27

184 36 6
                                    

Kemudian bunda membuka pintu rumahnya setelah itu bunda masuk kedalam rumahnya dan di susul oleh Fenly Fiki dan Zweitson.
Dan Zweitson Masi di papah oleh Fenly dan Fiki
Setelah masuk kedalam rumah terlihat ayah yang sedang menonton televisi di ruang tengah sendirian
Kemudian mereka berempat mendekat ke arah ayah

"Loh yah kok sendirian Tania mana?" Tanya bunda

"Tania tidur katanya ngantuk tadi" ucap ayah kemudian menoleh ke arah mereka berempat

"Manja sekali kamu baru sakit gitu aja udah harus di papah dasar lemah" ucap ayah yang melihat Zweitson di papah oleh Fenly dan Fiki

Apakah hati Zweitson sakit mendengarkan ucapan ayah? Sakit sakit sekali bukan rasanya jika dikatakan seperti itu oleh ayah sendiri bukan
Rasanya Zweitson ingin sekali menangis dan marah untuk saat ini tapi Masi ia tahan jika ia nangis pasti akan dibilang cengeng oleh ayah jika ia marah sangat tidak mungkin bukan apalagi ini ayahnya sendiri ia tidak akan tega
Makanya sekarang Zweitson hanya diam saja mendengarkan ucapan dari ayahnya.

Fiki menoleh ke arah Zweitson dan ia melihat Zweitson menundukkan kepalanya kemudian memegang kuat pundak Zweitson guna memberitau  Zweitson untuk semangat dan tidak bersedih.

Zweitson kemudian menatap Fiki dan tersenyum setelah itu ia kembali menundukkan kepalanya.

"Ayah apa-apaan sih ayah kalo ga tau apa yang terjadi mending diem aja ayah ga liat apa nih muka Soni  Masi pucet terus kondisi dia juga masi lemes gini yah" ucap Fenly tak terima Zweitson dikatakan seperti itu

"Alah palingan dia cuma drama aja itu biar dikasiani sama kalian" ucap ayah menatap sinis Zweitson

Apa ayahnya bilang dia hanya drama? Sungguh Zweitson sangat tidak menyenangkan ayahnya berkata seperti itu pertama kali dalam hidupnya mendengar ucapan seperti itu dari ayahnya dan ucapan tersebut di berikan kepada dirinya
Sungguh sakit sekali rasanya bukan

"Ayah-

"Udah fen mending kamu sama Fiki bawa Zweitson ke kamarnya aja biar dia bisa istirahat ya kasian Zweitson pasti Masi lemes banget itu" ucap bunda motong ucapan Fenly karena bunda tidak mau melihat anaknya marah kepada ayahnya sendiri

Kemudian Fiki dan Fenly menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan ayah dan bunda tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Yah kamu bisa ga sih jangan seperti itu kepada Zweitson yah kasian dia emangnya ayah ga kasian liat Zweitson kaya gitu?" Ucap bunda kepada ayah

"Ga Bun lagian ayah yakin dia cuma pura-pura aja tuh biar bisa dapet perhatian dari kita"

"Yah bunda ga habis pikir sama ucap ayah tadi bisa-bisanya ayah bilang Zweitson cuma pura-pura?
Ayah ga liat apa gimana pucetnya muka Zweitson tadi yah ayah ga liat
Liat juga kondisi Zweitson Masi lemah ayah malah bilang dia pura-pura, Bunda heran kenapa ayah bisa bersikap seperti ini kepada Zweitson apa Masi karena kejadian waktu itu?
Yah itu udah lama lagian Tania juga baik-baik aja bukan tapi kenapa ayah masi kaya gini sama Zweitson kenapa yah"

"Ya Bun emang udah lama tapi ayah belum bisa terima akan hal itu Bun"

"Ga terima apa lagi yah"

"Ya ayah ga terima dulu Tania masuk rumah sakit karena Zweitson dan bunda lupa ada hal fatal yang bisa terjadi sama Tania gara-gara kejadian itu Bun dan itu semua karena Zweitson"

"Itu takdir yah bukan karena Zweitson
Bunda ga lupa yah bunda inget
Terus bunda mau nanya sama ayah emangnya dengan cara ayah bersikap seperti ini kepada Zweitson bakalan bikin Tania baik-baik aja dan hal fatal itu ga terjadi?"

"Alah udah ayah mau liat Tania aja sakit telinga ayah denger nama anak itu" ucap ayah kemudian pergi dari hadapan bunda

"Bunda kecewa sama ayah
Zweitson kamu yang kuat dan sabar ya bunda yakin ayah pasti bakalan berubah nantinya" ucap bunda sambil menangis

Sementara itu di kamar Zweitson
Zweitson telah berbaring di ranjangnya Fiki dan Fenly duduk di pinggir ranjang Zweitson

"Kak Fik boleh keluar ga Soni mau sendirian bentar aja ga papa kan?" Ucap Zweitson dengan suara yang bergetar

"Lo ga papa kan son?" Tanya Fiki khawatir

"Ga papa kok Fik boleh kan Lo sama kak Ovel keluar dulu"

Fiki menganggukkan kepalanya sementara Fenly

"Soni ga papa kan jujur sama Kaka?" Tanya Fenly

"Ga kok kak tenang aja Soni ga papa kok cuma pengen istirahat aja kak biar tenang gitu" bohong Zweitson

"Beneran?"

"Iya kak Ovel"

"Yasudah kalo gitu tapi kalo ada apa-apa panggil Kaka atau bunda ya" ucap Fenly tersenyum kepada Zweitson

"Iya kak" ucap Zweitson tersenyum kepada Fenly

"Owh ya son gw ijin pulang ya soalnya udah malem" ucap Fiki

"Iya fik thanks ya gw jadi ngerepotin Lo kaya gini"

"Sama-sama son sans aja udah ya" ucap Fiki tersenyum kepada Zweitson

Kemudian Zweitson tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Fenly dan Fiki keluar dari kamar Zweitson

Di dalam kamar Zweitson ia hanya melamun dan menatap salah satu foto yang ia pegang saat ini yaitu foto dirinya dan ayahnya
Di foto tersebut terlihat senyum bahagia dari mereka berdua
Zweitson menatap foto tersebut dan ia tidak menyadari bahwa air matanya telah jatuh dan membasahi pipi mulus nya itu

"Yah Zweitson kangen sama ayah yang dulu yah kangen kangen banget malah" ucap Zweitson sambil menangis

"Yah biasanya kalo zwei sakit gini ayah yang paling khawatir ayah yang paling takut zwei kenapa-kenapa ayah yang selalu nyiapin bubur buat zwei kalo lagi sakit gini..
Tapi kenapa sekarang ayah udah berubah ayah Sekarang malah marah sama cuek kalo zwei sakit kenapa yah?
Ayah Masi marah Masi benci sama zwei?" Ucap Zweitson dengan air mata yang terus mengalir di pipinya

"Yah zwei boleh ga iri sama Tania sekarang ya karena Tania lebih sering dapet perhatian dari ayah sekarang
Boleh ga yah?
Tapi kalo zwei iri sama Tania pasti ayah bakalan marah sama zwei terus pasti bentak zwei bahkan nampar zwei kaya Waktu itu"

"Yah zwei jadi kangen deh di peluk sama ayah kapan ayah bakalan peluk zwei lagi?" Ucap Zweitson sambil menangis dan mengusap lembut foto yang ia pegang

"Yah rasanya sekarang zwei pengen muter Waktu deh yah
Ya biar zwei bisa deket lagi sama ayah
Terus ayah ga gini sama zwei"

"Jujur yah zwei ga tau gimana caranya biar ayah ga marah sama zwei yah
Ayah zwei juga pengen tau apa alasan ayah kaya gini sama zwei"

"Ayah zwei kangen ayah"

"Kita emang Deket yah tapi cuma raga kita tapi hati kita ga"

"Zwei harap nanti ayah bisa balik ke ayah yang dulu ya" ucap Zweitson dan memeluk foto yang ia pegang

Namun saat memeluk foto tersebut tiba-tiba.....
.
.
.
.
.
.
.



Kemarin abis nonton un1ty cam terus liat ini langsung gemes aja liatnya 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin abis nonton un1ty cam terus liat ini langsung gemes aja liatnya 😭

Jangan lupa mampir ke cerita author yang satunya lagi ya judulnya 'apa mungkin bisa?' btw author juga up part terbaru di cerita itu

Selamat membaca 🤗

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang