~ 69 ~

337 72 20
                                    


" aku bentar keluar ya bunda ". 

   begitu mendengar pamitan dari keiji, sang bunda mengangguk sembari tersenyum. samiko mengerti anaknya hanya sejenak keluar untuk sekedar menghirup udara segar, lalu akan kembali beberapa saat lagi. 

    setelah keiji keluar dari dalam kamar, samiko menatap sendu ke arah putri satu-satunya. gadis itu tengah duduk sambil bersandar pada bantal di belakangnya, kepalanya menghadap ke arah jendela meski ia tidak tau benda persegi itu ada disana. 

    sesak rasanya saat mendengar kabar tentang kondisi sang anak, bahkan ia tak dapat menahan tangis nya saat itu. keiji juga sempat menangis mendengarnya, namun kemudian ia menenangkan sang bunda. 

    samiko tidak mengerti kenapa dunia sangat menguji putrinya, kesalahan apa yang telah dilakukan anaknya hingga membuatnya berakhir seperti sekarang. 

    [name] terlahir sebagai anak perempuan yang tidak di inginkan sang ayah, berakhir harus dengan sabar mencari perhatian sang ayah namun berujung menimbulkan trauma pada dirinya dan sang gadis. 

     kini dengan keluarga barunya yang awalnya baik-baik saja malah nyatanya jadi kebangkitan dari diamnya sang gadis. samiko yakin sikap [name] kedepannya akan seperti apa, dia sudah mengenal anak itu dari lahir bahkan di dalam rahimnya. 

' bunda harap kedepannya kamu mendapatkan kebahagiaan mu [name], apapun itu dan bagaimana pun kebahagiaan mu akan bunda terima '. batin samiko pedih. 

    sementara itu [name] yang dalam diamnya, tengah memikirkan kembali kejadian yang terjadi belum lama ini. terushima, kenma, dan kakaknya chikara sempat datang kemari untuk menjenguknya sekalian menanyakan beberapa pertanyaan yang ia yakini merujuk pada bukti kejadian itu.  

    kedua tangan [name] tiba-tiba saja terkepal erat meremas selimut yang menutupi bagian kakinya tanpa samiko sadari, pendengarannya menangkap sesuatu yang mengganjal dari luar kamar dan perasaan nya mendadak tak nyaman serta bergemuruh. 

tok tok tok 

    mendengar ketukan pintu, samiko dengan segera melangkah untuk membukakan pintu. begitu pintu terbuka samiko terkejut melihat dua orang pria yang salah satunya polisi dan satunya mengenakan pakaian kerja formal, jelas itu membuat hatinya jadi cemas. 

" ada apa ya, bapak sekalian? ". tanya samiko. 

" apa benar ini kamar pasien bernama [surename][name]? ". ujar pria polisi tersebut bertanya balik. 

" iya benar, ada perlu apa dengan anak saya? ". 

    sejenak kedua pria diam dan saling tatap menatap satu sama lain, kemudian mengangguk. pria yang mengenakan pakaian formal mengeluarkan sebuah lencana pihak perlindungan anak dari saku nya. 

" kami dari pihak perlindungan anak dan pihak kepolisian mendapat kasus bahwa putri anda [surename] melakukan tindakan kekerasan pada dua orang siswa dari sekolah kosaka yang dimana ia menghajar kedua anak itu hingga masuk rumah sakit disini ". jelas pria tersebut. 

" tapi putri saya juga sampai masuk rumah sakit, bahkan keadaan nya terbilang parah pak ". ujar samiko yang tidak terima lantaran mereka berujar seolah [name] adalah dalang semuanya. 

" bunda ". panggil [name] dari dalam mengalihkan pandangan mereka padanya. 

" biarkan saja mereka masuk ". ujar [name]. 

      dengan berat hati akhirnya samiko membuka pintu nya sedikit lebih lebar guna memberi ruang agar kedua pria itu dapat masuk. 

" benar kamu [surename][name]? apa kamu tau alasan kami berdua datang kemari ". ujar pria berpakaian formal. 

Five BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang