43

166 40 4
                                    

"son makan dulu napa biar bisa minum obat nanti,kalo udah minum obat Lo cepet sembuhnya jadi yuk makan dulu" ucap Fiki yang sendari tadi membujuk Zweitson, karena dari tadi Zweitson tak mau menyentuh bubur yang di sediakan oleh pihak rumah sakit

Zweitson tetap menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau memakan bubur tersebut.

"Son katanya Lo pengen cepet keluar dari sini katanya Lo pengen cepet sembuh,makan dulu yuk" ujar Fiki dengan suara yang lembut

"Ga ada gunanya juga gue cepet sembuh,kalau kenyataannya ayah pengen gue pergi mungkin dengan cara ini gue bisa pergi selama-lamanya dari hadapan ayah sama bunda,dan mungkin itu bakalan buat ayah seneng" ujar Zweitson lirih seraya menatap langit-langit rumah sakit tersebut

Fiki menggelengkan kepalanya cepat
"Ga Lo ga boleh ngomong kaya gitu.... Ga ada orang tua yang rela anaknya pergi,gue yakin kemarin ayah Lo ngomong gitu karena masi emosi aja son
Lo percaya sama gue.... Ya biar pun yang Lo bilang itu bener" Zweitson mengerutkan keningnya mendengar penuturan Fiki,Fiki yang paham maksud Zweitson langsung melanjutkan ucapannya

"Maksud gue biar pun ayah Lo udah ya ga sayang sama Lo atau ga kaya ayah Lo yang dulu... Setidaknya Lo masi punya kakak yang sayang banget sama Lo,yang selalu ada buat Lo,yang ga pernah berhenti ngebela Lo.  Bahkan dia juga rela ikut pergi dari rumah demi Lo,rela ngelawan ayah sama bunda Lo demi ngebela Lo dan rela ngelakuin apapun demi Lo.... Dan Lo juga masi punya gue sahabat Lo yang bakalan selalu ada buat Lo dalam situasi apapun itu jadi Lo jangan pernah berpikiran gitu lagi dan jangan pernah ngerasa sendirian"

Zweitson yang mendengar merasa terharu dan juga senang. Setidaknya Masi ada yang peduli dengan dia
Kemudian Zweitson menatap Fiki dan tersenyum tulus "makasi Lo udah selalu ada buat gue sama kakfen juga" ujar Zweitson tulus

Fiki menganggukkan kepalanya
"Itu udah tugas gue sebagai sahabat kalian"

Zweitson menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Yaudah nih makan dulu ya,sembuh buat gue sama kakfen ya" ujar Fiki seraya menyodorkan satu sendok bubur ke depan Zweitson.

Dengan senang hati dan Tapan penolakan Zweitson menerima bubur tersebut
Fiki tersenyum senang karena akhirnya ia berhasil membujuk Zweitson
Kemudian Fiki mulai menyuapi Zweitson bubur lagi hingga bubur tersebut habis dan Fiki mengabilkan obat Zweitson dan memberikannya kepada Zweitson.
Setelah itu Fiki duduk di samping brankar Zweitson.

"Gimana kondisi Lo udah baikan?"

"Lumayan"

"Syukurlah kalo gitu"

Karet

Fiki dan Zweitson menoleh ke arah pintu dan mereka melihat Fenly disana yang baru selesai makan di kantin rumah sakit.
Kemudian ia berjalan mendekati Zweitson dan Fiki

"Pik Lo makan dulu gih sana biar gue yang ngejaga soni disini"

"Siap kak,son gue makan dulu ya"

Zweitson menganggukkan kepalanya dan tersenyum
Kemudian Fiki mulai keluar dari ruangan Zweitson.

Fenly mendudukan dirinya di kursi samping brankar Zweitson.
Sambil mengusap lembut rambut Zweitson.

"Soni udah makan?" 

Zweitson menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Udah minum obat?"

Dan Zweitson masi melakukan hal yang sama yaitu menganggukkan kepalanya.

Fenly tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya
"Bagus! Kalo soni kaya gini kan soni bisa cepet sembuh, semangat buat sembuh ya!"

Zweitson tersenyum melihat tingkah Fenly
"Pasti kak" "soni bakalan berusaha sembuh demi Kaka, kalau bukan karena Kaka sama piki mungkin soni udah nyerah dari dulu" lanjut Zweitson membatin

"Bagus!,soni lain kali kalo soni kenapa-kenapa jangan takut buat ngomong sama Kaka apalagi menyangkut soal kesehatan gini
Jujur Kaka kemari panik banget liat soni kaya gitu, apalagi waktu itu muka soni pucet banget Kaka khawatir banget.... Jadi Kaka mohon kedepannya kalo soni kenapa-kenapa langsung cerita aja sama Kaka jangan ada yang di tutup-tutupi lagi ya" ucap Fenly sambil menatap sendu ke arah Zweitson

Zweitson menundukkan kepalanya
"Tapi soni ga mau Kaka jadi repot gara-gara soni sakit"

"Kaka malah seneng kalo direpotin sama soni karena itu udah jadi tugas seorang Kaka kepada adiknya.... Jangan punya pikiran kaya gitu lagi Kaka ga suka" ujar Fenly kemudian bangkit dari duduknya dan memeluk Zweitson erat seakan tidak ada yang boleh memisahkan mereka.

Zweitson membalas pelukan Fenly dan tersenyum
"Makasi Kaka udah selalu ada buat soni makasi banyak kak! Tetep kaya gini ya jangan berubah kaya mereka"

Fenly menganggukkan kepalanya dan mengusap lembut rambut Zweitson.
"Kaka bakalan selalu ada di samping soni sampai kapanpun itu, Kaka juga bakalan selalu ngelindungin soni"

Zweitson tersenyum dan menganggukkan kepalanya
Ia bersyukur karena sekarang ia masi punya Fenly yang menyayanginya dengan tulus dan siap pasang badan untuk melindungi dirinya. Dan ia juga yakin bahwa Fenly akan selalu ada untuknya sampai kapanpun itu.

Fenly melepaskan pelukannya dan menatap Zweitson sambil tersenyum.
"Jangan pernah ninggalin Kaka juga ya,Kaka ga tau akan sehancur apa dunia Kaka tanpa soni" batin Fenly

"Gimana kondisi soni udah mendingan kan?"

"Udah kak,ya Walaupun masi pusing dikit"

"Syukurlah kalo gitu,udah sekarang mending soni istirahat dulu biar cepat sembuh ya"

Zweitson menganggukkan kepalanya dan mulai memejamkan matanya.
Fenly menatap wajah Zweitson yang tenang ketika tidur seperti tidak ada masalah di hidupnya jika boleh Fenly ingin melihat wajah tenang Zweitson saat ia bangun nanti,bukan wajah yang selalu murung, dengan tatapan sendu,dan yang pasti wajah dengan kesedihan.
Fenly menatap iba,belum masalah kemarin selesai sekarang Zweitson sudah mendapatkan masalah baru yaitu tuduhan dari pak Aryo dan bahkan sekarang ia juga diusir dari rumah bukan itu saja teman-temannya yang lain juga pasti akan menjauhi Zweitson sekarang kecuali Fiki.
Sungguh kenapa masalah selalu saja menghampiri Zweitson kapan Zweitson akan hidup bahagia tanpa beban yang sekarang ini ia pikul. Pikir Fenly

☁️☁️

"Ayah Fenly kemana dia yah bunda takut kalau sampai terjadi apa-apa sama Fenly yah" ujar bunda yang masi khawatir akan kondisi Fenly sekarang ia sangat khawatir sebab Fenly belum pulang ke rumah.

"Bunda bunda tenang dulu ya,nanti ayah bakalan coba nyari Fenly lagi sampai ketemu dan ayah bakalan bawa Fenly pulang kesini lagi,tapi tidak dengan Zweitson" ujar ayah dengan penuh penekanan di kalimat terakhirnya.

Bunda menganggukkan kepalanya
"Pokoknya ayah harus cari Fenly sampai ketemu ya"

Ayah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Ini semua gara-gara anak sialan itu Fenly berani pergi dari rumah karena anak itu awas saja nanti kamu anak sialan" batin ayah

"Bunda kangen sama Fenly,Fenly cepet pulang nak, seharusnya kamu ga usah ikut pergi sama Zweitson seharusnya kamu tetep diem di rumah dan biarin Zweitson pergi sendiri" batin bunda
_
_
_
_
_

Selamat membaca 🤗

Jangan lupa vote ❤️

Komen sebanyak-banyaknya juga ya💬

Jangan lupa follow akun ini juga ya ✨

Jangan lupa mampir juga ke cerita author yang baru judulnya,"ANAK BARU"

Jangan lupa mampir ya❤️

Sekian dari author terimakasih 🤗.

See you di part selanjutnya 👋❤️.

About Zweitson Thegar ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang