14 : Benci

3.3K 305 3
                                    

Jeno menyandarkan punggungnya di kaca yang menjadi pembatas antara balkon dan kamarnya.

Malam ini langit sangat cerah, tidak ada bintang yang mengotori biru hitamnya. Jeno suka itu.

"Huuufffff."

Kepulan asap rokok terbang dengan cantik di depan wajahnya. Akhirnya rumahnya sudah tenang.

Bersebelahan dengan kamar Jaemin sungguh membuat hidupnya terganggu.

Teriakkan Papa yang marah. Omelan-omelan Mama yang menyakitkan telinga. Lalu tangisan Jaemin. Suara-suara itu mengganggu hidup Jeno.

Mungkin, Jaemin sudah tidur. Setelah drama rokok yang Jeno ciptakan membuat keributan parah di rumah, tentu Jeno senang.

Tapi kali ini, Jeno sebenarnya agak merinding mendengar suara cambukan itu. Biasanya Papa hanya akan marah, menampar atau memukul, bukan mencambuk.

Jeno mengacak-acak rambutnya.

"Cuma cambuk, ngga akan sakit." ucapnya dalam hati terus-menerus.

"Lagipula Jaemin sabuk hitam. Sakit itu bukan apa-apa." ucapnya menegaskan fikirannya.

Jeno menghisap kuat lagi batang rokok kelimanya. Kali ini juga ada sebotol wine, hadiah dari teman konglomerat yang Jeno sembunyikan.

Gluk Gluk

Jeno itu kuat minum alhokol, jadi besok sekolah tidak akan berefek apa-apa.

Jeno tiba-tiba teringat ucapan para pembantunya yang bergosip saat Jeno melewati dapur kotor tadi.

"Pak Suho benar-benar mengerikan. Bukankah kasus ini bisa kita laporkan sebagai KDRT? Apalagi korbannya anak-anaknya sendiri." ucap Bibi.

"Iya benar kita laporkan saja." ucap Bibi yang lain.

"Apa kalian gila?! Bagaimana nasib kita kalau melapor, kau tidak tahu uang Pak Suho sebanyak apa! Yang ada kita yang akan mendekam di penjara!" ucap Bibi lainnya.

"Hahhhh sialan, aku merasa semakin tua kerja disini. Aku yang hanya pembantu saja sudah tekanan batin, bagaimana Den Jaemin." ucap Bibi.

"Aku benar-benci dengan Den Jeno yang diperlakukan terlalu istimewa. Bukankah Den Jaemin juga berhak mendapatkannya? Dia benar-benar anak yang tamak." ucap Bibi yang lain.

"Huss, jangan bicara seperti itu." ucap Bibi.

"Kenapa? Aku sungguh kesal dengan Den Jeno, dia itu Kakak, tapi tidak pernah mau mengalah dan tidak peduli pada Adiknya. Bahkan kau dengar sendiri kalau dia memfitnah Den Jaemin merokok." ucap Bibi yang lain.

"Iya benar, aku juga percaya pada Bi Retno. Jadi benar kan dulu Den Jeno pernah merokok di balkon? Dia sangat menyebalkan rupanya." ucap Bibi lainnya.

"Sudahlah jangan membicarakan ini. Kita berdoa saja supaya Den Jaemin tidak apa-apa. Kita harus lebih memperhatikannya." ucap Bibi.

"Iya, aku setuju denganmu." ucap Bibi lainnya.

Jeno tertawa remeh. Berani-beraninya pembantu rendahan seperti mereka membicarakannya.

"Gue ngga akan biarin lo dapet perhatian. Sekecil apapun." ucap Jeno mematikan rokoknya ke asbak.

Drrtttt

Handphone Jeno bergetar, ada sebuah pesan masuk.

Nenek
Kakak Jeno, apa kabar?

Nenek
Jaemin sehat kan?

Nenek
Nenek ada waktu senggang besok.
Jadi mau main ke rumah sama Kakek.

Nenek
Kangen banget Nenek sama
kalian berdua.

Nenek
Besok luangin waktu buat Nenek ya.
Jaemin ngga balas pesan Nenek, dia pasti
udah ngebo ya?

Nenek
Kakak Jeno ditemenin Jaeminnya, sebentar lagi kan Jaemin ulang tahun.

Jeno menghembuskan nafas sejenak, lalu membalas pesan Neneknya.

Jeno
Ya Nek. Jaemin udah
tidur.

Jeno
Kita berdua sehat.

Nenek
Syukurlah. Kakak Jeno udah
siapin kado buat Adek?

Nenek
Jangan sampe lupa loh, nanti Adek
sedih.

Jeno menghela nafas.

Jeno
Maaf Nek, Jeno ngantuk.
Besok sekolah.

Nenek
Oh yasudah deh. Tidur
sayang, sampai ketemu besok ya.
Maafin Nenek ganggu malem-malem.

Nenek
Nenek cuma mau ngingetin Kak Jeno
kalo besok Jaemin ulang tahun.
Kakak Jeno kan sering lupa.

Nenek
Tolong disayang Adeknya.
Karena suatu saat cuma Adek yang
bisa nemenin Kakak Jeno kalo Mama Papa
ngga ada.

Nenek
Kakak Jeno ngerti kan maksud Nenek?

Nenek
Selamat tidur cucu Nenek.

Jeno mematikkan layar handphonenya tanpa membalas lagi pesan Nenek.

" Asal Nenek tau, Jeno benci banget Jaemin, Nek." ucap Jeno.

✏✏✏✏✏

Cerita ini hanya fiksi belaka. Mengandung banyak kata kasar. Pembaca harap tidak membawa cerita ke dunia nyata karena karakter semua tokoh hanya fiksi.

Cerita akan update dua hari sekali.

Tinggalkan bintang dan komentar pasti akan dibalas.

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang