56 : Menangis

2.6K 278 4
                                    

Suho berkacak pinggang saat Rose membawa pulang banyak sekali paper bag.

“Kamu belanja lagi?” tanya Suho.

Rose mengangguk.

“Iya. Gapapa kan sayang, sekarang uang kamu kan uang aku juga.” ucap Rose tersenyum.

“Iya sih, tapi untuk honeymoon kemarin saja kita sudah habis-habisan Rose.” ucap Suho.

“Ih habis-habisan gimana. Besok kan kita masih honeymoon, jadi segitu belum seberapa.” ucap Rose.

“Masih honeymoon? Tidak, ini hari terakhir saja.” ucap Suho.

Rose mengernyit.

“Loh kok gitu! Kita kan udah deal mau honeymoon dua minggu!” ucap Rose.

“Aku berubah pikiran. Ternyata melelahkan, aku tidak sanggup.” ucap Suho.

Rose melotot.

“Suho! Jangan seenaknya begini!” ucap Rose.

Suho menghela nafas.

“Aku lelah Rose. Aku sedang banyak pikiran!” ucap Suho.

“Jangan dipikirkan dulu! Kita honeymoon itu untuk refreshing juga Suho!” ucap Rose.

“Anakku Jeno masih masih di rumah sakit! Bagaimana aku tidak kepikiran?!” ucap Suho.

Rose duduk di sebelah Suho.

“Lalu? Dia kan ada Mamanya disana!” ucap Rose.

Suho menatap dinding kamar hotel.

“Kamu tau rasa cintaku pada Jeno sebesar apa kan Rose..” lirih Suho.

Rose memegang dagu Suho.

“Jeno pasti sudah tidak menganggapmu lagi. Jadi buang saja dia dari hidupmu. Akan kuberikan anak emas yang baru untukmu.” ucap Rose menyeringai.

Suho tersenyum miring, lalu mengusap pipi Rose lembut.

“Kau bisa?” tanya Suho.

“Tentu.” jawab Rose.

“Aku meragukanmu.” ucap Suho.

“Tidak ada yang bisa menggantikan Jeno dalam hidupku, Rose.” ucap Suho.

Rose berdiri, menatap Suho sengit.

“Kau merusak moodku Suho!” ucap Rose lalu pergi keluar kamar.

Suho menjadikan tangannya sebagai bantalan. Lalu menatap lampu hias diatasnya.

“Apa aku pulang dulu saja?” gumam Suho.

Suho baru sadar, rasanya sesak dan ada yang kurang karena dia tidak melihat Jeno sehari saja.

“Papa harus gimana Jen?” ucap Suho.

Drrrrtttt

Drrtttt

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang