46

162 42 7
                                    

Hai hai

Author balik lagi di cerita ini heheh

Semoga suka dan jangan lupa vote sama komen sebanyak-banyaknya ya biar author makin semangat buat up-nya ❤️.

Jangan lupa follow akun ini juga ya hehehe.

Owh iya jangan lupa mampir ke cerita baru author ya judulnya FAMILY ZONE.

Jagan lupa mampir dan vote sebanyak-banyaknya juga di cerita itu ya.
Terimakasih ❤️

Selamat membaca 🤗






Sesampainya di rumah Fiki Zweitson langsung masuk ke dalam kamarnya di susul dengan Fiki yang juga memasuki kamarnya.
Zweitson kemudian mendudukkan dirinya di depan meja belajarnya.

"Udah satu bulan lebih gue di rumah ini. Tapi ayah maupun bunda ga ada yang nyari gue kesini,gue ngerasa kalo gue udah ga di anggap lagi di rumah itu,apa gue bener-bener anak tiri mereka ya?" Ucap Zweitson dengan nada lirihnya.

Kemudian Zweitson meraih ponselnya lalu mencari salah satu foto di ponselnya,lalu ia menatap foto tersebut dengan senyum yang hambar.
"Zwei ga nyangka setelah kepergian Tania ayah sama bunda bener-bener berubah ga kaya dulu lagi" ucap Zweitson sambil menatap foto tersebut. Ya bisa dibilang foto yang saat ini ia tatap adalah foto dirinya,ayah,bunda,Tania dan juga Fenly
Lalu Zweitson menaruh kembali ponselnya di meja belajarnya.

"Gue juga ga nyangka kalau dia yang nge hasut pak Aryo buat ngomong kaya gitu. Gue ga tau salah gue apa sampai dia tega nge fitnah gue kaya gini"

"Gue pengen bisa kaya dulu lagi sama mereka ga kaya sekarang ini.
Gue pengen selalu ada di tengah-tengah mereka lagi,gue pengen bisa ketawa bareng sama mereka kaya dulu lagi.
Tania, Tania bisa balik lagi ga? Kaka butuh Tania sekarang. Kaka juga kangen banget sama Tania. Tania kalo bisa Kaka pengen puter waktu dan biarin aja Kaka yang pergi lebih dulu bukan Tania" ujar Zweitson dan ia tidak menyadari bahwa cairan bening telah membasahi pipinya saat ini

"Ayah bunda zwei kangen sama kalian,zwei kangen di peluk sama kalian kaya dulu...." Lirih Zweitson, kemudian ia beranjak dari duduknya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

☁️☁️

"Yah,ayah beneran ga ada niatan gitu buat ngajak soni balik ke rumah kita lagi? Apa ayah ga malu di omongin sama orang-orang yang bilang sama ayah kalau ayah menelantarkan anak ayah sendiri? Dan apa ayah tega liat soni kaya gini?" Tanya Fenly bertubi-tubi kepada ayahnya. Jujur ia sudah lelah untuk membujuk ayahnya supaya mau menjemput Zweitson untuk tinggal disini lagi namun usahanya selalu saja sia-sia. Soal bunda Fenly sudah berhasil membujuk bunda agar Zweitson bisa pulang lagi kesini,tetapi bunda juga tidak bisa melakukan apa-apa karena hak di rumah ini sepenuhnya di pegang oleh ayah.

"Ayah ga peduli fen,lagian biarkan saja tetangga bilang seperti itu ayah tidak pernah memperdulikan akan hal itu. Untuk apa ayah ga tega melihat anak itu seperti sekarang? Bukankah dia patas seperti itu? Bahkan ini tidak sebanding dengan yang dirasakan Tania dulu"

Fenly Sangat kesal mendengar jawaban dari ayah.
"Ayah,ayah bisa ga jangan bawa-bawa Tania disini. Tania udah tenang disana yah,ayah juga pasti tau itu kan?
Untuk sekarang ayah Harus bisa memaafkan kesalahan soni kalaupun soni ada salah sama ayah. Tapi menurut Fenly soni ga ada salah sama ayah,yang ada ayah yang punya banyak salah sama soni"

"Memaafkan kesalahan anak itu? Jangan harap ayah akan melakukan hal itu"

"Kesalahan apa yang pernah soni perbuatan sampai-sampai ayah bersikap seperti ini sama soni?"

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang