~ 62 ~

386 85 15
                                    

[ masih ada gak ya yang nunggu cerita ini 😥😓] 


     Langit masih menunjukkan nuasa gelap nan sunyi nya, namun langit malam kali ini tidak menampakkan bulan dan bintang-bintang yang biasanya terbentang luas di angkasa lantaran di tutupi oleh awan abu abu gelap dengan sedikit gemuruh.

    Seorang gadis yang berada di dalam kamar melihat langit malam yang mendung dari jendela kamar yang dimana ia tengah duduk di kursi belajarnya, pandangannya kembali berfokus pada layar computer yang menyala dan menampilkan beberapa data serta informasi.

    Tangan kirinya yang menganggur di atas permukaan meja belajar meraba area meja dan meraih benda elektronik berbentuk persegi panjang, ibu jarinya menekan tombol power hp yang guna untuk menghidup-matikan hp.


04.15


' hm? baru jam 4? Kirain dah jam lima '. Pikirnya melirik lockscreen hp nya.

      Ia menyandarkan punggung yang ntah sejak kapan membungkuk, bahkan ia tidak ingat jam berapa dirinya berada di meja belajar sambil menatap computer dengan tatapan sayu, atau bahkan dirinya tidak ingat apakah tadi sempat tidur atau tidak.

     Kedua tangannya saling mengaitkan satu sama lain sembari mengangkatnya ke atas, bersamaan ia merileks-kan tubuhnya yang mendadak tulang nya kaku apalagi di bagian tulang punggung.

Krek...krek..krk

" ahh~ kimochi~ ". Ujarnya setelah tulangnya sedikit berbunyi selepas perenggangan tadi.

      Dilanjutkan dengan menelengkan kepalanya ke kanan-kiri membuat suara kretekan itu kembali terdengar, dilanjutkan dengan jari kanan dan kiri lalu tulang tangan dan lengan serta bahu.

      Setelah itu kembali ia menyandarkan punggungnya yang terasa sedikit berat pada sandaran kursi sembari mengadahkan kepalanya menatap langit-langit kamar. Sejenak ia terdiam lalu menghela nafas panjang.

' rasanya saya pengen bunuh diri, yaa tuhan... bolehkah saya bund-'

Zhing~!!!

GRRDDAR!!!

" Hihk! ". Pekiknya kaget.

      Dirinya yang tadi tengah sedikit melamun langsung terjingat kaget sampai melompat langsung dari posisi duduk di atas kursi jadi meringkuk di atas tempat tidur. Jantungnya berdetak dengan cepat sedetik setelah suara Guntur yang begitu kuat.

' gak jadi tuhan, nggak. Hamba gak jadi bundir, hamba akan tetap menjalani hidup meski itu penuh dengan masalah atau cobaan dari mu-'

Jder!

       Guntur kembali terdengar meski tidak sekuat tadi namun mampu membuat gadis itu yang tak lain adalah sang MC cerita kita, nishito [name].

' buset dah, serba salah '. Batinnya.

Gruuhh...gruhh

' eh iya iya, nggak ngeluh, nggak ngeluh hehe '. Batinnya kembali berkata sambil mengulas senyum manis di hati meski sedikit terpaksa.

      Ia menunggu beberapa menit dengan tampang melongo seperti orang bodoh tersesat di jalan lalu menghela nafas pelan, niat tadi mau curhat dan bertanya apakah dirinya boleh bunuh diir malah di marahi lewat Guntur dan kilat, kan ngeri.

Tok tok tok

" heh?! ". Desisnya pelan saat mendengar ketukan pintu.

      Manik matanya menatap lamat lamat pintu, tidak. Bukan pintu melainkan bawah kolong pintu yang dimana ada sebuah bayangan hitam disertai sedikit cahaya putih.

Five BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang