15

246 36 9
                                    

Setelah beberapa menit perjalanan dari sekolah menuju rumah sakit, akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit. Kemudian Fenly memasukkan mobilnya kedalam parkir rumah sakit, kemudian Zweitson turun dari mobil dan disusul oleh Fiki dan Fenly.
Kemudian mereka bertiga berjalan menuju kamar rawat Tania tapi tinggal berjalan beberapa langkah untuk mencari kamar Tania Zweitson memberhentikan langkahnya dan membuat Fiki dan Fenly menghampirinya.

"Kenapa son kok berhenti?" Tanya Fenly

"Lo masi takut ya son" ucap Fiki menebak

"Hah enggak kok" jawab Zweitson gugup

"Son Lo gak bakalan bisa bohong sama Kaka son jawab jujur apa bener yang di bilang sama Fiki?"

"I-iya kak Soni Masi takut kak takut nanti ayah gak mau liat Soni,takut bunda gak Nerima kedatangan Soni kak" ucap Zweitson menundukkan kepalanya

"Hey dengerin Kaka ayah bunda gak mungkin gitu percaya sama kaka,kemarin mereka kaya gitu cuma gara-gara panik aja liat kondisi Tania son,kamu jangan berfikiran yang gak gak ya harus yakin dong kalo ayah bunda gak gitu lagi ya"

"Nah son bener apa kata kak Fenly son Lo harus positif thinking jangan negatif thinking mulu ya" lanjut Fiki

"Tapi kak,Fik kejadian kemarin tuh masi membekas di hati Soni masi ngerasain sakitnya pipi Soni di tampar ayah,bentakannya ayah sama bunda,marahnya mereka sama Soni,ngeliat Kaka di marahin sama ayah gara-gara ngebelain Soni, tangisnya bunda ngeliat kondisi Tania, semuanya masi membekas di hati Soni kak" lirih Zweitson menundukkan kepalanya dan ia meneteskan air matanya

Kemudian Fenly mengangkat dagu  Zweitson.

"Soni liat Kaka, iya Kaka tau semua itu pasti akan membekas di hati kamu son tapi Kaka minta sama kamu jangan pikirin itu lagi kaka mohon Kaka gak bisa liat kamu hancur gini Kaka gak kuat liat kamu gini,kamu gak mau kan liat Kaka sedih atau Kaka hancur iya kan,sekarang kalau kamu gini otomatis Kaka juga bakalan ikut hancur dan sedih son" ucap Fenly mencoba menahan air matanya. Karena ia tidak bisa melihat adiknya sedih karena baginya adiknya adalah dunianya. Begitupun dengan Zweitson.

"Son Lo jangan kaya gini dong Lo harus kuat dan Lo harus yakin kalo semua akan baik-baik aja son" ucap Fiki memenangkan Zweitson dan memupuk bahu Zweitson

"Soni takut kak,Fik Soni gak yakin semua akan baik-baik aja"ucap Zweitson menangis.

Fenly yang tak tega melihat adiknya seperti ini akhirnya ia menarik Zweitson kedalam pelukannya dan memeluk erat tubuh Zweitson. Karena hanya Fenly yang tau bagaimana cara memenangkan adiknya ini yaitu dengan cara memeluknya.

"Jangan takut ada Kaka ya Kaka akan selalu ngelindungin kamu ya" ucap Fenly menenangkan Zweitson,dan Fenly menangis.

"Iya son ada gw ada kak Fenly disini Lo jangan takut lagi ya" ucap Fiki menenangkan Zweitson

Zweitson menganggukkan kepalanya dan mulai menenangkan dirinya
Fenly melepaskan pelukannya dan menatap adiknya

"Kuat ya kamu bisa ada Kaka disini" ucap Fenly menenangkan Zweitson

"Ada gw juga son" ucap Fiki tersenyum ke arah Zweitson

Zweitson tersenyum dan mengangguk kepalanya. Ia sangat beruntung karena memiliki Kaka dan sahabat sebaik ini

"Yaudah yuk ke kamar Tania " ucap Fenly

Fiki dan Zweitson menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju kamar rawat Tania.

"Permisi" ucap Fenly kemudian ia memasuki kamar Tania

Ayah dan bunda menolehkan kepalanya melihat ke arah pintu dan mereka melihat kedua anaknya dan teman anaknya.

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang