23

210 38 10
                                    

Tak lama kemudian ada suara mobil yang memasuki garsi rumah dan semua yang di dalam rumah keluar dan melihat siapa yang datang
Dan benar saja yang datang adalah ayah,bunda dan Tania
Kemudian mereka menghampiri mobil tersebut

"Sini Bun biar Zweitson yang bawain tasnya" ucap Zweitson kepada bunda
Kemudian bunda menyerahkan tas tersebut kepada Zweitson tetapi tanpa berkata sepatah katapun
tapi tidak apa asalkan bunda tidak seperti waktu dirumah sakit pikir Zweitson

"Yaudah Tania sama kak Fenly ya" ucap Fenly kepada Tania

"Ga mau Tania mau sama kak Zweitson bukan kak Fenly" ucap Tania sambil memanyunkan bibirnya karena tidak mau di gendong oleh Fenly

"Yau-

"Tania sama bunda aja ga usah sama kak Zweitson ya" ucap ayah memotong perkataan Zweitson

"Ga Tania mau sama kak Zweitson"

"TANIA berani kamu ngelawan ayah sekarang" ucap ayah

Tania menundukkan kepalanya dan memeluk bunda

Sementara Zweitson menundukkan kepalanya dan berjalan duluan ke dalam rumah sambil membawa tas yang tadi dibawa oleh bunda
Setelah itu ia menaruh tas nya di ruang tengah dan pergi ke kamarnya

"Tuh liat ga ada sopan santunnya sama sekali ayah sama bunda baru pulang bukannya di sambut baik-baik malah di tinggalin di luar dan pergi begitu saja dasar anak ga tau diri" ucap ayah dengan suara sedikit keras
Tujuannya agar Zweitson bisa mendengarkan ucapannya

"Yah udah katanya mau maafin dia yah" ucap bunda

"Ga bisa Bun setiap ayah liat mukannya ayah jadi emosi dan ayah ga tau itu karena apa" ucap ayah

"Ayah jangan gitu dong sama Soni kasian dia yah padahal dia tadi paling ga sabar dan seneng banget denger Tania udah boleh pulang kalo ga percaya tanya mereka yah iya kan Soni tadi paling ga sabar dan semangat banget iya kan?" ucap Fenly sambil menghadapi ke teman-temannya

"Iya om" jawab mereka bersamaan

Kemudian ayah pergi dari hadapan mereka semua tanpa berkata sedikit pun

"Anak-anak maafin sifat  om ya biasa om lagi emosi makanya gitu" ucap bunda tidak enak kepada teman-teman anaknya

"Gak papa kok Tante kita paham kok" ucap Farhan

"Yaudah Tante kalo gitu kita pamit aja ya takut ganggu istirahat Tante nanti" ucap Ricky

"Iya Tante" ucap mereka bersamaan

"Ya sudah kalo gitu nanti kapan-kapan main kesini lagi ya
Sekali lagi maafin sikap om ya"

"Iya Tante ga papa kok
Owh ya Tania cepet sembuh ya" ucap Gilang

"Iya cepet sembuh ya Tania" ucap Fajri

"Cepet sembuh ya dek" ucap Shandy

"Cepet sembuh Tania" ucap Farhan dan Ricky

"Makasi Kaka" jawab Tania

"Sama-sama Tania" jawab mereka bersamaan

"Yaudah Tante kita permisi ya" ucap Fajri sopan

"Kak fen kita pulang ya titip salam buat Zweitson" sambung Fajri

Kemudian mereka berlima pergi dari rumah Zweitson dan Fenly

"Fiki ga pulang nak?" Tanya bunda kepada Fiki pasalnya hanya Fiki yang masi tersisa disini

"Ga Tante Fiki mau main sebentar boleh ga tan"

"Boleh banget Fik masa ga boleh
Owh ya Tante duluan ya soalnya capek banget ini juga Tania udah ngantuk katanya
Nanti kalo mau apa-apa tinggal ambil aja ya Fik kamu kan udah sering disini" ucap bunda

"Ya Tante"

"Fen bunda istirahat dulu ya nak ya" ucap bunda kepada Fenly

"Ia Bun" ucap Fenly

Kemudahan bunda masuk kedalam rumah
Dan yang tersisa di teras rumah hanyalah Fiki dan Fenly kemudian mereka berdua duduk di kursi yang telah di sediakan disana

"Fik kita samperin Soni sekarang apa nanti ada Fik?"

"Menurut gw kak mending nanti aja sekarang biarin dia nenangin diri dulu kak"

"Ya juga Fik tapi gw takut nanti dia berbuat yang aneh-aneh apalang tadi ayah sempet bilang gitu pasti dia sedih banget Fik" ucap Fenly cemas akan adiknya sekarang

"Kak percaya sama gw Zweitson ga bakalan ngelakuin hal bodoh kaya gitu kak" ucap Fiki mencoba menenangkan Fenly

"Kak Lo ga boleh mikir yang aneh-aneh gitu kak ga baik" lanjut Fiki

"Tapi ga bisa Fik gw ga bisa
Apa gw samperin aja ya" Fenly bangun dari duduknya namun di cegah oleh Fiki

"Kak udah gw bilang biarin Zweitson nenangin diri dulu nanti kita samperin dia ya kak ya" ucap Fiki meyakinkan Fenly

Fenly kemudian duduk kembali dan menatap langit.

"Son kok kamu gitu sih waktu ayah baru datang son padahal ayah udah mau minta maaf loh sama kamu" batin Fenly

"Son gw takut Lo berbuat yang gak-gak son
Eh tapi gw yakin sahabat gw ga gitu orangnya dia ga mungkin ngelakuin hal bodoh
Tapi gw tetep aja khawatir son" batin Fiki

Memang Fiki kelihatan sangat santai dan tenang tapi harus kalian ketahui sejujurnya Fiki juga takut dan cemas dengan Zweitson sekarang.

Sementara itu di kamar milik Zweitson pemiliknya dari tadi hanya diam di balkon kamarnya sambil menatap langit langit yang sangat cerah,langit yang indah dan langit yang kelihatannya sangat damai dan ia juga melihat burung-burung yang berterbangan di atas sana degan bebas seperti tidak ada beban dalam hidupnya. Rasanya Zweitson ingin seperti burung itu yang bisa terbang bebas dan tidak ada beban dalam hidupnya. Tapi ia sadar hal itu tidak akan mungkin terjadi

"Huh apa lagi sih salah gw" lirih Zweitson sambil menatap langit yang cerah dan indah itu

"Perasaan gw dari tadi diem aja di bawah tapi Masi aja salah
Apa karena Tania pengen sama gw?
Capek banget sih kalo kaya gini boleh ga si sekali aja gw hidup tanpa beban?
Kenapa hanya karena kejadian itu sampai membuat ayah seperti ini padahal Tania sekarang udah baik-baik aja dan udah mau sembuh tapi kenapa ayah masi bersikap seperti itu ke gw
Apa karena gw ini anak yang ga di harapkan kehadirannya?" Lirih Zweitson

Kemudian ia berjalan menuju meja belajarnya dan duduk disana sembari menatap 1 buah foto yang di dalamnya terdapat Fenly Zweitson ayah dan bunda
Di foto tersebut terlihat Zweitson yang di gendong oleh ayahnya sambil tersenyum lebar dan ayah terlihat sangat bahagia waktu itu.

"Haha dulu bahagia banget ya gw ga pernah sedih sama hancur gini jadi pengen balik ke masa-masa ini lagi" ucap Zweitson sambil tersenyum hambar

"Yah zwei kangen ayah yang dulu yah
Emang ayah baru sebentar bersikap seperti ini ke zwei tapi rasanya ga enak yah serius semoga ayah bisa kembali ke ayah yang dulu ya zwei kangen tau di panggil pakek nama zwei Sama ayah" ucap Zweitson sambil memeluk foto lama tersebut

"Aduh kepala gw" ucap Zweitson sambil memegang kepalanya dan menaruh foto tersebut

"Pusing banget lagi aduh
Obat gw dimana ya aww kenapa kepala gw sakit juga sih aww" ringis Zweitson sambil memegang kepalanya dan tangannya kirinya sibuk mencari obat yang biasa ia minum tetapi tidak ada

"Aww sakit banget tolong" ringis Zweitson kemudian berusaha bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamarnya namun belum sampai di pintu kamarnya tiba-tiba ai terjatuh ke lantai

"A-ayah t-tolong s-sakit" ringis Zweitson kemudian ia berusaha bangkit namun tidak bisa karena sakit dan pusing di kepalanya semakin keras dan tiba-tiba Zweitson jatuh pingsan tanpa sepengetahuan siapapun.

Sementara itu Fiki dan Fenly Masi setia duduk di teras dan hanya ada keheningan disana
Tapi tiba-tiba Fenly memecahkan keheningan tersebut

"Fik perasaan gw ga enak soal Soni"

"Kak gw juga ngerasa gitu kak"

"Ke atas aja yu Fik gw khawatir sama dia"

Fiki menganggukkan kepalanya dan mereka berdua masuk kedalam rumah
Saat mereka berdua mau melangkahkan kakinya menaiki tangga tiba-tiba.

Selamat membaca 🤗.

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang