35 : Selingkuhan Papa

3K 313 6
                                    

Jaemin mengancing jas biru navy nya, lalu berjalan penuh wibawa di restoran yang sudah ia booking satu jam kedepan.

“Silahkan.” waiters mengarahkan Jaemin dengan sopan ke meja yang di reservasi.

Jaemin sengaja memperlakukan selingkuhan Papa semewah ini untuk mengelabuhinya.

Penasaraan bagaimana Jaemin bisa mengajak makan siang bersama? Jawabannya mudah.

Jaemin menawarkan nominal investasi cukup besar pada sekertaris Rose. Sebelumnya, Jaemin meminjam nama temannya, Zhong Chenle agar Rose tertipu.

Jadilah Jaemin meminta bertemu langsung, tidak melalui sekertaris, namun langsung bertemu Rose.

“Maaf saya terjebak macet. Sudah menunggu lama?” tanya Rose akhirnya datang.

Jaemin tersenyum lalu menyambut Rose untuk duduk didepannya.

“Zhong Chenle?” tanya Rose tersenyum.

“Ya, benar.” jawab Jaemin.

Untung Rose tidak tau Jaemin. Mungkin Papa hanya mengenalkan Jeno padanya.

“Mari makan dulu, Nona.” ucap Jaemin tersenyum.

“No-Nona?” ucap Rose terperangah.

Jaemin tersenyum penuh arti.

“Ya. Nona Rose belum pantas dipanggil ‘Bu’.” ucap Jaemin menggoda.

Rose tersenyum malu.

“Benarkah begitu, Zhong?” tanya Rose.

Jaemin mengangguk.

Keduanya berbicara sambil makan.

“Saya tidak ingin terlalu kaku dengan Nona. Jadi kita bicara sambil menikmati makanan ini. Bagaimana?” tanya Jaemin.

“Baiklah. Terdengar menyenangkan.” jawab Rose tersenyum.

Jaemin tersenyum.

“Saya dengar cabang baru kali ini lebih besar dari cabang yang ada di Hawaii.” ucap Jaemin.

“Benar. Tentu saja saya berkeinginan membuat yang lebih besar dari cabang sebelumnya. Prospek bisnis ini di Indonesia cukup besar.” ucap Rose.

“Nona Rose sangat cermat. Saya setuju, masyarakat Indonesia memang tertarik hal seperti ini.” ucap Jaemin.

“Jadi, apakah anda benar-benar ingin berinvestasi pada perusahaan kami? Saya dengar dari sekertaris saya, anda menyebutkan nominal cukup besar.” ucap Rose.

“Tentu saja.” jawab Jaemin.

“Baiklah, saya sudah membawa surat kontraknya.” ucap Rose.

“Tidak perlu buru-buru, saya akan tanda tangan, tapi sebelum itu, bolehkah saya berbincang mengenai hal pribadi?” tanya Jaemin.

“Hal pribadi? Saya kira anda cukup sibuk untuk membicarakan itu.” ucap Rose senyum-senyum.

“Tidak begitu. Saya punya banyak waktu, Nona.” ucap Jaemin bertopang dagu.

Rose menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

“Bolehkah saya yang bertanya dulu?” ucap Rose.

“Silahkan Nona.” ucap Jaemin tersenyum.

“Anda terlihat muda dan menawan. Apakah anda pria yang masih sendiri?” tanya Rose.

Dia cukup blak-blakan- batin Jaemin.

“Saya masih sendiri. Tidak ada Nona-nona yang tertarik dengan saya.” ucap Jaemin.

“Ah, mana mungkin.” ucap Rose.

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang