50

277 39 3
                                    


Ga nyangka ya bakalan bisa sampai part 50😭.

Huhu seneng banget ga tau Kenapa.

Buat yang udah ngikutin cerita ini dari 1-50 makasi banget ya makasi sebanyak-banyaknya pokoknya ❤️.

Jangan lupa vote sama komen sebanyak-banyaknya ya.

Jangan lupa follow juga akun ini.

Selamat membaca 🤗.

••••

"Zwei sini nak"panggil ayah dengan nada sedikit lembut, sangat berbeda dengan sebelumnya.

Zweitson kemudian berjalan mendekati ayah dan bunda, diikuti oleh Fenly di belakangnya, kemudian Zweitson duduk di sofa bersamaan dengan Fenly.

"Zwei apa kabar?" Tanya bunda lembut.

Zweitson tersenyum.
"Jauh dari kata baik Bun"ujar Zweitson.

Bunda menatap Zweitson dengan tatapan kasihan jujur ia tidak tega mendengar ucapan dari anaknya ini.

"Tapi ga papa Bun, seenggaknya sekarang udah lebih baik karena zwei udah bisa balik kesini lagi"ucapnya lagi.

"Maafin bunda zwei,maaf..."ucap bunda lirih dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Tangan Zweitson kemudian mengusap lembut air mata bunda.
"Bunda ga salah bunda ga usah minta maaf sama zwei, seharusnya zwei yang minta maaf karena udah nyusahin bunda"ujar Zweitson lagi.

Bunda semakin tidak kuat menahan tangisnya kemudian bunda dengan cepat memeluk erat tubuh Zweitson.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Zweitson membalas pelukan dari bunda dengan air mata yang sudah menetesi pipinya.
Zweitson Sangat merindukan pelukan ini pelukan hangat dari bunda yang selama beberapa bulan ini tidak pernah ia rasakan lagi.

"Zwei"panggil ayah. Yang membuat Zweitson dan juga bunda melepaskan pelukannya.

Zweitson menatap ayah.

"Ayah mau bilang terimakasih sama zwei karena udah bisa dapetin nilai yang bagus dan sempurna ayah bangga sama zwei"ucap ayah kepada Zweitson.

Zweitson yang mendengar itu hanya diam tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya baru saja. Apa itu ayah bilang dia bangga dengan dirinya? Apakah ini mimpi? Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan Zweitson.

"Ayah cuma mau bilang sesuatu sama zwei sekarang, dengerin baik-baik ya. Ayah ga akan marah kalau misalnya zwei bakalan benci sama ayah setelah dengar cerita ayah ini"

Zweitson yang mendengar penuturan ayah hanya menganggukkan kepalanya.

"Zwei inget karena apa zwei di usir dari rumah ini dulu?"tanya ayah kepada Zweitson.

Zweitson menarik nafasnya pelan dan memejamkan matanya ia sangat berat rasanya untuk mengingat kembali kejadian beberapa bulan yang lalu,lebih tepatnya setelah kepergian Tania—adiknya.
Zweitson hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, rasanya Zweitson saat ini sangat susah untuk berbicara entah karena apa itu dirinya tidak tau.

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang