32

163 35 2
                                    

Kemudian dokter tersebut menarik nafas panjang lagi dan

"Mohon maaf bapak ibu kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain" ucap dokter tersebut

Ayah bunda Fenly dan Zweitson kaget mendengar ucapan dari dokter kemudian ayah bertanya kepada dokter

"Maksud dokter apa?" Tanya ayah sambil menatap dokter tersebut

"Anak bapak tidak bisa diselamatkan" ucap dokter tersebut

Bunda menangis histeris mendengar ucapan dari dokter tersebut dan tak lama kemudian bunda ambruk tepat di samping Zweitson

"Bunda bunda Bun bangun Bun" ucap Zweitson menangis sambil menahan bunda agar tidak jatuh

"Son yuk ajak bunda ke ruang rawat dulu" ucap Fenly mambantu Zweitson membawa bunda kesalahan satu ruang rawat di rumah sakit tersebut

Sementara ayah Masi setia berdiri di depan pintu IGD tersebut sambil menangis tak percaya akan hal ini

"GA GA MUNGKIN DOKTER BOHONG KAK GA MUNGKIN ANAK SAYA PERGI DOK" ucap ayah sambil menangis dan penuh emosi

"Maaf pak tapi ini sudah takdir pak" ucap dokter tersebut

"GA DOKTER BOHONG ANAK SAYA PASTI MASI ADA COBA DOKTER CEK LAGI DOK" ucap ayah lagi

"Maaf pak tapi anak bapak telah meninggal pak
Saya permisi" ucap dokter tersebut Kemudian meninggalkan ruangan tersebut

Kemudian ayah masuk kedalam ruangan IGD tersebut dan menatap sendu Tania yang terbaring tak bernyawa lagi disana
Kemudian ayah mendekati brankar Tania dan dilihatnya wajah Tania yang sudah pucat
Kemudian ayah mengusap lembut pipi Tania yang pucat tersebut

"Tania bilang sama ayah kalo ini bohongan kan sayang kamu masi bisa sembuh ya kan sayang" ucap ayah sambil menangis

"Tania kok kamu ga bangun-bangun sayang ayok bangun ini ayah loh Ayuk bangun sayang" ucap ayah menangis lagi

"Jadi ini beneran kamu udah ninggalin ayah sayang secepat ini kah kamu ninggalin ayah bunda sama kakak-kakak kamu?" Ucap ayah sambil menangis

"Katanya Tania nanti kalo udah sukses mau ajak ayah bunda sama kakak-kakak Tania keliling dunia tapi kenapa Tania malah ninggalin kita semua sayang" ucap ayah menangis lagi

Sementara itu di ruang rawat bunda

"Kak ini bohongan kan ya?" Ucap Zweitson sambil menangis

"Kakak harap iya ini cuma bohongan son" ucap Fenly menangis juga

"Kalo ini beneran Soni bener-bener belum siap sama ga kuat kak" ucap Zweitson menangis sejadi-jadinya

"Kaka juga son Kaka bener-bener belum siap dan ga ikhlas kalo ini beneran son" ucap Fenly kemudian menarik Zweitson kedalam pelukannya untuk menenangkan Zweitson

"Jujur kak kalo ini beneran Soni ngerasa bersalah banget kak coba aja tadi Soni ga ngijinin Tania lari kaya gitu mungkin ini ga akan terjadi kak" ucap Zweitson menangis di pelukan Fenly

"Soni ga boleh ngomong gitu son ini semua takdir son dan ini bukan karena Soni"ucap Fenly menenangkan Zweitson

Zweitson hanya diam mendengar ucapan dari Fenly

"Gw takut kalo ayah bakalan marah sama gw gara-gara hal ini" batin Zweitson

*Dret-dret-dret*

Kemudian Zweitson melepaskan pelukannya dari Fenly

"Kak ada hp Kaka bunyi" ucap Zweitson

Kemudian Fenly menggambil ponselnya dari sakunya dan melihat siapa yang meneleponnya
Tertera nama Fiki di layar ponsel Fenly kemudian Fenly mengangkat telpon tersebut

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang