Happy reading!
Sorry for typo!
175 tahun kemudian
Seorang laki - laki menatap pantulan dirinya di cermin besar di dalam tempat tidurnya. Jam menunjukkan pukul 7 pagi waktu jepang. Mengancingkan kemeja putihnya dengan terampil memakai dasi bergaris sebagai outfitnya pagi ini. Jas hitam sudah ada di kasurnya siap digunakan. Setelah perpakaian rapi lelaki bernama kim myungsoo itu keluar dari kamarnya menuruni anak tangga ke arah dapur.
" pagi bibi.. " ucap myungsoo sopan kemudian duduk di kursi meja makan dengan sarapan yang sudah tersedia. Semangkuk sup, nasi dan lauk. Itu cukup itu menahannya sampai jam makan siang.
" pagi tuan. " ucap bibi ahn.
" bibi, aku sudah bilang panggil saja myungsoo. " kata myungsoo tak suka.
" bagaimana bisa, kau bahkan membantu membiayai kuliah anakku. " ucap bibi ahn sungkan.
" astaga.. kenapa harus di katakan setiap saat bi, itu mungkin memang keberuntungan jiwon. Dia pintar sayang kalau tidak kuliah. " ucap myungsoo menjabarkan.
" tetap saja, kami sangat berterima kasih padamu karena itu. " kata bibi ahn lagi.
" lagi.. aku marah kalau bibi terus mengatakan terima kasih. " kata myungsoo dengan nada di buat - buat membuat bibi ahn tersenyum.
" baiklah myungsoo. Makan sarapanmu kalau begitu nanti kau telat. " kata bibi ahn lagi.
" nah begitu kan enak di dengarnya bi.. siap bibi. " kata myungsoo memberi hormat membuat bibi ahn tertawa. Bibi ahn merupakan orang korea yang sudah lama tinggal di jepang. Suaminya meninggal saat jiwon anaknya baru 10 tahun dan sejak saat itu bibi ahn lah yang bekerja membiayai kehidupan mereka berdua.
Ya.. kehidupan sangat keras. Itu yang myungsoo tahu. 2 tahun lalu sejak menginjakkan kaki di jepang ia mengenal bibi ahn tanpa sengaja. Saat itu bibi ahn menjual makanan di pinggir jalan hanya jajanan korea dan myungsoo menyukai rasa masakan bibi ahn. Seperti ibunya rasa masakan myungsoo seperti masakan ibunya membuat myungsoo merindukan rumah. Entah bagaimana ceritanya myungsoo meminta bibi ahn untuk bekerja padanya.
" bukankah jiwon ulang tahun hari ini? " tanya myungsoo yang sedang makan sarapannya seolah teringat sesuatu yang penting.
" iya, dia sudah berceloteh sepanjang hari mau makan di resto sushi yang baru buka katanya. Ayo bergabung dengan kami myungsoo. " ajak bibi ahn.
" maaf bibi, sepertinya aku tidak bisa. Pekerjaanku banyak sekali hari ini. Aku akan pulang larut seperti biasanya. " tolak myungsoo.
" myungsoo, kau bekerja terlalu keras. Lalu kapan kau akan punya kekasih kalau begini. Kau itu tampan, mapan tinggal kurang kekasih saja. " oceh bibi ahn. Ya wanita berumur 60 tahun itu selalu cerewet mengenai mencari kekasih padanya di setiap kesempatan.
" aku belum memikirkannya bi, aku masih fokus dengan pekerjaanku. " kata myungsoo tersenyum.
" kau itu, coba saja kalau jiwon lebih tua 2 tahun saja aku sudah memintamu jadi menantuku. " oceh bibi ahn dan myungsoo hanya tertawa di buatnya.
" aku berangkat dulu kalau begitu bi. Ini hadiah kecilku untuk jiwon. Belilah beberapa baju musim dingin, sebentar lagi kan musim dingin. " kata myungsoo memberikan amplop merah pada bibi ahn.
" myungsoo apa ini, jangan. " ucap bibi ahn menolak namun myungsoo kembali berdiri dan memasukkan amplop itu ke kantung celemek bibi ahn. " bi, kata orang rejeki jangan di tolak. " ucap myungsoo " aku tidak mau ada penolakan bi, sudah ah.. aku akan telat kalau begini. Aku berangkat dulu bi. Pulanglah lebih awal hari ini tidak perlu memasak untukku, aku akan makan di luar. " kata myungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love
FanfictionUntuk mendeskripsikan seorang bae suzy sepertinya sulit karena semua yang di miliki suzy itu sempurna. Memiliki wajah cantik, tubuh yang indah, tajir melintir dimana hartanya tidak akan pernah habis puluhan turunan, memiliki kekasih yang tampan dan...