~ 26 ~

538 93 3
                                    


" satu suap lagi [name] "

" nggak kak... udah ih "

" cepet! "

       bibir [name] manyum cemberut, ia sungguhan udah kenyang. malah sebenarnya dia udah enek, bukan enak sama makanan nya. keiji melihatnya menghela nafas kemudian menepuk pundak hajime pelan.

" udah, gak papa. yang penting dia udah makan sebagian ". ujar keiji. 

" hahh... yaudah, nih minum tapi jangan langsung abisin! ", kata hajime memberikan segelas air.

" kak hajime aneh, tadi pas makan disuruh abisin tapi ini minum, gak boleh dihabisin ". celetuk [name] menatap datar ke hajime. 

" heh! sebagian lagi untuk minum obat goblok "

" owhh... ngemeng dong kak "

      setelah minum obat, hajime membereskan piring, gelas, dan meletakkan nya kembali ke nampan. [name] menghela nafas pelan karna perutnya jadi agak mual karena dipaksa makan. 

" oi, [name] ". panggil hajime.

" hu? ". [name] menatap ke hajime. 

" kenapa lo ngenalin diri lo tanpa marga nishito, bahkan lo sampek ngaku kalo lo itu pembantu disini? kenapa gak lo kasih tau yang sebenarnya aja? ". ujar hajime kali ini menatapnya dengan tatapan sendu. 

" ya.. gak ada, cuman pengen aja ahahaha". ujar [name] tertawa. 

       hajime berdecih kemudian memegang kedua lengan [name] dan sedikit mencengkramnya, keiji hendak menegur tapi ia urungkan karna hajime tampak serius. 

" kakak lagi serius [name]! jawab kenapa?! apa kau tidak mau mengakui kami sebagai saudara mu, meski itu hanya saudara tiri? atau memang sejak awal kau-". desak hajime.

" gw belum ngerasa pantas kak... ". lirih [name].

" hahh??? apa maksud mu ". ujar hajime tidak mengerti. 

     kedua tangan [name] terkepal kuat, sulit ia mengatakan nya. kemudian tangan hangat terulur mengusap pucuk kepala nya membuat [name] mengadahkan kepalanya menatap keiji yang tengah mengusap kepalanya sambil tersenyum lembut. 

" bilang aja [name], kita bakal berusaha nerima alasan mu kok. ". ujar keiji tersenyum.

" huff, kakak tau kan kalo [name] itu keras kepala, susah diatur malah gak suka diatur ini itu, suka keluyuran bahkan udah malam, dan ya ... kalian tau pas pertama kali kalian ke rumah trus papa minta ijin buat nikah lagi sama bunda awalnya [name] mau nolak karena gak mau bunda sakit hati atau sakit fisik karna anak cowok lagi ". ujar [name] sedikit menjeda. 

" karna mantan suami bunda itu brengsek kurang ajar dan gara gara dia juga [name] dapat trauma akan rumah sakit trus suntik infus juga, tapi [name] bisa liat pancaran bahagia dari ekspresi bunda makanya [name] ijinin dan sekarang [name] ngeliat sendiri kalo bunda senang trus sama papa ". ujar [name] melanjutkan kalimatnya. 

" dan juga, dari yang kuliat tobio gak terlalu suka ama cewek. sebenarnya [name] denger perdebatan kecil kalian waktu pertama kali pindah kesini, tapi [name] ngambil sisi positif. mungkin karena [name] saudara tiri makanya dia kayak gitu ". [name] menunduk kan kepalanya.

grepp!!

    hajime tidak tahan, ia merengkuh tubuh [name] dan memeluknya begitu erat. kedua mata [name] melebar kala merasakan bajunya basah, hajime menangis? kenapa? seharusnya yang menangis disini itu [name].

" kenapa lo mikir gitu sih [name]. kita nerima lo apa adanya, terserah mau lo gimana. yang penting lo udah jadi saudara kita, gak usah pentingin kasta tiri atau kandung... yang penting kita sekarang saudaraan ". ujar hajime memeluk erat [name] dan meletakkan kepalanya di bahu kanan nya. 

Five BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang