~ 52 ~

402 72 3
                                    


" sho, shoyou~ "

     Kenma mengguncang pundak adik perempuan nya yang bengong menatap perginya si surai biru navy ke kamar. Setelah beberapa kali guncangan pelan shoyou tersentak menatap kakaknya.

" a-ah, kenapa kak? ". Tanya shoyou.

" ngeliatin apa? Serius banget ". Celetuk kenma dengan tatapan datarnya.

        Tiba tiba shoyou langsung teringat perut atletis tobio, berbentuk kotak bagai roti sobek yang menggugah selera. Ditambah lagi dengan sedikit keringat yang mengalir membuat rona merah kembali menjalar memenuhi wajah gadis surai jingga itu.

" eng-enggak liat apa-apa ". Ujar shoyou gugup.

" ah masa~ muka nya merah lho, yakin??~ ". Goda kuro menyeringai.

" y-yakin kok! ". Bantah shoyou.

" hmm~ otak nya mikirin apa sih? Ah~ pasti perut-"

Bugh!!

       Sebuah benjolan besar mencuat keluar dari kepala kuro yang baru saja dipukul oleh kenma yang geram pada dirinya. Daichi dan yang lainnya hanya menonton sambil tertawa kecil dan tersenyum.

" jangan bikin adek gw jadi mesum kucing garong ". Ujar kenma.

" y-ya kan cuman nerka doang ken, astaga. Lagian kamunya jugak tau kan kalo shoyou mikirin tobio tadi? " ujar kuro mengusap kepalanya yang benjol.

" ya tau, tapi gak usah di perjelas bego ". Balas kenma.

" ah iya, gimana kalo kita makan malam bareng? Masakan nya udah siap-"

Prangg!

     Mereka semua terkejut mendengar suara benda pecah yang berasal dari dapur, keiji dan daichi saling lempar pandangan lalu mengingat tadi [name] turun lalu memasuki dapur.

      Sontak mereka berlari menuju dapur dan melihat [name] yang lagi memunguti pecahan piring keramik putih di dekat wastafel, bahkan perban tangan [name] sedikit mengendur.

" dek! Kamu gak papa? ". Pekik daichi khawatir langsung menghampiri.

" hahh.. nggak papa, piringnya kesenggol tadi, sorry. Ahk! "

Tes

      Setetes cairan merah pekat turun jatuh ke lantai, jari manis [name] tertusuk ujung pecahan kaca membuatnya memekik sakit kaget.

" gak usah di pungut lagi dek! Udah biar kakak aja yang beresin, chikara ambil p3K, urus tangan [name] ". Ujar daichi.

      [name] menundukkan kepalanya hingga beberapa helai rambutnya menutupi wajahnya kemudian chikara menuntunnya menuju ruang keluarga yang disana ada kotak p3K.

      Kenma dapat melihat tangan kanan gadis yang dituntun chikara itu bergetar ntah kenapa. Disampingnya shoyou menatap khawatir pada [name], jadinya ia memilih untuk mengikutinya bahkan belum sempat kenma mencekal tangannya.

      Sekarang ini [name] duduk bersandar pada dinding dengan kedua kaki menekuk menyamai dada. Ia menghapur darah yang keluar dari tangannya dengan ujung bajunya dan hendak mengeluarkan serpihan kaca yang tersangkut masuk ke jarinya.

      Ia menggigit bibir bawahnya menahan sengatan rasa sakit yang dikirim sel saraf tangannya hingga serpihan itu keluar bersamaan dengan darah yang ikut keluar juga.

" sini dek tangannya, biar diobatin ". Ujar chikara yang kini sudah disampingnya.

       Sebetulnya [name] malas sih diobatin, toh luka dijarinya juga bentar lagi ketutup tapi ia menurut saja. Kemudian ia melihat shoyou yang berdiri tak jauh dari sana memperhatikan dirinya yang di obati chikara.

Five BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang