berganti sekretaris. " ayo. " ucap myungsoo mengambil ponsel di meja kemudian memasukkan ke kantong celana bahannya dan memakai jasnya sembari berjalan ke arah lift.

Ting.. lift sampai di lobby utama lantai bawah. Langkah myungsoo sempat terhenti saat melihat sesuatu yang familiar di depan matanya.

" hwejangnim. " kata myungsoo menunduk hormat kearah jungkook diikuti jisoo.

" kau sudah sembuh? " tanya jungkook menatap perhatian kepada myungsoo.

" sudah lebih baik. " balas myungsoo sopan.

" baiklah ayo berangkat. " kata jungkook membuat myungsoo tak mengerti. " kau mau menemui tuan park kan? Kita ke sana bersama saja. " kata jungkook lagi menjelaskan.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang