49

144 36 3
                                    

Hallo

Jangan lupa vote sama komen sebanyak-banyaknya ya!

Jangan baca aja ya jangan lupa follow akun ini juga yaa.

Jangan lupa mampir ke cerita author yang lainnya juga ya❤️.

Selamat membaca ❤️.

•••••

Saat ini Zweitson dan juga Fiki telah sampai di rumah milik Fiki,iya Zweitson belum menghubungi Fenly maupun ayahnya soal nilainya. Ia memilih untuk ke rumah Fiki terlebih dahulu untuk saat ini.

"Pik.."panggil Zweitson.

Fiki membalikkan tubuhnya dan menatap Zweitson yang tengah duduk di sofa, kemudian Fiki berjalan menghampiri Zweitson.

"Kenapa?"

Zweitson menarik nafasnya pelan.
"Kalo misalnya gue pulang ke rumah lagi, kira-kira Lo marah apa ga?" Tanya Zweitson kepada Fiki,Juju ia sebenarnya tidak ada niatan sebelumnya untuk menanyakan hal ini kepada Fiki tapi entah apa yang mendorongnya hingga berinisiatif menanyakan ini sekarang.

Fiki Napak berfikir sebentar.
"Jujur gue sebenernya ga marah sama sekali kalo misalkan Lo balik ke rumah Lo lagi justru gue seneng karena Lo bisa kumpul bareng keluarga Lo lagi. Tapi.." Fiki menarik nafasnya berat.
"Gue bakalan ngerasa kesepian lagi disini,gue bakalan sendirian lagi disini itu yang gue takutin sekarang,gue ngaku kalo gue tuh plin-plan son,satu sisi gue seneng Lo balik ke rumah Lo dan di sisi lain gue juga ga seneng son".

Zweitson kemudian merangkul pundak Fiki.
"Pik,Lo ga boleh ngerasa kesepian kaya gitu kalo gue udah balik ke rumah gue lagi pik. Inget walaupun gue udah balik ke rumah gue tapi gue janji bakalan selalu usahain biar bisa main kesini lagi, percaya sama gue ya. Sebenarnya gue juga berat banget rasanya mau pergi dari sini gue ga tega ninggalin Lo sendirian disini Lo bakalan kesepian lagi,tapi gue ga bisa bohong kalo gue juga pengen pulang ke rumah gue pik"

Fiki menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap Zweitson.
"Thanks ya son Lo udah mau jadi sahabat gue bahkan Lo mau tinggal di rumah gue"

"Seharusnya gue yang berterimakasih sama Lo karena Lo udah ngizinin gue tinggal di rumah lo salam ini"

Fiki menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Eh iya kok tumben Lo nanya soal beginian biasanya ga pernah tuh"

Zweitson kemudian menatap Fiki sekilas.
"Sebenernya gue buat perjanjian sama ayah"

"Perjanjian apa?" Tanya Fiki penasaran, pasalnya ia tidak mengetahui tentang perjanjian yang dimaksud oleh Zweitson itu.

"Perjanjian,kalo gue berhasil dapet nilai yang bagus makan gue boleh balik ke rumah lagi"

Fiki menganggukkan kepalanya.
"Jadi selama ini Lo jadi anak ambis gara-gara perjanjian ini?"

"Hmm,gue juga pengen nunjukin sama ayah kalo gue pasti bisa meraih nilai bagus itu"

Fiki tersenyum kemudian ia merangkul pundak Zweitson.
"Dan sekarang Lo berhasil dapetin itu son"

Zweitson menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

Tok tok tok

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang